Sorry for typo
Silahkan tandai untuk membantu tugas author merevisi nanti****
Mata Elisa membuat sempurna saat Felix memangil namannya dengan Camelia. Ia mengedarkan pandangannya, dan menatap terkejut saat melihat dari pantulan pajangan cermin. Wajah Matilda dan Morgan terlihat dari pantulan, sudah dapat dipastikan mereka mendengar ucapan Felix barusan.
"Apa yang kau katakan, Felix. Siapa Camelia?" tanyanya dengan sorotan mata sedikit membesar seakan memberi peringatan kepada Felix secara halus.
Felix meraup wajahnya menarik napas dalam- dalam. "Maafkan aku Elisa. Aku terbawa emosi, Camelia nama wanita yang membuat masalah di perusahanku," sambungnya dengan memejam singkat.
Morgan dan Matilda yang berada dibalik tembok menarik napas lega. Hampir saja, mereka dibuat jantungan oleh Felix. Bisa- bisanya Felix menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya Elisa.
"Ibu tidak memaksaku. Aku hanya berbicara tentang liburan kemarin di Italia, hanya itu," kata Camelia menyembunyikan fakta. Ia balas tatapan mata Felix, kenapa di semesta ini Tuhan tidak menciptakan Felix untuknya?
"Aku khawatir," ucap Felix singkat.
Camelia tidak membalas ucapan Felix karena ia tau. Yang Felix pikirkan mungkin saat ini Elisa, bukan dirinya. Ia hanya tidak ingin berpikir berlebihan, apa yang ia terima saat ini hanyalah sementara dan suatu saat Camelia harus siap melepaskannya.
Ponsel miliknya kembali berdering, Camelia memundurkan tubuhnya. "Kita akan berbicara nanti Felix," ucap Camelia.
Camelia mengatur napasnya menjawab panggilan dari Samuel. Setiap mendengar suara Samuel rasanya kebencian itu semakin menjadi- jadi, tidak tahan Camelia ingin memecahkan kepala Samuel dan meminum darahnya sampai habis.
"Aku berada di depan mansionmu, Mrs. Taylor.
"Kau gila? Apa yang kau lakukan!"
"Sulit sekali menghubungimu, tak ada pilihan lain selain datang menjemputmu. Aku akan meminta izin kepada suamimu, aku tidak berniat merebut istrinya, melainkan hanya ingin mengajaknya berkerjasama."
"Kenapa terdengar begitu pemaksa sekali kau ini."
"Mrs. Taylor keluarlah. Apa harus aku masuk ke dalam?"
"Motherfucker!"
Camelia mengumpat dan menutup panggilan secara sepihak. Ia mengambil langkah lebar dan kembali bertemu dengan Felix di ruang tamu, Camelia mendekat dan menyentuh tangan Felix. "Aku harus pergi," ucapnya singkat.
"Kemana?" tanya Felix dengan wajah bingung.
"Membalas dendam," gumam Camelia nyaris terdengar seperti bisikan.
"Kau ingin aku antar?" balas Felix meraih pergelangan tangan Elisa.
"Felix, aku akan pergi bersama Samuel," sambung Camelia singkat.
"Pergilah Elisa, tapi ingat! Jaga dirimu," putus Felix hanya bisa mendengus, mengatup rapat mulutnya dengan kepalan tangan yang bersembunyi dibalik punggungnya.
Jantung Felix memburu kencang. Napasnya berubah berat, ia saksikan tubuh Elisa melangkah pergi meninggalkannya dengan gaun biru tua. Meninggalkan mansion mereka, Felix mencoba untuk tetap berpikir positif bahwa Camelia tidak akan lagi menaruh hati kepada pria keparat seperti Samuel.
Sedangkan disisi lain Samuel mematikan ponselnya setelah memutuskan sambungan telepon secara sepihak dengan Simona. Ia tidak ingin Simona menganggu kencannya dengan Elisabelt, wanita yang Samuel inginkan sejak lama. Senyumnya begitu hangat, melangkah turun dari mobilnya untuk membukakan pintu. Elisa muncul dengan gaun biru tua, rambutnya ia biarkan tergerai jatuh sebatas punggung dan heels Louboutin yang begitu menggoda saat kaki jenjangnya berjalan semakin mendekati Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomanceCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...