12

2.4K 122 0
                                    

Author pov

Mereka berkeliling sekitar setengah jam lamanya di sebuah toko. Ya ..saat ini Rendra dan Elion sedang mencari boneka yang dimaksud Elion saat itu.

Mereka baru bisa mencarinya sekarang setelah sekian lama waktu berlalu. Banyak hal yang terjadi, sekarang semua sudah selesai.

"Ini?" tanya Rendra membawa sebuah boneka beruang, Elion menggeleng ketika melihatnya.

Sepertinya boneka yang Elion suka sudah habis terjual, saat itu memang stock nya masih tersisa sedikit, seharusnya dia langsung membelinya saat itu. Sekarang sudah tidak ada, dia jadi merasa sedikit sedih.

"Maaf," ucap Rendra sembari mengusap pipi Elion, lihat ..Elion begitu manis ketika dia merasa sedih.

Keduanya seakan tak peduli dengan sekitar, ada beberapa pasang mata yang melihat namun tak mempedulikannya dan tetap berpikir positif, ada pula orang yang membicarakan mereka.

Ayolah ..Rendra hanya mengusap pipinya dengan penuh perhatian, bukannya menciumnya di depan umum.

"Udahlah gapapa, mana bonekanya. Gue juga suka ini, kita beli ini aja. Ayo .."

Elion berjalan mendahului Rendra. Mereka menuju ke kasir, Elion pikir dia yang akan membayarnya karena dia yang ingin membelinya, tapi Rendra memaksa untuk membayarkan.

Sekarang mereka tengah berjalan mengitari mall, mencari tempat untuk makan. Elion sudah merasa sangat lapar sekarang.

"Habis makan, ayo nonton."

Elion menatap Rendra, dia mengajak Rendra dengan sangat semangat. Mana mungkin Rendra menolak ajakannya ini.

Akhirnya mereka makan di salah satu tempat makanan jepang, ada banyak orang yang bilang kalau di sana makanannya sangat enak. Elion jadi ingin mencobanya dan Rendra hanya mengikutinya.

"Ramen," ucap Rendra pada seorang gadis yang merupakan pelayan di sana. Ia tersenyum pada gadis itu hingga membuat sang gadis merona.

Sedaritadi Elion yang memperhatikan keduanya merasa begitu jengkel tanpa alasan.

Ia tahu itu adalah sebuah keramahan, tapi mengapa begitu menyebalkan rasanya. Rendra selalu tersenyum padanya, tapi pada orang lain dia selalu dingin, kenapa pada gadis tadi dia juga tersenyum? Menyebalkan.

"Kenapa?" tanya Rendra, ia merasa bahwa suasana di antara mereka tiba-tiba menjadi tidak baik entah mengapa.

Dan benar saja wajah Elion sangat menggemaskan sekarang, dia mengerucutkan bibirnya seolah tengah menunjukkan bahwa dirinya kesal akan sesuatu secara terang-terangan.

Rendra menikmatinya, ekspresi wajah kesal itu dan waktu yang mereka habiskan bersama. Hari ini rasanya berbeda dengan hari-hari sebelumnya ketika mereka biasanya menghabiskan waktu bersama.

Kali ini mereka telah mengungkapkan perasaan satu sama lain, walaupun status mereka belum jelas namun yang pasti mereka tahu kalau keduanya saling menyukai.

Jadi mengapa Elion tengah menahan kesal sekarang? Bukankah urusan mereka telah selesai? Terkadang Rendra tak mengerti akan perasaan laki-laki manis itu.

"Lo senyum sama cewe tadi, lo suka dia? Gak cukup suka sama gue, lo juga suka sama orang lain? Rendra, lo-"

Kekehan Rendra membuat Elion berhenti bicara, dia mengerutkan keningnya tak suka. Memang apa yang perlu ditertawakan? Tak ada.

"Kamu cemburu?"

Itu hanya kata yang biasa saja, tapi punya arti yang tak biasa. Cemburu? Entahlah, Elion pikir mungkin itu benar.

Jadi dia cemburu? Dengan pelayan tadi? Wajahnya merona begitu saja, membuat Rendra tertawa lebih keras. Begitu lucunya Elion di matanya.

Jika ditanya apa yang paling indah di dunia ini, maka dia akan mengatakan bahwa Elion lah yang paling indah. Elion, seseorang yang belum menjadi miliknya dan entah akan menjadi miliknya atau tidak.

Tapi dia sungguh ingin mengeklaim nya. Apa begitu susah menjadikan satu orang ini miliknya? Ah ..sungguh Rendra sulit menahan gejolak ini.

Sesuatu yang berlebihan itu tak baik, cintai saja secukupnya. Rendra tak bisa menerapkan hal itu, sungguh ..dia akan gila karena perasaannya.

"Ma-makanannya udah dateng, kita makan habis itu pergi nonton."

Bahkan suara gugupnya saja membuat Rendra merasa bahwa dia sangat lucu. Kenapa dia bisa sejauh ini menyukai seseorang? Dia takut menjadi seperti ibunya.

Cinta itu hanya akan berakhir dengan luka, tapi mereka tetap saja mendekatinya. Bahkan Rendra yang tahu jelas bahwa perasaannya ini pasti akan melukainya suatu hari nanti, dia tetap saja memaksakan rasanya.

Rendra terkekeh kecil, bukan untuk menertawakan Elion yang belepotan saat makan. Tapi dirinya sendiri yang terus jatuh ke dalam perasaannya ketika melihat segala hal yang dilakukan Elion.

Sekarang mereka berdua sedang berada di dalam bioskop, mereka memutuskan untuk menonton film thriller.

Awal-awal menonton Elion biasa saja, tapi lama-lama dia jadi agak ..takut. Ia melirik ke arah Rendra yang fokus dengan filmnya, sepertinya Rendra menyukai film seperti ini.

Apa yang bagus dari filmnya? Hanya ada pembunuhan dan berbagai tindak kriminal, itu bukan hal yang bagus untuk ditonton.

Rendra menggenggam tangan Elion tanpa menatap Elion, dia hanya melirik Elion lalu menggenggamnya. Sepertinya dia tahu bahwa Elion tengah ketakutan sekarang.

Usai menonton film, Elion diam sepanjang waktu. Bahkan sampai mereka di parkiran pun Elion tak bicara juga.

Sekarang mereka tengah melaju, Rendra memutuskan untuk pulang saja. Hari sudah mau sore.

"Tadi ..ngeri banget," ucap Elion sembari memeluk boneka beruangnya.

"Takut?"

"Gak ..cuma masih shock aja dikit. Tapi udah gapapa sih. Gue lihat lo kayak suka banget sama filmnya, jadi gue diem aja tadi."

Rendra mengulurkan tangannya membuat kening Elion mengerut. Ia bingung, kenapa Rendra bisa sepeka itu.

Mereka menggenggam tangan satu sama lain, terkadang Rendra akan melepasnya tapi dia akan kembali menggenggamnya.

"Rendra."

"Ya?"

"Kenapa lo selalu lembut dan perhatian ke gue?"

"Aku menyukai mu."

Berapa kali kalimat itu harus Rendra ucapkan agar Elion tahu? Perlakuannya bukanlah karena mereka berteman, bahkan sejak awal Rendra tak pernah menganggap Elion teman.

Dia adalah orang yang Rendra sukai, orang yang begitu manis dan indah di mata Rendra. Dia tak mungkin memperlakukan seorang teman dengan cara yang seperti itu.

"Kalau seandainya gue gak suka lo, apa lo tetep suka gue?"

"Ya."

"Kalau ..gue benci lo, apa lo bakal tetep suka gue?"

"Ya."

"Hahaha ..Rendra, lo mau laluin ini sama gue?"

Mobil dihentikan, mereka berhenti di pinggir jalan. Rendra terlalu shock dengan perkataan Elion, dia ingin mencernanya lebih dahulu.

"Entahlah, gue gak tahu apa yang salah dan benar. Gue cuma pengen egois untuk sesaat ini, abaikan saja dunia, gue mau Rendra."

Ah ..astaga Elion begitu manis. Dia menerimanya, cintanya, iya kan? Sekarang mereka saling memiliki kan? Ah ..atau hanya perasaannya saja?

"Maksudnya?"

"Hum? Lo gak mau jadi my boyfriend?"

Senyum Rendra menjadi begitu cerah sekarang, dia memeluk Elion.

Agak tak nyaman berpelukan di mobil begini, tapi Rendra terlanjur bahagia sampai tak peduli di mana mereka berada. Ia mencium pipi Elion lalu mengusak rambutnya, mereka kembali melaju setelah itu.

"Jawabannya?"

"Tentu, my sweety."

Tbc.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang