Peace Before Storm

219 17 2
                                    

Chen Yi POV

Aku tak tahu apa yang kuharapkan akan kulihat saat kami turun dari pesawat, tapi yang jelas bukan Papa berlari mendekati kami dengan wajah panik karena mendapati aku dan Ai Di keluar sambil berpegangan tangan.

Snap...

Pria itu menarik lepas tangan kami yang bergandengan dan langsung memeluk Ai Di dengan posesif. Dia bahkan menatapku tajam seolah aku telah menginjak ekor kucing peliharaannya tanpa sengaja.

'Padahal beberapa hari yang lalu dia masih bilang dia menyayangiku seperti putranya sendiri...' batinku,

"Ai Di! Ada apa?

Apa yang terjadi? Kenapa Chen Yi menarikmu?"

Papa langsung saja memberondong Ai Di dengan banyak pertanyaan, meski pria itu masih nampak terkejut karena ditarik paksa dariku.

"Itu tidak..."

Hhhh...

Hhh...

"Astaga Zhong Yi... Bisakah kau tak berlari seperti itu? Kau mengejutkanku, ni che dao ma?" omelnya,

"Putramu menarik-narik Ai Di!" adunya, "Dia pasti memaksa Ai Di melakukan sesuatu, tse ma?"

"Papa... Ni tai duo le...

Kau bilang, aku juga putramu bukan?" protesku,

"Tapi masalah ini berbeda..." sahutnya, menggeleng cepat, "Kau pasti mengancamnya lagi bukan?"

"Wo mei you..." sahutku tak terima,

"Bu tse la... Pa... Kau terlalu heboh. Kita jadi pusat perhatian..." protes Ai Di.

Melihat ke sekitar, tentu saja semua orang sedang menatap kami penasaran.

'Empat orang pria tampan membuat kehebohan di terminal kedatangan, siapa yang tak akan menikmatinya?!'

"Apa itu dia?" tanya Ayah sembari melirik ke belakang.

Seorang petugas dari bandara membantu kami membawa peti abu Hu Chacha. Seketika kami minggir agar Papa dan Ayah bisa melihatnya.

Sebuah guci marmer cantik berwarna pink diletakkan di sebuah lemari kaca dan didorong dengan troli.

Huft...

"Dia merepotkanmu bahkan saat dia telah mati..." rutuk Papa sebal,

"Apa yang Papa lakukan disini jika Papa tak suka?

Kau bahkan tak tahan dengannya meski dia sudah jadi abu..." kata Ai Di datar,

"Kau akan mengantar Abunya ke rumah keluarga Hu bukan?!

Papa akan ikut kesana..." umumnya,

"Aku sudah bilang aku bisa sendiri..."

"Meski aku membenci Chacha, tapi mereka tetap mantan mertuaku dan Kakek Nenekmu..."

Ayah langsung merangkul bahu Ai Di dan mencoba menenangkannya.

"Lebih baik memgantarnya bersama-sama bukan?"

Huft...

"Baiklah..." sahut Ai Di akhirnya,

'Cih... Dia dengan mudahnya setuju saat Ayah yang membujuknya... Aku jadi ingat hal yang menyebalkan...'  batinku sebal.

Ketiga orang itu berjalan lebih dulu meninggalkanku dan petugas bandara yang membawa abu Chacha.

Mereka sudah berjalan beberapa meter, saat Ai Di berhenti dan menoleh ke arahku.

My Little Man (ChenYixAiDi Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang