Side Story 2

930 39 0
                                    

Aku tak pernah menyangka akhir kita akan seperti ini, ku pikir kita yang paling indah. _Elion Adante_

* * *

Waktu berlalu dengan begitu cepat, ini sudah enam tahun berlalu. Elion dan Rendra putus dua tahun yang lalu. Alasan mereka putus adalah karena Rendra akan menikah dengan seorang gadis.

Awalnya Elion marah, dia kecewa dan dia benar-benar hancur di saat itu juga. Tapi sekarang dia sudah merasa lebih baik namun bukan benar-benar baik.

Sejak dulu Elion itu anak yang ceria, dia selalu bahagia, dan dia dipenuhi dengan kasih sayang. Tapi setelah putus dengan Rendra, dia tak banyak bicara.

"Sayang ..anak ayah yang paling ayah sayangi."

"Ayah ..aku sudah besar."

"Anak ayang sudah berumur dua puluh empat tahun, bagaimana bisa?"

Elion menatap ayahnya dengan raut wajah kesal kemudian dia mengalihkan pandangannya pada makanan yang ada di hadapannya.

Dia tak nafsu makan, tapi dia lebih tak bisa makan lagi kalau dia pergi ke pesta pernikahan mantan pacarnya lusa nanti.

"Jangan bersedih Eli, kamu bisa mencari yang lebih baik."

Ibu Elion datang dengan buah-buahan di tangannya, dia memgecup pipi putranya lalu menaruh buah-buahan di meja makan.

Mereka duduk bersama di sana, keluarga Elion harmonis. Sedari kecil dia selalu dimanjakan dan dilimpahkan kasih sayang.

Dia tak pernah seterluka ini karena seseorang. Seandainya dahulu dia tak pernah bertemu dengan Rendra, apakah mungkin dia tak akan pernah merasakan rasanya terluka?

Rendra adalah pengalaman paling membahagiakan dan juga paling kejam yang pernah Elion rasakan.

Perkataannya dahulu ketika dia meminta putus adalah sesuatu yang bisa mengguncangkan dunia Elion.

Dua tahun lalu

Saat itu mereka tinggal bersama, Rendra meneruskan perusahaan ibunya dan Elion sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang desainer.

Elion tak pandai dalam bidang akademik, dia akhirnya mulai tahu kalau dirinya ternyata pandai juga dalam bidang itu. Awalnya sih dia mengambil jurusan itu karena dia pikir jurusan itu yang tak terlalu banyak berpikir.

Namun ternyata dia salah besar, tapi dia sama sekali tak menyesalinya. Dia menjadi seterkenal ini adalah karena hal itu.

Jadi pada saat itu mereka tengah berdua bersama, di depan televisi dengan cemilan. Suasananya seperti biasa, tak ada yang terasa berbeda hingga saat Rendra tiba-tiba berucap.

"Aku akan menikah."

Tak ada jawaban dari Elion, dia mencerna apa yang dikatakan Rendra lalu terkekeh. Namun wajah Rendra terlalu serius.

"Kamu? Bukan kita?"

"Ya ..hanya aku."

Suasana berubah menjadi hening dan membingungkan bagi Elion. Dia tak tahu harus apa, dia masih mencerna keadaan.

Sebelumnya hubungan mereka selalu baik-baik saja, dia dan Rendra tak pernah bertengkar begitu hebat. Mereka selalu menyelesaikan pertikaian mereka secara baik-baik.

Dan lalu ..apa sekarang? Ucapan Rendra seakan bukan sebuah kebohongan, dia serius dan mungkin sangat serius.

"Aku ada salah?"

"Gak ada, maaf Lily. Sebenarnya aku sudah dijodohkan oleh mama dari ketika kita kelas dua belas saat mau kelulusan."

Rendra menjeda ucapannya dan Elion masih memproses apa yang terjadi sekarang. Dia sungguh tak bisa berpikir jernih.

"Waktu itu aku bertanya apakah aku boleh mati untukmu dan kamu menjawab tidak. Kamu adalah duniaku Lily dan ibuku adalah hidupku, jika seandainya saat-"

Elion menggebrak meja, dia meneteskan air mata yang entah sejak kapan tumpah begitu saja.

Dia sekarang sudah sadar sepenuhnya atas apa yang dikatakan Rendra. Dia akan menikah, bukan dengannya tapi dengan orang lain yang entah siapa itu.

"Kamu sudah dijodohkan sejak awal dan kamu tak pernah mengatakannya padaku sampai sekarang. Aku pikir kita menjalin hubungan ini tanpa adanya masalah, justru kamu yang menjadi pemicunya."

Rendra mengacak rambutnya, dia menyentuh pergelangan tangan Elion dan menyuruhnya untuk duduk dan tetap tenang. Namun Elion sudah tak bisa lagi berpikir, dia kaget, kecewa, dia sangat hancur atas apa yang dikatakan Rendra.

"Bagaimana dengan janjimu Rendra? Kamu berjanji pada saat itu untuk terus selalu bersamaku kan."

"Mama ingin seorang cucu, karena itulah dia ingin aku menikah dan mempunyai anak tapi setelah itu aku boleh menceraikannya. Saat itu kita bisa kembali bersama."

Rendra sangat berharap, Elion akan mau menunggunya. Tapi seperti apa yang dia duga. Elion tak mungkin mau melakukannya.

Dia menepis tangan Rendra, dia menatap Rendra seolah tengah menatap seseorang yang sangat rendah.

"Kamu sudah menyakitiku dan kamu ingin menyakiti orang lain? Lalu setelah menyakiti orang itu kamu akan kembali padaku seolah tak pernah terjadi apapun di antara kita? Kamu brengsek."

Sungguh Elion tak pernah mengira bahwa orang yang sangat dia cintai selama ini adalah orang yang sebrengsek itu.

Dia terluka, dia sangat terluka atas apa yang Rendra katakan. Mungkin tak masalah jika dia mengatakannya sedari awal karena Elion bisa bersiap tapi saat ini? Di saat yang sangat terlambat ini? Dia sungguh kecewa.

Elion sudah bersiap akan kepergian Rendra tapi dia tak menyangka kepergiannya akan seperti ini.

Keturunan adalah sesuatu yang tak bisa dia berikan pada Rendra, Elion mengerti akan apa yang ibunya khawatirkan dan dia akan mengkhiklaskan Rendra dengan lapang dada jika daridulu Rendra mengatakannya.

Tapi baru sekarang dia mengatakannya, tak masalah. Tapi kenapa dia mengatakan akan menceraikannya setelah orang yang akan dinikahinya melahirkan seorang anak. Seakan dia membuang begitu saja barang yang sudah tak berguna lagi.

Apa artinya pernikahan itu jika hanya untuk menghasilkan keturunan semata? Tak masalah jika ada masalah di antara mereka dan berakhir cerai lalu Rendra akan kembali padanya. Tapi janjinya adalah setelah melahirkan anak dan dia akan menceraikannya lalu kembali pada Elion.

Bukankah dia adalah orang yang sangat brengsek sampai Elion sendiri tak habis pikir dengan apa yang dia katakan.

Tak peduli entah bagaimana Rendra berteriak memanggilnya, Elion melangkah pergi membawa kopernya dari apartemen Rendra.

Mereka sudah tinggal selama kurang lebih empat tahunan. Tapi semuanya dihancurkan hanya dengan satu masalah ini. Tidak, itu bukan hanya. Ini masalah serius.

"Lily, sayangku, cintaku ..maaf."

"Berhenti memanggilku dengan menjijikkan seperti itu Rendra."

Dulu dia sangat senang dipanggil seperti itu tapi dalam waktu hitungan menit itu, semuanya berubah.

"Jangan pergi Lily."

"Lalu? Apakah aku harus tetap bersama denganmu? Jangan cari aku. Berbahagialah dengannya, cobalah untuk dekat dengannya, berikan aku undanganmu ketika kamu mau menikah. Aku akan menghadiri pernikahanmu."

Elion menutup pintu taxi yang dia pesan, dia menyuruh taxi itu untuk ke alamat rumahnya.

"Jangan ikuti aku jika kamu masih mau bertemu denganku."

"Lily .."

Rendra tak berdaya, dia hanya bisa menatap taxi yang dinaiki kekasihnya itu tanpa bisa mengejarnya.

Dia sangat berharap bahwa ceritanya tak berakhir seperti ini.

____

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang