Lovey Dovey Era

123 9 2
                                    

Chen Yi POV

Menatap wajah Ai Di di pagi hari menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagiku. Dia nampak begitu damai dan tenang dalam tidurnya.

Unh...

Dia berbalik dalam tidurnya dan tangannya terulur mencariku. Memeluk tubuhku, dia beringsut mendekat dan menenggelamkan wajahnya di dadaku.

'Heng ke ai...' batinku,

Greb...

"Ahk..."

Kadang aku masih terkejut dengan betapa kuat pelukannya.

Cup...

"Ngghhh... Kau masih disini...

Kukira kau sudah kembali ke kamarmu..." gumamnya dengan mata terpejam,

"Sebentar lagi..."

"Jangan bangunkan aku! Aku tak ada kelas pagi..." keluhnya,

"Uhn... Tidurlah lagi!"

Set... Set...

Aku bangkit dari tempat tidur sepelan mungkin, membiarkan Ai Di kembali nyenyak dalam tidurnya.

Setelah beberapa hari tidur sendiri karena Papa mendadak jadi sangat protective pada putranya, aku sangat merindukan aroma tubuhnya.

Aku tak bisa menyelinap ke kamar Ai Di tanpa ketahuan olehnya.

Semalam Papa mendapat panggilan emergency untuk operasi, jadi aku menyelinap masuk ke kamar Ai Di begitu dia berangkat. Meski tak bisa bercinta dengannya, tapi aku masih bisa memeluknya sambil tidur.

Itu harus cukup untuk sementara ini.

Berjingkat-jingkat, aku berjalan ke arah pintu, lalu membuka pintu perlahan. Aku melangkah keluar dan hendak berbalik untuk menutup pintu kamar Ai Di saat menyadari seseorang berdiri di ujung lorong. Menatap tajam ke arahku.

"Jadi ini yang kalian lakukan di belakang kami?"

Sontak aku membeku di tempat dan berdiri tegak menghadap Papa yang sedang berdiri di dekat jendela dengan segelas whiskey di tangan.

Papa jarang minum, tapi sekarang dia meminum whiskey. Kurasa situasiku cukup berat.

"Bicara denganku!"

"Baik..."

Huft...

Aku bahkan belum sepenuhnya sadar dari tidurku saat berdiri di depan Papa, di tengah ruang kerja. Raut wajahnya nampak serius dan tegas.

"Jadi ini yang kau lakukan setiap malam? Menyelinap seperri pencuri dan memasuki kamar putraku?"

"Tidak setiap malam...

Hanya terkadang..." sahutku membela diri, Papa melotot dan aku sedikit gentar, lalu menambahkan dengan lirih, "Sering..."

"Kau melakukan ini karena Ai Di seorang pria bukan?

Kau tak perlu takut dia hamil atau semacamnya..."

"Uhn... Meski dia benar-benar hamil pun aku akan bertanggung jawab, Pa!" sahutku.

Mendengar panggilanku padanya, membuat Papa mengernyitkan alis.

"Maaf...

Paman Yi..." ralatku,

"Tidak lebih baik!"

"Huh?"

"Meski kau mengganti panggilanmu padaku, itu tak membuatku merasa lebih baik..."

My Little Man (ChenYixAiDi Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang