19

1.8K 94 0
                                    

Daritadi panas tubuh Elion tak turun juga, Rendra menatap Elion dengan ekspresi khawatir. Sudah dua jam dia duduk menunggu Elion terbangun, tapi dia tak kunjung bangun juga.

Jika bukan karena ada kakak Elion yang masuk ke dalam ruangan untuk sekedar melihat Elion, dia pasti sudah mencium kening Elion sedaritadi.

Tapi dia sekarang tak bisa apa-apa, menunggu Elion bangun lah yang bisa dia lakukan.

"Eum .."

Elion menggeliat, ia berbalik menghadap Rendra, matanya terbuka perlahan. Mereka bertatapan cukup lama, hingga kemudian Elion tersenyum lemah.

"Rendra."

Suaranya yang lemah menyadarkan Rendra bahwa semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Sungguh dia sangat takut kehilangannya.

"Rendra nangis?"

Rendra mengusap pipinya, benar saja air mata jatuh begitu saja tanpa dia sadari. Mungkin karena kekhawatirannya yang menumpuk, juga ketakutannya.

Dia ingin memeluk Elion, tapi sekarang dia hanya bisa mengusap punggung tangannya. Mereka masih belum siap untuk mengungkapkan hubungan mereka di depan publik.

"Jangan sakit."

"Hahaha ..aku sakit begitu saja."

"Eum."

Kekasihnya sungguh sangat lucu, Elion mencoba untuk duduk. Setelah berhasil duduk dibantu Rendra, ia memeluk Rendra erat, suhu tubuhnya yang panas menyalur ke Rendra.

Hangat, Rendra mengelus lembut tengkuk Elion. Yang dilakukannya mengundang atensi seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan untuk mengantarkan makanan.

Adiknya terlihat sangat bahagia, ketika pelukan dilepas dia tertawa seolah tadi tak pernah merasa kesakitan.

"Makan dulu, Rendra juga mau makan?"

Rendra menatap Kia, ia menggeleng. Dia tak merasa lapar dan dia juga tak nafsu makan sekarang, alasan utamanya adalah dia tak mau merepotkan.

"Makasih kak .."

"Iya, cepat sembuh biar bisa main sama Zea."

"Iya, oh iya ..Kak Sean daritadi masuk keluar kamar aku, dia gak kerja?"

"Dia khawatir sama kamu, tapi sekarang udah berangkat."

Elion mengangguk. Kakaknya yang sangat cinta pekerjaan itu mengkhawatirkannya, itu sebuah keanehan.

Namun dia tak heran, karena sedari Elion kecil dahulu. Sean selalu mengkhawatirkan dan merawatnya ketika dia sakit, bahkan saat orang tua mereka sibuk bekerja.

Kia keluar dari kamar Elion, dia tak mau mengganggu Elion bersama dengan Rendra. Mereka juga butuh privasi kan.

Tapi Rendra tak percaya kalau kakak ipar Elion itu tak akan masuk lagi ke kamar Elion, jadi dia mengunci kamar Elion.

"Mereka mengganggu."

"Hahahaha ..sini."

Rendra tiduran di samping Elion, mereka memeluk satu sama lain. Elion sengaja memeluk Rendra karena tubuh Rendra dingin dan Rendra sih karena emang modus aja.

"Kamu bolos?"

"Hum."

"Dasar!"

Satu jitakan mendarat di kepala Rendra, dengan susah payah Elion menjitaknya. Dia harus mengangkat tangannya agar bisa mencapai kepala Rendra, kenapa Rendra begitu tinggi? Elion kesal tapi dia puas bisa menjitak Rendra.

"Sakit Lily."

"Lily?"

"Eum ..Lily, bagus kan."

Lagi-lagi Elion menjitak kepala Rendra. Apa-apaan nama panggilan itu? Jika mau membuat nama panggilan pasangan, yang benar dong. Elion kan jadi kesal.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang