28

1.5K 83 2
                                    

Ini sudah jam pulang sekolah, aku sudah membuat janji dengan Oryn dan dia juga menyetujuinya.

Kita akan bertemu di cafe dekat sini. Kukira dia tak akan mau bertemu denganku tapi ternyata dia mau-mau saja.

Dia sudah menyelingkuhi Matio jadi aku berpendapat buruk tentangnya, tapi saat melihat apa yang dia pakai saat pergi ke pesta ulang tahun Yada, dia sungguh terlihat sangat ..menggoda? Ya begitulah, jadi aku berpikir untuk berguru padanya.

"Kamu mau ke mana?"

"Aku ada janji sama temen, kamu pulang sendiri yaa??"

"Aku anterin."

"Gausa, lagian deket kok, di cafe depan sekolah itu."

Dia menatapku dengan wajahnya yang ragu dan aku tersenyum agar dia tahu kalau aku tidak berbohong padanya, aku kan memang tidak berbohong padanya. Aku memang pergi ke cafe depan sekolah dan aku memang bertemu teman, atau calon teman? Entahlah, intinya orang yang sudah ku tahu namanya, itu artinya dia teman juga kan.

"Pulangnya bilang, aku jemput."

"Iya sayangg .."

Aku berlari pergi darinya setelah mengatakan itu, aku yakin dia pasti sedang mematung dan tersipu. Rendraku memang sangat suka sekali saat aku memanggilnya 'sayang' padahal itu hal wajar bagi pasangan.

***

Aku sudah menunggu sekitar sepuluh menit, dan akhirnya dia datang juga. Dia duduk di depanku dengan senyuman tipis di wajahnya. Bukannya terlihat manis senyuman itu justru rasanya menyesakkan.

"Hai .."

"Uhm, lo mau pesen apa? Gue traktir."

"Hum ..latte."

Aku memanggil pelayan dan memesankan apa yang dia mau dan juga aku. Menunggu pesanan datang, aku berbalas pesan dengan Rendra lebih dahulu karena dia juga tengah memainkan ponselnya.

Kadang dia tersenyum tipis saat memainkan ponselnya tapi terkadang dia memasang ekspresi terluka lalu kemudian tersenyum lagi.

Tak jadi berbalas pesan, aku memilih untuk memperhatikannya. Dia bukan seleraku jadi jika ada yang salah paham aku akan mencekiknya, siapa juga yang suka dengan sesama pihak bawah? Aku sih engga.

Saat pesanan tiba dia akhirnya menatapku, dia meletakkan ponselnya di meja dan mengabaikan notifikasi yang masuk ke ponselnya.

"Jadi ada apa?"

"Lo kan pihak bawah ni kan."

Aku tidak mau berbasa-basi, aku mau cepat pulang dan memeluk Rendra seharian. Sekarang sepertinya Rendra tengah belajar, alasan aku bertemu dengan Oryn sekarang itu karena Rendra belajar setiap pulang sekolah dan pasti aku juga akan disuruh untuk ikut belajar. Tidak ..mau.

"Ya."

"Nah!! Jadi ..lo tahu gak kenapa pasangan kita gak mau ngelakuin itu?"

"Maaf ..itu? Apa maksudnya?"

Ini masalah besar, aku pikir dia akan peka tapi ternyata tidak. Jadi bahasa halus apa yang harus aku katakan agar dia mengerti maksudku?

"Berhubungan, lo tahu ..itu."

"Oh ..iya. Pasangan kamu gak mau ngelakuin itu?"

"Iya!! Gue tuh udah nyoba berbagai cara buat ngegoda dia, tapi dia beneran gak mau. Bahkan kita ciuman cuma tiga kali dan dua kali gue yang mulai, dia gak nanggepin, yang ketiga kalinya baru dia yang mulai, tapi gue langsung ditinggal pergi. Lo tahu? Gue sedih banget gila, emangnya gue seburuk itu? Gak deh kayaknya."

SEATMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang