24

1.9K 107 0
                                    

Bel masuk berbunyi, Elion berlari menuju ke kelasnya setelah menyadari sudah jam pelajaran.

Sampai di kelas, Rendra menatapnya dengan satu alis terangkat. Elion masuk ke kelas dengan napas tersenggal, bagaimana bisa Rendra tak bingung dengan hal itu? Dari kemarin Elion bertingkah aneh.

"Dari mana?"

"Aku habis bertemu Yada, dia sedang galau jadi aku menghiburnya."

Tak ada jawaban dari Rendra, dia mengusak rambut Elion lalu kembali tidur. Elion menatap bantal kelinci kesukaannya yang kini dia relakan untuk Rendra, sekarang dia menggunakan bantal beruang yang dibelikan oleh Rendra.

"Kamu tahu sesuatu?"

"Hum ..kamu ingin tahu?"

Rendra tersenyum miring sembari menatap lurus pada Elion. Melihatnya begitu, Elion jadi tak yakin akan Rendra. Seperti ada sesuatu yang Rendra inginkan jika dia memberitahu Elion tentang apa yang dia tahu.

Karena hal itu Elion menyingkirkan rasa penasarannya dan memilih untuk mengabaikan Rendra.

Melihat Elion yang tengah mengabaikannya membuatnya terkekeh, dia kembali tidur setelah puas melihat Elion yang sangat manis di matanya.

Ketika jam pulang berbunyi, Elion mengambil tasnya lalu berjalan keluar kelas diikuti Rendra di belakangnya.

Langkah Elion terhenti kala Rendra mengikutinya hingga sampai gerbang. Dia berbalik menatap Rendra di belakangnya.

"Kamu gak ekskul? Bukannya mau ada lomba?"

"Aku tidak ikut."

"Kenapa? Kamu kan selalu ikut."

Wajah manis itu membuat Rendra tersenyum, dia mencubit kedua pipi Elion. Rasanya dia sangat ingin mencium kedua pipi itu.

"Kalau aku ikut, waktu kita bersama akan berkurang."

Tawa Elion pecah begitu saja, Rendra sangat-sangat menyukai dirinya. Mereka selalu saja bersama dan Rendra takut waktunya bersamanya berkurang? Siapa yang akan sebucin ini? Tentu saja hanya Rendra kan? Jika ada lagi, Elion akan mengapresiasi dirinya.

Dia mendorong Rendra agar masuk ke dalam sekolah kembali, Elion tak ingin dirinya menjadi penghambat bagi Rendra.

Dari dulu Elion selalu berharap kalau hubungan mereka akan tetap baik. Dia memeluk Rendra sebentar lalu tersenyum padanya.

"Nah sudah sana pergi, kamu harus membuatku bangga padamu agar aku lebih menyukaimu kan? Aku tidak suka Rendra yang seperti ini."

"Apa yang akan kamu berikan?"

"Tubuhku?"

"Itu sih mau mu."

Lagi-lagi Elion tertawa. Tawa itu membuat dunia Rendra berhenti, dia ingin menghentikan waktu agar bisa terus melihatnya sampai bosan, namun sepertinya dia tak akan pernah bosan.

Rendra mengambil satu langkah maju, mengusak rambut Elion lalu berjalan pergi, baru beberapa langkah dia berhenti dan menatap Elion sembari melambaikan tangannya.

Saat itu juga Elion ingin sekali mengatakan pada dunia kalau orang itu adalah miliknya, hanya miliknya, kepunyaan Elion yang begitu mencintainya.

Elion sering dicintai, dia punya keluarga dan juga punya teman yang baik. Hidupnya dipenuhi dengan cinta dan perhatian, tapi ketika Rendra masuk dalam hidupnya, dia sadar kalau cinta adalah sesuatu yang seindah itu.

Awalnya Elion berpikir bahwa itu hal biasa, sesuatu yang memang seharusnya ada dan diterima oleh setiap orang. Tapi beberapa orang tak memilikinya, Elion merasa bahwa dirinya sangat beruntung.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang