Guilty Feeling

221 21 1
                                    

Ai Di POV

"Tuan muda kedua...

Kumohon... Jika kau mau menginap lagi disini, paling tidak bicaralah sendiri pada Kakakmu!" kata pria itu memohon, "Dia terus menghubungiku untuk menanyakan keberadaanmu..."

"Bilang saja aku sedang mengerjakan tugas kuliahku bersamamu..." sahutku cuek,

"Kita berbeda jurusan, demi Tuhan! Siapa yang akan percaya?!"

Huft...

"Ini dia membalas lagi!" lapornya, kemudian menunjukkan pesan Chen Yi padaku,

Ini sudah 3 hari! Jika dia tak pulang malam ini, aku bersumpah akan melaporkan ini pada Papa!

"Dia takkan melakukannya..." kataku,

"Kau yakin?" tanya Ding Wei,

'Aku tak yakin... Pria itu menyimpan rahasiaku.

Sialan! Dia takkan mengatakan tentang panic attack-ku di pesta itu kan?!' batinku gelisah,

Humph...

Dengan kesal aku meraih tas ransel dan kunci motorku.

'Kenapa sih harus mengancamku dengan Papa?!' rutukku sebal.

Sejak dia memarahiku tentang makan di dapur, keesokan harinya aku langsung menginap di tempat Ding Wei. Aku bahkan berangkat kuliah dan memeriksa bar juga dari sini.

Dalam waktu hanya 5 menit aku telah berdiri di foyer. Bibi Lu segera menyongsongku dengan membawa handuk karena aku berkendara dalam hujan.

"Tuan Muda...

Apa sudah makan?" tanyanya sembari membantuku mengeringkan jaketku,

"Belum..." jawabku pelan,

"Saya akan antarkan sup panas dan teh untuk Tuan Muda..." katanya,

"Xie xie..."

Meski hanya berkendara sebentar, tapi baju dan jaketku basah semua. Hujan mendadak itu sangat menyebalkan. Hidup sedang tidak memihakku.

Aku hanya ingin segera mandi air panas dan berganti pakaian. Jika tidak, aku mungkin akan benar-benar sakit.

Chen Yi POV

Begitu memarkir mobil, aku bisa melihat motor Ai Di terparkir rapi dalam garasi. Aku segera melangkah lebar, tak sabar untuk memastikan jika dia benar-benar pulang seperti apa yang diinfokan Ding Wei.

Bibi Lu Zi keluar dari area makan saat aku melangkah masuk.

"Aku sudah makan..." kataku sebelum dia bicara.

Wanita itu muncul dengan nampan berisi makanan dan teapot kaca. Bibi Lu jarang bicara denganku. Dan setiap kali aku hanya mendengar pertanyaan seperti, "Apa Anda mau makanan dihidangkan sekarang?" kalau tidak, "Makanan sudah siap, Tuan Muda!" atau "Ada makanan yang sedang ingin Anda makan?"

"Ini bukan untuk Anda... Ini untuk Tuan Muda Ai Di." jawabnya kali ini,

"Ai Di sudah kembali?!" tanyaku terkejut,

"Iya... Tuan Muda ada di kamarnya..." lapor wanita itu,

"Biar aku yang bawakan!" kataku mengambil alih nampannya,

"Tapi..."

Akhirnya wanita itu mengalah dan membiarkanku mengambil alih nampannya. Aku memberikan tas kerja dan jasku kepadanya untuk dibawa ke kamar.

***

Tok tok...

"Masuk!"

Seruan jawaban itu terdengar dan aku pun masuk ke kamar yang ternyata tak terkunci. Suara shower menandakan Ai Di masih di kamar mandi.

My Little Man (ChenYixAiDi Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang