Side Story 3

1.3K 40 6
                                    

Ternyata melihatmu mengikat janji dengan orang lain dan melupakan janji kita adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. _Elion Adante_

* * *

Sedaritadi Elion tengah sibuk memilih baju apa yang akan dia pakai ke acara pernikahan Rendra. Tapi kemudian dia tersadar bahwa dia tak perlu tampil menjadi yang terbaik ataupun yang terburuk karena bukan dia tokoh utamanya.

Pada akhirnya dia hanya memakai baju yang biasa saja agar tak menarik perhatian orang.

Ketika dia keluar dari kamarnya, ibunya dan ayahnya, lalu kakaknya menatapnya dengan tatapan kekhawatiran.

Mereka melihat sendiri bagaimana Elion berusaha untuk melupakannya, begitu sulit. Dia bahkan tak pernah memikirkan dirinya dan terus saja bekerja pagi sampai paginya lagi.

Dia mengalihkan semua pikirannya pada pekerjaannya, dia sangat berusaha.

Kakaknya ingin sekali menghajar Rendra yang telah menyakiti adiknya namun dia juga tak salah karena memang ..mereka adalah sesuatu yang sulit untuk bersama.

Hubungan mereka memang sudah diketahui oleh keluarga Elion saat Elion tinggal bersama dengan Rendra. Awalnya keluarganya menentang tapi kemudian mereka berusaha untuk menerimanya.

Namun sekarang yang terjadi justru seperti ini. Mereka pun tak bisa berbuat apapun.

"Kalian kenapa?"

"Kamu beneran gak apa-apa?"

"Gausah pergi kalau emang gak nyaman."

Elion mengerti akan kekhawatiran keluarganya, tapi dia juga tak bisa terus menerus menghindarinya. Dia akan menghadapinya sekarang, dia akan melihat sendiri dengan matanya, tak peduli akan sesakit apa nantinya.

"Aku pergi dengan Matio dan Yada, jadi kalian tidak perlu khawatir. Mereka akan menemaniku."

"Ha ..baiklah, jangan mabuk."

"Seterpuruk apapun aku, aku sama sekali tak pernah menyentuh alkohol ayah."

"Minumlah jika kamu ingin, tapi hanya seteguk saja."

Perkataan ayah dan kakaknya, itu memang berbeda tapi tujuan mereka mengatakan hal itu sama. Mereka hanya mengkhawatirkan Elion.

"Jika kamu tak kuat melihatnya, datangi saja lalu tampar dan pergi."

Elion terkekeh, nasehat ibunya memang sangat berbeda dengan yang lainnya. Mana mungkin Elion melakukan hal itu, kecuali jika dia ingin mempermalukan dirinya sendiri di hadapan banyak orang.

Suara klakson mobil membuatnya tersadar kalau Matio sudah ada di depan, dia bergegas pergi ke depan tak lupa dengan hadiahnya untuk Rendra.

Sampai di depan Matio sudah menunggunya di sana bersama dengan Yada. Hubungan mereka semakin membaik setiap harinya walau terkadang masih sering bertengkar tentang masalalu.

Dahulu dia pikir, dia yang akan bertahan lebih lama daripada mereka. Tapi sekarang, dia hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya bahagia.

Dia masuk ke dalam mobilnya, memakai sabuk pengaman lalu memeluk hadiahnya erat. Dan mereka melaju setelah semuanya siap.

"Nangis aja kalau lo butuh itu nanti."

"Kita akan memelukmu Elion."

"Uhm ..terimakasih."

Yada hanya bisa tersenyum tipis menatap Elion yang tengah murung. Dia tak lagi menjadi Elion yang bersemangat.

Saat itu Yada pernah merasa iri dengan hubungan Elion dan Rendra yang sangat harmonis. Dia iri dengan Elion yang sangat dicintai oleh Rendra tanpa tahu akhir cinta mereka akan menjadi seperti ini.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang