Author pov
Hari ini adalah hari yang tak seperti biasanya. Elion hampir telat masuk ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan.
Namun yang menjadi masalah bukanlah dia telat masuk sekolah. Tapi karena orang yang duduk di sampingnya sedang tertidur begitu lelap dengan bantal yang sudah tak dilihat Elion selama dua hari terakhir akibat terselip di tasnya dan kemudian dia gak berangkat dua hari, sewaktu dia berangkat, dia menggunakan bantal itu seakan bantal kelinci kesukaan Elion itu adalah miliknya sendiri.
Jadi hari ini menjadi hari yang tak seperti biasanya adalah karena hari ini Elion sudah kesal karena telat, ditambah dia melihat seseorang tidur begitu lelap menggunakan bantal kesayangannya.
"El."
"Apa?"
"Ayo ngantin, Rendra ajakin juga."
Elion melirik Rendra yang masih tertidur lelap menggunakan bantalnya. Dia seakan tak akan bisa dibangunkan.
"Gausa lah, nyenyak banget dia tidur."
Bukannya tidak tega, hanya saja dia masih merasa kesal dengan Rendra. Namun rasa kesal itu sedikit teralihkan ketika melihat Rendra tertidur. Wajahnya benar-benar membuat orang tak bisa merasa kesal.
Terkadang Elion berpikir, bagaimana bisa seseorang setampan itu? Dia merasakan rasa iri padanya.
Walaupun Rendra sering tidur dijam pelajaran, para guru tidak ada yang membangunkannya karena dia anak donatur sekolah dan merupakan murid yang berbakat. Bahkan Elion tak tahu mengapa dirinya bisa menjadi sepintar itu ketika dia hanya tidur sepanjang hari.
"El! Hoy El!!" panggil seseorang, atensi orang-orang di koridor menjadi berpusat padanya karena suara panggilannya yang begitu nyaring. Namun kemudian mereka mengabaikannya.
"Kenapa An? Napas dulu lo."
Anin adalah orang yang memanggilnya. Dia sekarang tengah mengambil nafas agar bisa berbicara dengan lancar.
"Lo liat Rendra gak? Gue tadi ke kelas lo tapi dia gak ada."
"Lha, tadi dia tidur di kelas kok."
"Gue periksa kagak ada coy."
"Salah kelas kali lo."
Anin terdiam sebentar, dia berpikir sejenak dan mengingat apakah dia salah masuk ke dalam kelas orang lain atau tidak. Tapi berapa kali pun dia mengingatnya, jelas sekali tadi dia memasuki kelas yang benar.
"Coba cek lagi."
"Ngecek gimana? Gue yakin bener kok, mana mungkin gue salah kelas. Gue aja sering ke kelas lo."
Apa yang dikatakan oleh Anin adalah sesuatu yang masuk akal, maka di mana Rendra sekarang?
Terkadang Elion tak mengerti beberapa hal tentangnya, termasuk hal ini. Rendra selalu menghilang dari pandangannya secepat kilat, dan kadang pula dia berada di pandangannya secara tiba-tiba.
Apakah dia hantu atau semacamnya? Elion tak tahu, dia sama sekali tak mengerti bagaimana cara orang itu bisa hilang dan datang dengan begitu cepatnya.
"Ke toilet kali."
Benar juga, kenapa Elion tak memikirkan kemungkinan itu?
"Ada benernya juga. Btw lo pada mau ke kantin kan? Ikut deh, gue cari dia lagi nanti."
"Bilang aja lo gak punya teman terus mau ngajak makan bareng."
"Ya ..jangan gitulah."
Mereka menghela nafasnya kemudian merangkul Anin bersama mereka. Dia memang gadis yang sangat tak disukai gadis lain karena dekat dengan banyak laki-laki, bahkan dia pernah dikatai dengan kata yang buruk.
Sungguh, dia juga ingin berteman dengan para gadis seperti yang lain. Namun yang benar-benar menerimanya hanyalah mereka yang jenis kelaminnya beda dengannya.
Tak hanya itu alasan dia dibenci, dia tak disukai karena dekat dengan Rendra. Orang yang sangat suka dengan bantal Elion itu memang populer karena tampan, tapi apa perlu membenci gadis yang dekat dengannya begitu.
Banyak pasang mata yang melihat mereka ketika mereka memasuki kantin, namun itu hanya atensi sesaat untuk memuaskan hasrat penasaran mereka. Namun ada juga orang-orang yang memperhatikan dan bergosip, hal semacam itu sudah sangat biasa terjadi.
"Gue mau pesen siomay, lo pada mau pesen apa?"
"Tumben baik lo."
"Gue keliatan kayak orang jahat kah di mata lo?"
Teman Elion, namanya Yada. Dia memang sering membuat Anin kesal, namun dia sungguh mengatakannya sebagai bahan candaan. Kadang mereka terlihat sangat serasi, bahkan Rendra yang melihat mereka begitu, dia tak peduli.
Hubungan Rendra dengan Anin benar-benar membuat seorang Elion bingung. Dan dirinya tak tahu kenapa dia kebingungan atas hal itu.
"Sorry."
"Jadi lo mau pesen apa?"
"Sama kayak lo tapi gausa pake sayur."
"Ha? Sayur itu-"
Anin ditarik oleh Elion untuk menjauh agar tak ada perdebatan lagi di antara mereka, dia sudah terlalu lapar untuk menunggu seseorang berdebat terlalu lama.
"Matio belom bilang mau pesen apa."
"Samain, dia gak pilih-pilih makanan."
Mereka akhirnya membeli siomay dengan tenang dan lancar tanpa hambatan. Kecuali ketika Elion tiba-tiba menghilang dan datang dengan membawa roti serta minuman isotonik.
Mereka agak kaget ketika Elion membeli hal itu karena ..Elion kan gak suka minuman semacam itu dan dia tak mungkin makan roti setelah memakan siomay, karena porsi makannya memang sedikit.
"Ini buat Rendra, dia belom makan. Daritadi tidur terus."
"Siapa tahu sekarang dia lagi makan, tadi aja dia gak ada di kelas kan."
Setelah dipikir lagi, apa yang dikatakan Anin ada benarnya. Tapi tak tahu mengapa dirinya membelikan hal semacam ini untuk Rendra, mungkin karena sudah terbiasa? Biasanya Rendra akan menitip sebuah roti dan minuman isotonik padanya ketika dia tak mau makan bersama dengan yang lain.
"Siapa tahu belom makan, udah kita makan ajalah."
Dia tak mau membahas tentang Rendra dan segala hal tentang Rendra karena sedang kesal padanya akibat bantalnya. Tapi dia memang selalu kesal karena bantalnya dengan Rendra.
Namun ..ketika dia yang tidur dengan bantal itu, terkadang dia merasa Rendra menyentuh rambutnya dan mengelusnya dengan sangat lembut. Mereka juga akan bertatapan mata ketika Elion mengubah posisinya menjadi menghadap ke Rendra.
Seakan lelaki yang duduk di sebelahnya itu selalu memperhatikan setiap detail gerakan tubuhnya. Dan anehnya Elion tak merasa risih atau tak nyaman, dia hanya sedikit heran. Untuk apa Rendra memperhatikannya begitu? Juga terkadang bersikap acuh padanya.
Selesai memakan siomaynya dan mengobrol dengan temannya, Elion kembali ke kelasnya. Ia menemukan Rendra yang masih tidur dengan bantal kelincinya.
"Hei, bangun ..Rendra."
Elion mencoba untuk membangunkan Rendra, namun ketika dia menyentuh tubuhnya, ia merasakan rasa panas dari tubuh Rendra.
Sepertinya dia demam. Mungkin karena itu dia tidur sepanjang hari.
"Rendra, lo sakit? Hei ..ayo ke uks. Jangan tidur di sini, gak enak."
Entah Elion bodoh atau terlanjur panik, sudah tahu Rendra tidur tapi dia berkata begitu.
"Rendra .."
"Ehmm .."
"Akhirnya bangun," ucap Elion diselingi dengan helaan nafas lega.
"Ayo ke uks, lo kenapa berangkat kalau sakit begini?"
Rendra menatap netra Elion dengan wajah sayunya kemudian tersenyum tipis, ia mengusak rambut Elion.
"Tidak apa," begitulah katanya sebelum dia jatuh ke pelukan Elion. Untung Elion bisa menahan berat badannya, kalau tidak, dia akan terjatuh tertimpa Rendra.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/363456226-288-k495426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEATMATE
Novela JuvenilTeman sebangku dari pertama masuk sekolah sampai kelas dua belas. Tapi kenapa kita tidak akrab juga?! !Warning! Cerita kadang gak jelas