First Love Never Dies

264 21 15
                                    

Ai Di POV

"Maaf karena pergi tanpa pamit..." kataku,

Huft...

"Bagaimana perasaanmu?" tanyanya,

"Aku baik-baik saja Pa..."

"Apa panic attack-mu sempat kambuh disana?"

"Tidak... Sungguh... Tak ada satu hal pun yang menggangguku disini..." bohongku,

"Bahkan tentang kemungkinan seseorang menginginkan kematian Chacha?" tanyanya lagi,

"Itu tidak ada hubungannya denganku..." jawabku tegas,

"Aku tak mengerti kenapa Rui mendukung keputusanmu kesana. Menurutku tak ada apapun yang bisa kau raih dari itu..."

"Aku hanya ingin tahu..." kataku pelan,

"Kuharap kau mengambil keputusan yang tepat..." desahnya lelah, "Kau akan pulang besok?"

"Uhn... Begitu urusan kremasinya selesai, aku akan membawa abunya pulang. Aku juga akan mengantarnya ke rumah Nenek dan Kakek.

Jika mereka tak menginginkannya, aku akan menaburkannya di laut..." kataku,

"Baiklah... Aku akan bicara dengan mereka...

Kau... Jaga dirimu baik-baik disana! Kudengar pers telah mengetahui kematian Chacha. Jika berurusan dengan pers, biasanya akan selalu ada kekacauan..." katanya menasehati,

"Uhn... Wo che dao.

Aku akan berhati-hati..."

"Chen Yi mana?" tanyanya lagi,

"Dia...

Sedang mandi..." jawabku,

"Kau dan... Chen Yi... Tak ada masalah kan?"

Sekilas aku teringat bagaimana kami bercumbu siang tadi.

'Apa itu bisa dibilang baik-baik saja?

Kurasa begitu!'

"Mei wen ti!"

Hhhh...

"Aku tak mengerti dirimu Ai Di... Kau nampak seolah membencinya, tapi kau meminta Chen Yi menemanimu ke Shanghai.

Apa Chen Yi memaksamu?"

"Mei you la... Pa... Kau tahu bagaimana aku.

Jika aku tak mau, bahkan kau tak bisa memaksaku... Apalagi ini Chen Yi..."

"Lalu kenapa? Apa alasannya?

Kenapa Chen Yi?"

'Iya, Ai Di... Kenapa?'

"Aku juga ingin tahu kenapa..." gumamku pelan,

Setelah berbicara beberapa saat lagi, akhirnya aku memutuskan sambungan telpon dengan Papa. Tak seberapa lama kemudian, Chen Yi keluar dari kamar mandi.

Cklek...

"Apa kata Papa?" tanyanya,

"Dia hanya tanya jika aku baik-baik saja..."

"Tak bilang apa-apa lagi?"

"Mei you..."

Chen Yi meraih handuk di gantungan dan mengeringkan rambutnya. Tangannya naik, mengacak dan menyisir rambut basahnya, membuat bagian depan jubah mandinya tersingkap dan itu sukses membuatku menelan ludah.

Chen Yi di masa remajanya memiliki tubuh tinggi kurus dengan wajah yang nampak arogan dan ekspresi dingin. Didikan kakeknya semasa kecil membuatnya nampak terlalu dewasa untuk umurnya.

My Little Man (ChenYixAiDi Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang