CHAPTER 3

3.6K 168 5
                                    

Sungguh hari yang teramat sangat cerah dengan santapan pagi berita kematian Camelia Shannon Philips. kedua mata Elisa menatap layar televisi yang berada di rumah sakit
Mereka mengatakan bahwa Camelia mengalami kecelakaan tunggal yang membuat mobil yang di kendari oleh Camelia masuk ke dalam jurang. Dan saat ini mereka masih mencari mayat Camelia yang mungkin sudah hancur dan menjadi santapan ikan- ikan.

Tidak ia percaya Samuel merekayasa kematiannya begitu dramatis, sekarang tidak ada gunanya menjelaskan bahwa ia masih hidup. Tubuhnya sudah berbeda, dan yang tersisa juga bukan lagi cinta tapi kebencian dan dendam. Samuel dan Simona begitu lapar akan untuk memakan semua kekayaan di tinggalkan olehnya.

Sedangkan Camelia yang saat ini berada di dalam tubuh Elisa tidak bisa mencicipi air ataupun makanan karena trauma yang mereka lakukan kepadanya. Air matanya bahkan tidak lagi sudi untuk sekedar berduka atau merasa menyesal, akan dia hadapi kehidupan kedua ini sebagai Camelia dengan jiwa yang baru tanpa belas kasihan.

Sayup- sayup Elisa mendengar suara pintu di buka. Dia menyadari kedatangan Felix, parfum maskulin begitu semerbak tercium meskipun dari jarak yang masih jauh. Kendati demikian ia masih saja gugup setiap Felix datang menghampirinya, Camelia yang berada di dalam raga Elisa harus menerima sebuah fakta bahwa ia bukan lagi Camelia Shannon Philips. Tetapi dirinya Elisabelt Collins Taylor istri seorang billionaire Jhonson Felix Taylor.

"Perawat mengatakan padaku, bahwa sejak kemarin malam kau belum memakan apa pun," kata Felix dengan mata yang menatap dalam wajah Elisa, wanita itu masih berfokus menatap layar televisi. Tangan Felix dengan cepat mengambil remote dan mematikan televisi, dan hal itu berhasil membuat Elisa mau menatap ke arahnya.

"Aku tidak bisa memakan apa pun, maafkan aku," sahut Elisa melirik sekilas ke arah Felix lalu memalingkan lagi wajahnya ke arah lain, tidak Elisa merasa gugup saat di tatap dalam oleh Felix.

"Makanlah, makanlah apa pun walaupun hanya sedikit," ujar Felix lagi, seketika rasa marahnya mereda saat mendengar Elisa meminta maaf. Aneh tapi nyata, begitulah yang Felix rasakan. Sejak kecelakaan istrinya dinyatakan amnesia, sifat dan karakter Elisa juga berubah 180 derajat. Kata- kata maaf sangat sulit di ucapan, Elisa kepada siapapun termasuk Felix.

Elisa menggeleng cepat menatap dalam mata Felix. Felix merogoh saku dalam jasnya dan mengeluarkan ponsel, samar- samar Elisa melihat Felix mengetik. Entah kepada siapa Felix bertukar pesan, lalu pria itu kembali meletakan ponselnya di atas meja, membuka jasnya dan menggulung kemeja sebatas lengan.

"Tunggulah, aku memesan makanan kesukaanmu," imbuh Felix spontan mengangkat tangannya menyentuh puncak kepala Elisa dan mengusapnya dengan perlahan.

Tak lama kemudian pintu kembali terdengar di ketuk, Felix melangkah dengan dekat meninggalkan Elisa lalu menyambut paper bag dari sebuah restoran kesukaan Elisa. Tidak, tidak Felix tidak mengenal Elisa sejauh ini. Sebelumnya Felix sudah bertanya terlebih dulu kepada manager Elisa.

Elisa hanya terdiam saat Felix suaminya membantu membenarkan posisi duduk Elisa. Lalu membuka meja dan mengeluarkan semua makanan favorit Elisa yang ternyata sama dengan makanan kesukaan Camelia.

"Selamat makan. Semoga saja nafsu makanmu membaik setelah ini," ujar Felix memberikan sendok kepada Elisa.

"Terima kasih Felix," balas Elisa mengambil perlahan sendok yang di ulurkan kepadanya.

Felix mengangguk wajahnya memang terlihat sangat datar. Tapi tak banyak orang yang menyadari bahwa Felix sering menunjukan senyum dari matanya, ia sangat bahagia Dengan sifat baru Elisa saat ini-meskipun hanya bersifat sementara.

"Kapan aku di perbolehkan pulang ke rumah?" tanya Elisa saat telah menyudahi makannya.

"Kau sudah merasa lebih baik? Aku akan konsultasi kepada dokter," jawab Felix merapikan tempat duduk Elisa.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang