CHAPTER 2

2.4K 117 5
                                    

Camelia membuka matanya, menatap sekelilingnya dengan tangan yang refleks menyentuh kepala. Ia tatap sekelilingnya, sangat aneh ketika menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam mobil.

"Elisa!"

Sayup- sayup ia mendengar ada yang memanggil dengan nama Elisa. Sontak kepalanya ikut menoleh ke arah jendela, terlihat seorang pria sedang berusaha untuk memecahkan kaca mobil.

Kaca pecah setelah percobaan ketiga. Camelia terlalu lemah untuk membuka suaranya, ia hanya terdiam saat pintu mobil di buka secara paksa. Lalu tubuhnya di raih dan masuk ke dekapan pria yang tidak dia kenali sama sekali, pikiran Camelia saat ini hanya teringat dengan apa yang di lakukan Samuel kepadanya.

Felix membawa tubuh istrinya ke dalam mobil. Tiada henti Felix menatap wajah Elisa, jemarinya menekan luka di kepala Elisa dengan sapu tangan.

"Tidak, tidak, tidak tolong bertahan Elisa. Maafkan aku datang terlambat," gumam Felix dengan gemetar.

****

"Mati! Matilah Camelia, kau harus mati! Karena aku membenci sikap sombongmu!"

Camelia resah dalam tidurnya, tangannya terkepal kuat. Air mata terus menetes, dari kedua matanya yang masih tertutup rapat.

"Elisa, hei ada apa denganmu." Felix meletakan iPad ditangannya, ia bergerak mendekati Elisa dan mengusap pelan pipi istrinya.

Sepasang mata grey milik Felix bertemu dengan irisan mata indah hazel milik Eliza. Masih ada bulir air mata seperti Cristal pada kedua pelupuk matanya, tangan Felix masih terus membelai puncak kepalanya.

"Elisa. Ini aku Felix, apa kau baik- baik saja?" tanya Felix saat melihat Elisa hanya diam terus menatapnya tanpa membuka sepatah- kata.

"Elisa? Siapa Elisa dan siapa kau?" ulang Camelia dengan alis yang mengkerut.

Sama seperti Elisa, Felix juga di buat bingung dengan pertanyaan istrinya. Alih- alih menjawab, tangan Felix dengan cepat memencet tombol yang berada di sisi ranjang.

"Tenanglah. Dokter akan segera datang," sambung Felix dengan singkat.

Dalam hitungan beberapa menit Dokter dan perawat datang untuk menangani Elisa yang terlihat aneh saat sadar dari pingsan. Felix tidak melepaskan tatapannya dari Elisa, dia khawatir dengan amat sangat khawatir tentang keadaan istrinya Elisa. Tidak pernah Felix sepanik ini, Elisa berhasil mengacaukan hatinya padahal mereka menikah tanpa dasar cinta.

"Mr. Taylor bisakah kita berbicara di luar," kata Dokter.

Felix mengangguk ia menilik sekilas ke arah Elisa yang kembali berbaring dan juga mata mereka sempat bertemu di udara beberapa detik.

"Apa yang terjadi kepada istriku? Apa dia mengalami lupa ingatan," ujar Felix langsung menyerbu Dokter dengan pertanyaan.

"Maafkan kami. Tapi seperti kecelakaan membuat kepala Mrs. Taylor berakibat fatal, benar pasien mengalami amnesia. Kami belum dapat memastikan apakah amnesia yang di alami Nona Elisa bersifat sementara atau bukan," jelas Dokter. "Untuk sementara mohon tetap selalu berada di samping pasien," sambung Dokter.

Setelah mendengar penjelasan Dokter Felix kembali menemui Elisa. Dia pikir Elisa tertidur setelah di berikan obat, tapi ternyata wanita itu masih tetap terjaga bahkan ia terus melemparkan tatapan kepadanya seakan Felix orang asing yang patut di waspadai.

"Aku pikir kau tertidur," kata Felix kembali berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari ranjang Elisa. Kembali mengambil iPad, sikap dingin Felix kembali ia perlihatkan kepada Elisa. Karena beginilah sikap Felix kepada Elisa sebenarnya acuh tak acuh, sedangkan sifat khawatirnya tadi murni karena dia panik saja.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang