09

2.8K 142 0
                                    

Memang benar masalah Elion dan Rendra sudah selesai dan sekarang mereka begitu damai. Tapi ada satu orang yang rasanya sangat kesal, yaitu Anin yang sekarang tengah duduk bersama mereka di perpustakaan.

Awalnya ada Yada dan juga Matio tapi mereka pergi dan tak kembali lagi sampai sekarang hingga membuat Anin menjadi nyamuk sendiri.

Sedaritadi Rendra mengajari Elion tentang materi yang belum Elion pahami, sedangkan Anin memainkan game di ponselnya. Dia malas belajar, biarlah nanti nilainya jelek, dia tak begitu peduli.

"Rendra, lo tahu gak?" tanya Elion tiba-tiba, dia menaruh pensilnya di meja dan menatap Rendra sekarang.

"Gue kan kemarin habis ke mall sama bunda, terus gue lihat ada boneka beruang lucu banget, awalnya gue mau beli tapi gak dibolehin bunda. Jadi kalau lo luang, nanti pulang sekolah ikut gue ke sana buat beli yuk."

Rendra terkekeh gemas dengan tingkah Elion, dia terlihat begitu menyukai boneka namun sepertinya boneka kelinci yang sekarang tengah dipeluknya lah yang paling dia sukai.

Keduanya terlihat begitu mesra, jika Elion adalah seorang gadis pasti ada banyak yang mengira kalau mereka sekarang pacaran bukan hanya sekedar teman biasa. Mana ada teman yang seperti ini? Anin sampai malas melihatnya.

Dia mengingat Rendra kemarin setelah meminta maaf dengan Elion, matanya sembab dan Elion bilang dia menangis. Itu mungkin adalah air mata pertama yang Rendra teteskan.

Dahulu Anin ingin melihat Rendra menangis akan sesuatu yang begitu berharga baginya. Dan sekarang dia tahu sesuatu yang berharga itu, dan yah ..dia memang menangis.

Anak yang berpura-pura tangguh ini akhirnya menjadi lemah, Anin merasa sangat senang ketika melihat sepupunya bahagia dengan dunianya sekarang.

Betapa menderita hidupnya selama ini.

"Ya, nanti kita beli."

Deretan kata itu mampu membuat Anin tersedak, dia menatap Rendra yang menjawab dengan kata yang lumayan panjang.

Rasanya dia ingin tertawa sekarang juga, sungguh ..apa begitu berarti lelaki itu bagi Rendra? Lihat matanya yang berbinar seakan melihat cahaya itu, jika suatu hari dia terluka karena cahaya itu, Anin mungkin akan benar-benar gila.

Setelah melihat Rendra begitu, Anin bertekad untuk membuat Rendra dan juga Elion menjadi sepasang kekasih bagaimana pun caranya.

Bel masuk sudah berbunyi saja, Anin berdiri. Dia pergi meninggalkan kedua orang itu sendiri.

"Kenapa dia pergi duluan?"

"Biarkan saja."

"Karena sudah menyatakan perasaan, Rendra jadi menjawab dengan panjang."

"Kamu suka?"

Tak ada jawaban, hanya Elion tersenyum cerah lalu berjalan mendahului Rendra. Dia sendiri tak tahu akan perasaannya pada Rendra, dia merasa nyaman tapi dia tak yakin kalau dia gay.

Dia sangat yakin bahwa dia normal, benar-benar yakin.

Rendra mempercepat langkahnya, dia menyamakan langkahnya dengan Elion. Senyuman tak luput dari wajahnya, dia sesekali memandangi wajah Elion ketika dia berjalan.

Begitu indahnya orang yang dia sukai ini, sangat indah. Rendra sungguh menyukai dirinya, sangat menyukainya.

*

Sepulang sekolah seperti pada hari biasanya, Elion menunggu ayahnya menjemputnya di halte, dia tak jadi mengajak Rendra ke mall karena Rendra tiba-tiba saja sibuk jadi tak bisa pergi bersamanya, tapi dia berjanji lain kali akan pergi bersama.

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang