Ujian telah tiba setiap siswa-siswi pusing memikirkan jawaban dari kertas ujian mereka. Tapi tidak dengan Rendra yang lancar-lancar saja.
Elion dan Rendra berada di ruangan berbeda ketika ujian dan hal itu membuat Rendra merasa kesal akan siapa yang duduk di samping Elion.
Dan memang kekesalan itu terjadi, lihat saja sekarang. Elion tengah berbicara dengan seorang gadis yang lebih pendek darinya, itu benar-benar membuat Rendra sangat ingin menarik Elion menjauh dari gadis itu.
"Eh Rendra, tadi gimana ujian lo? Lancar gak?"
"Ya," ucap Rendra sembari melirik gadis yang ada di samping Elion. Gadis itu juga tengah menatap Rendra.
Mereka saling bertatapan tapi Rendra mengalihkan pandangannya, sungguh dia lebih baik menatap Elion selama seratus tahun tanpa berkedip daripada menatap wajah gadis itu selama satu detik.
"Kenalin ini adkel yang duduk di samping gue, namanya Fana."
"Hai kak," sapa gadis itu dengan senyuman yang sangat manis tapi Rendra mengabaikan sapaannya, dia hanya berdehem untuk menjawab ucapan dari Elion bukan gadis itu.
"Dia manis banget kan?" tanya Elion dengan kekehan, Fana tersipu ketika Elion mengatakan hal itu, sedangkan Rendra semakin merasa terbakar.
Api yang terbakar itu mulai membesar hingga akhirnya Elion ditarik untuk berdiri di sampingnya.
Awalnya Elion kaget ditarik tiba-tiba tapi dia menjadi biasa saja setelah beberapa detik.
"Belajar," bisik Rendra di telinga Elion membuat Elion menatap Rendra karena merasa geli.
Mereka bertatapan lama, jika bukan karena gadis yang ada di hadapan mereka, mungkin Rendra akan menciumnya.
"Iya ayo belajar, lo minggir ini deket banget Rendra."
Seperti yang diperintahkan, Rendra agak menjauh dari Elion. Kalau dia takut Elion jatuh karena terus mendorong dadanya, kenapa Elion? Karena Rendra merasa dengan tubuh sekecil itu, tak mungkin bisa menjatuhkannya, melangkah mundur saja tak bisa.
"Gue pergi belajar ya dek, nanti kita kerjasama lagi ya."
"Iya kak."
Tak banyak bicara, Rendra menarik Elion untuk pergi menjauh dari gadis itu. Dia membawanya ke perpustakaan yang lumayan dekat dengan ruangan mereka.
Sampai di perpustakaan, Elion mengambil nafas panjang. Dia seperti lari maraton, Rendra sungguh memiliki kaki yang panjang hingga dapat melangkah lebar.
"Minum."
Segelas minuman ada di hadapan Elion, hanya air mineral. Mungkin Rendra mengambilnya dari galon di perpustakaan.
Mereka duduk bersebelahan setelah Elion bernapas normal kembali. Keduanya belajar, tapi sepertinya hanya Elion saja yang belajar karena Rendra sedaritadi memandanginya.
Elion menaruh bukunya di meja, dia menghembuskan nafasnya kemudian menatap Rendra.
"Ada apa di wajah gue sampai lo ngeliatin gue mulu?"
"Aku kesal."
Ini adalah pertama kalinya Rendra menggunakan kata panggilan 'aku' ke Elion. Tapi kenapa 'aku' kenapa bukan 'gue'? Bukannya kalau sama Anin dia makenya 'lo' dan 'gue'?
Bukan hanya itu saja, Rendra mengekspresikan perasaannya. Biasanya dia hanya akan mengatakan "Tidak apa," atau "Tidak," atau "Entah," tapi sekarang dia mengatakan hal yang jauh lebih baik.
Ada apa dengannya sampai bicara begitu?
"Kesal? Kenapa emang? Siapa yang buat lo kesal?"
"Lion," ucapnya dengan sangat lembut dan senyuman tipis yang membuat Elion sungguh akan gila jika berada di sini lebih lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEATMATE
Roman pour AdolescentsTeman sebangku dari pertama masuk sekolah sampai kelas dua belas. Tapi kenapa kita tidak akrab juga?! !Warning! Cerita kadang gak jelas