22

1.3K 67 0
                                    

Author pov

Hubungan Elion dan Rendra semakin hari semakin baik. Tak ada masalah besar yang masuk ke dalam hubungan mereka, hanya terkadang mereka saling cemburu satu sama lain dan itu hal wajar bagi pasangan.

Tapi hubungan yang semakin baik itu justru membuat orang-orang menjadi lebih curiga tentang apa yang terjadi pada hubungan mereka.

Sejujurnya Rendra lebih senang jika mengatakan hubungannya pada publik, masalahnya ada pada Elion yang masih ragu dan takut hubungan mereka diketahui publik.

Rendra tak masalah akan hal itu, dia ingin membuat Elion nyaman dengan hubungan mereka terlepas tahu tidaknya publik tentang hubungan mereka. Selagi Elion berada di sisinya, tak masalah.

Jika suatu saat mereka ketahuan menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau ..bisa disebut pacaran. Maka dia akan mencari cara untuk membuat Elion nyaman dengan hal itu.

Apapun akan Rendra lakukan jika hal itu dapat membuat Elion nyaman. Dia menyukai Elion, dia akan melakukan segalanya untuk Elion.

"Gue heran."

Anin menatap Rendra yang tengah tersenyum memandangi layar ponselnya, ia tengah saling membalas dan mengirim pesan pada Elion.

"Hum?"

Untuk apa dia peduli pada Anin? Yang terpenting dalam hidupnya adalah Elion. Ada Elion dalam hidupnya pun tak memberikan pengaruh buruk, dia tetap mendapatkan nilai terbaik, jadi untuk apa dia memperdulikan hal lain jika hal itu terus berjalan lancar walau dipikirannya hanya Elion? Ah ..dia suka Elion.

"Segitu sukanya lo sama Elion, kenapa lo suka Elion?"

"Butuh lima ratus delapan puluh tujuh jam untuk mendeskripsikannya, lo mau denger?"

Anin memutar bola matanya malas. Dia terkadang melirik Rendra yang masih tersenyum menatap layar ponselnya sembari mengetik sesuatu.

Sepupunya itu telah berubah, bukan ke arah yang lebih buruk tapi justru ke arah yang lebih baik karena Elion.

Dia pikir nilai Rendra akan turun jika dia terus saja memikirkan Elion, tapi kekhawatirannya itu percuma. Rendra tetaplah Rendra, bedanya dia mencintai seseorang dengan tulus sekarang.

Elion mengubahnya yang awalnya tak punya emosi menjadi mengungkapkan emosinya. Anin jadi penasaran akan sesuatu, memangnya pacaran sebegitu menyenangkannya? Dia pikir itu hal biasa.

Beberapa hari ini ada yang menyatakan perasaan padanya, dia menolaknya padahal mereka sudah sangat dekat. Anin hanya tak ingin merasa kecewa nantinya, tapi sepupunya begitu bahagia ketika punya kekasih, mungkin dia akan memikirkannya lagi.

"Koyo suka sama Elion."

"Lalu?"

"Gue pernah liat dia di club waktu gue pergi ke sana sama temen gue."

Rendra mengerutkan keningnya, bukan karena kaget Keyno ke club tapi karena kaget ternyata Anin punya teman.

Bukannya ingin menghina, sebenarnya ingin sih. Hanya ..Anin tak pernah bersama dengan orang lain selain dia, Elion, Yada, ataupun Matio. Mungkin dia akan bersama dengan Keyno, tapi mereka hanya akan berdebat sepanjang waktu dan dia benci Keyno.

Memikirkannya membuat Rendra pusing, lebih baik memikirkan Elion yang begitu manis. Dia merindukan Elion sekarang.

"Bocah gila! Gue lanjut cerita gak nih?!"

Rasa ingin menarik rambut Rendra hingga dia menjadi botak sangat drastis. Untungnya Anin orang yang sangat sabar.

"Lanjut."

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang