Elion pov
Setelah bakar-bakar kemarin, ada yang aneh dengan Yada dan Matio. Mereka seakan menghindar dari satu sama lain, lebih tepatnya Yada yang terus saja menghindar dari Matio.
Aku tak mengerti tentang apa yang terjadi dengan mereka yang pasti ada sesuatu yang salah di sini. Dan lagi mereka mengganggu! Aku kan jadi kepikiran tentang apa yang terjadi di antara mereka.
"Lo kenapa sama Matio?"
Jadi aku bertanya pada Yada agar rasa penasaran ku ini terpenuhi dan aku tak terganggu oleh perasaan penasaran ini.
Tapi siapa yang akan menyangka kalau Yada akan menangis saat aku bertanya padanya?!! Aku minta maaf kalau perkataan ku menyinggung tapi hey ..memang aku mengatakan hal yang salah ya? Aku hanya bertanya.
Memang mereka melakukan apa sampai saat aku bertanya pada Yada, dia sampai menangis begini.
Karena sudah seperti ini, aku jadi harus menghiburnya. Aku mengelus punggungnya agar dia merasa lebih baik, lalu tiba-tiba dia memeluk diriku dan menangis di pundakku.
Dasar Matio!! Dia pasti melakukan sesuatu pada Yada sampai Yada seperti ini, apa yang dia lakukan sih?!! Aku penasaran, tolong beritahu aku.
Sementara Yada masih sesegukan, aku mengelus rambutnya agar dia menjadi jauh lebih tenang dan bisa bercerita dengan nyaman karena aku sangat penasaran sekarang.
"Ha ..makasih."
Sekarang dia menjadi lebih tenang, dia melepas pelukannya kemudian menatap langit yang cerah hari ini.
Entahlah, mungkin langit itu tak seperti perasaannya saat ini sehingga dia ingin mengubah moodnya dengan menatap langit yang cerah.
"Gue sama Matio .."
Aku sudah sangat penasaran, benar-benar sangat penasaran. Tapi dia menjeda ucapannya untuk waktu yang lama, tak apa ..mungkin dia masih belum begitu siap untuk mengatakannya.
"Kita ngelakuin itu."
Oke, aku muak. Itu? Apa maksudnya itu? Hey ..emangnya aku ini bisa bahasa alien?! Itu ..itu ..seakan aku tahu maksudnya.
"Yang jelas dong!"
Yada kembali terisak, sial. Aku sepertinya sangat mendesaknya, kembali lagi aku memeluk dirinya untuk menenangkannya.
Tapi lagi-lagi ada saja gangguan, sekarang di depanku tengah ada Rendra yang sepertinya sangat cemburu melihatku memeluk Yada. Lihat saja wajahnya yang seakan ingin memakan orang hidup-hidup itu.
Maafkan aku Rendra, sayangku- pasti jika dia mendengar suara hatiku dia akan sangat bahagia. Yah ..intinya sekarang Yada lebih penting darinya.
"Hik ..Eli."
"Iyaa ..kenapa?"
"Gue sama Matio mabuk kemarin."
Apa yang salah dengan hal itu? Sepertinya memang salah karena mabuk itu tak baik, dan aku yang menyuruhnya. Jadi ini salahku?
"Terus ..gue gak sengaja ngasih alkohol yang ada afrodisiak nya huwaaaa .."
Hum?? Apa itu afrodisiak? Aku menatap Rendra yang masih menatapku tajam. Dia memang tak bisa diajak kerjasama.
"Apa itu afrodisiak?"
"Huwaaaaa .."
Kenapa sih dia ini? Huwaa ..huwaaa ..memangnya dia anak kecil?! Dia sangat lebay, aku akui ini.
Karena dia tak juga memberitahuku, aku mengambil ponselku dengan susah payah sembari memeluknya, lalu aku mencari tahu apa itu afrodisiak. Kemudian aku menyesal, sialan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEATMATE
Ficção AdolescenteTeman sebangku dari pertama masuk sekolah sampai kelas dua belas. Tapi kenapa kita tidak akrab juga?! !Warning! Cerita kadang gak jelas