17

2.1K 96 2
                                    

Tak terasa hari libur sudah selesai. Kini mereka mulai masuk sekolah. Mungkin bagi beberapa orang masuk sekolah adalah hal biasa, namun bagi dua orang ini masuk sekolah kali ini adalah hal yang berbeda.

Mereka berangkat bersama ketika masuk sekolah, tak seperti biasanya. Teman mereka tak ada yang membicarakan karena bagi mereka itu adalah hal yang wajar.

Tapi ..ketika istirahat kedua mereka sadar, ada yang berbeda dengan dua orang ini.

Benar, yang mereka maksud adalah Elion dan Rendra. Keduanya biasa saja tapi waktu istirahat kedua mereka menjadi aneh.

Hari ini entah kenapa Rendra ikut ke kantin, lalu ketika Elion pergi memesan makanan, dia juga ikut pergi. Anehnya lagi ..Rendra menyuapi Elion beberapa kali dan mereka sedikit bertengkar karena hal itu.

Pertengkarannya hanyalah sebuah perdebatan kecil seperti perdebatan sepasang kekasih, tentunya hal itu membuat teman-temannya merasa aneh.

"Eh Mat, lo sadar gak sih mereka aneh?" bisik Yada pada Matio yang tengah duduk di sampingnya, mengabaikan segalanya dan memilih untuk makan.

Sedaritadi dia memang sudah merasa aneh dengan kedua pasangan di hadapannya, tapi Matio memilih untuk mengabaikannya.

"Iya, mungkin mereka pacaran."

Gak tahu dengan alasan apa, Yada memukul Matio dengan agak kencang hingga membuatnya meringis kesakitan.

Lagian dia mengatakan hal yang lebih aneh, walaupun ada kemungkinan seperti itu. Tapi rasanya tak mungkin.

"Anin kemana? Gak biasanya dia gak gabung begini."

"Katanya sih dia lagi pendekatan sama anggota band sekolah gitu lah, gue kurang tahu sih."

Saat berangkat sekolah tadi, Elion tak sengaja melihat Anin bersama dengan seseorang yang dia yakini adalah anggota band sekolah.

Awalnya dia tak yakin kalau Anin tengah mendekatinya, tapi Anin bilang sendiri tadi.

"Lo ..gak masalah Ren?"

Alis Rendra terangkat, dia bingung dengan pertanyaan itu. Namun Elion malah tertawa tiba-tiba, tak masalah dia merasa bingung ..tawa Elion begitu indah untuk dilewatkan.

"Anin itu sepupu Rendra."

Mereka menganga tak percaya, sedangkan Elion masih tertawa karena merasa itu hal yang cukup lucu. Dia dahulu juga dikejutkan dengan hal ini.

"Beneran Ren?? Anin beneran sepupu lo?"

Rendra menggaruk tengkuknya, ia memang tak pernah mengatakannya pada siapa pun karena dia sangat tak ingin terlihat punya hubungan dengan Anin yang baginya menyebalkan.

"Gue kira dia pacar lo."

Sekali lagi dia tak ingin terlihat punya hubungan dengan Anin yang menyebalkan. Tapi kenapa dia malah disangka pacar oleh orang lain?!! Anin? Dengannya? Bahkan jika mereka bukan sepupu sekalipun, Rendra tak akan mungkin menyukai Anin.

Pertama adalah Anin bukan tipenya, kedua dia tidak tipenya, ketiga dia sangat gak tipenya, dan yang terakhir dia bukan Elion.

Wajah Rendra terlihat begitu jelas bahwa dia merasa sangat tak suka dengan hal itu. Jika Anin melihatnya, mungkin dia akan merasa sedikit sakit hati, selebihnya dia merasa sangat kesal.

"Mengerikan."

Teman-teman Rendra tertawa ketika mendengar ucapan Rendra, mereka tak tahu kalau Rendra ternyata sangat tak menyukainya.

Mereka sepupu pantas saja mereka sedekat itu, tapi terkadang sepupu bisa menjadi orang yang sangat asing. Hubungan mereka saja sedekat itu, siapa yang akan mengira kalau mereka adalah sepupu? Jika bukan karena Elion bilang begitu pun, teman mereka ini tak akan tahu kalau Anin dan Rendra adalah sepupu.

"Lagian kalian cocok sih, pacaran sama sepupu juga gak begitu masalah kan? Gue pernah."

Segila-gilanya Rendra, dia tak akan mungkin melakukan hal itu. Pacaran dengan Anin? Jika itu bukan musibah maka itu adalah malapetaka. Dia tak akan melakukannya biarpun Anin adalah satu-satunya gadis yang tersisa di bumi ini.

Daripada Anin, jauh ratusan bahkan ribuan kali lipat lebih baik jika dia bersama dengan Elion. Manisnya, imutnya, gemasnya, lucunya, bahkan dia cukup cantik.

Ah ..Rendra begitu menyukainya. Tapi kenapa dia cemberut begitu? Dia terlihat lebih manis sekarang.

"Anin sialan."

"Weh ..apaan lo tiba-tiba ngumpatin gue?"

"Ini ..gue pikir lo cocok sama Rendra, tapi kayaknya dia gak suka banget sama lo tuh."

Anin duduk di samping Yada. Dia gak mau duduk di samping Rendra ataupun Elion, dia masih ingin hidup tenang.

Tatapannya tertuju pada Rendra yang tengah menatap Elion, sedangkan Elion tengah menekuk wajahnya sembari memakan siomaynya dengan tak nafsu.

Kesimpulan yang dapat Anin ambil sekarang adalah. Elion cemburu, Rendra kesal dengan Anin karena Elion cemburu karenanya, jadi Rendra menatap Elion dan ingin membujuknya, di sisi lain ada teman-temannya yang melihat.

Delima apa ini?!! Kenapa Anin ke sini? Kenapa mereka membicarakannya? Dia sangat frustasi ketika dia bersama dua sejoli yang bucin akut itu.

"Gue sama Rendra? Iuh banget."

Rendra hanya melirik Anin tanpa minat sekilas, dia tak peduli dengan perkataan Anin. Yang terpenting baginya sekarang adalah bagaimana cara membujuk Elion tanpa terlihat aneh di mata mereka.

Kenapa juga dia harus merahasiakan hubungannya? Ia merasa begitu kesal, rasanya sekarang dia ingin mengatakan pada dunia kalau yang cocok dengannya hanyalah Elion.

"Lagian lo berdua akrab banget, gue sama sepupu gue kagak seakrab itu."

"Gue akrab karena dia sering tinggal bareng gue waktu kecil."

Rendra sering dititipkan ke rumah Anin sewaktu dia masih sekolah dasar, mungkin karena keluarganya saat itu sedang begitu sibuk.

Yah ..berkat hal itu mereka jadi dekat dan akrab. Tapi dari dulu Rendra tak begitu suka Anin, karena dia berisik.

Sekarang justru dia mempunyai kekasih yang lebih berisik daripada Anin, tapi berisiknya lucu. Tak seperti Anin yang menyebalkan.

"Nanti pulang bareng."

"Okee, sekalian mampir ke toko buku ya? Aku mau beli novel."

"Oke."

Tatapan lembut dari Rendra membuat mereka bertanya-tanya kembali tentang hubungan keduanya.

"Gue cuma nanya aja sih ya ini, kalian ini tiba-tiba jadi akrab banget gini kenapa? Aneh aja, Rendra kan gak biasanya gitu dan Elion selalu ngeluh soal lo, hari ini malah seneng deket lo. Aneh aja gitu."

Rendra menatap Elion yang tengah menyengir bagai orang tak bersalah. Jujur dia memang sangat kesal dengan Rendra sebelum mereka berpacaran, tapi sekarang sudah tidak kok.

Pandangannya berputar, dia tak mau menatap Rendra yang tengah menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Ngeluh apa?"

"Hum .."

Yada menatap Elion, mereka saling bertatapan. Elion memberikan isyarat agar Yada diam, tapi bocah yang menyebalkan lebih dari apapun itu sepertinya suka sekali mencari masalah.

"Boneka kelinci dia yang selalu lo pake, lo yang irit ngomong, terus kadang lo ngeselin katanya."

"Jadi begitu."

"Gak gitu kok Ren, itu ..jadi gini ..kan boneka kelinci itu karena gue suka jadi kayak agak ngeselin sih tapi ..gue gapapa asli. Lo irit ngomong juga bukan hal ngeselin, cuma emang agak pengen nonjok aja dikit tapi asli gapapa. Lo gak ngeselin banget kok kecuali kalau tiba-tiba ngomong gak jelas."

Rendra terkekeh, ternyata dia sangat menyebalkan di mata Elion. Elion sangat imut dan manis ketika mengungkapkannya, jadi tanpa sadar dia mengusak rambut Elion dengan senyuman di wajahnya.

"Haha ..maaf."

"A- iya, iya!!"

Elion kabur setelah mengatakan itu, dia sangat terpesona pada wajah Rendra sampai tak bisa menahan dirinya untuk tak salah tingkah.

Tbc.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang