Hari ini jauh berbeda dari pagi hari sebelumnya. Felix telah bersiap dengan jas abu- abu serta menata naik surainya, memperlihatkan jidat paripurna. Hampir setengah jam ia menatap penampilannya, parfum maskulin semerbak tercium dari tubuhnya. Berputar ke kiri dan ke kanan, bahkan memilih dasi berulang- ulang kali. Tapi pilihannya tetap jatuh pada dasi berwarna merah gelap dengan tekstur bergaris.
Sebenarnya hari ini Felix tidak pergi ke perusahaan. Ia berpakaian rapi hanya ingin mendatangi gereja, beribadah di minggu pagi. Felix sudah berjanji kepada dirinya bahwa ia akan selalu menjalankan ibadahnya meskipun, keinginannya sudah terkabulkan. Ia tak hanya ingin dikenali sebagai pebisnis yang sukses serta berambisi, tetapi ia juga ingin dikenal baik di mata Tuhan.
Namun sedikit berbeda memang tujuannya hari ini. Selain beribadah, Felix juga bersemangat ingin bertemu dengan Camelia. Setelah pertemuan antara mereka kemarin malam, sampai detik ini Felix kesulitan untuk tidur. Bukan karena ia merasa resah dan gelisah, tapi karena ia merasakan perasaan bahagia sampai dirinya tak sabar untuk menyambut hari besok. Ia menuruni anak tangga, melewati meja makan Felix tidak ingin terlambat. Setidaknya ia harus lebih dulu sampai di sana, agar dirinya bisa berpuas- puas untuk menatap wajah Camelia.
Dengan mengendari mobilnya sendiri. Ia manusia pertama datang paling awal dari yang lainnya, sampai satu persatu jamaat mengisi kursi disampingnya. Kepalanya menilik ke kiri dan kanan, mencari- cari keberadaan Camelia yang belum kunjung hadir padahal beberapa menit lagi ibadah akan segera dimulai. Sampai pertengahan ibadah Camelia tidak kunjung datang, kendati perasaannya sedikit kecewa Felix tetap memandang lurus ke depan mendengar khotbah tentang firman Tuhan.
"Aku terlambat," gumam kecil suara tepat di sampingnya, membuat kepada Felix dengan cepat menoleh.
Ia menemukan wajah Camelia yang menatap lurus seperti apa yang ia lakukan barusan. Camelia sangat cantik dengan gaun merah gelap yang licin. Disertai penutup kepala berwarna putih, Felix mengulum bibirnya menahan senyumnya lebarnya. Ia sedikit merendahkan kepalanya, agar dirinya bisa berbisik di telinga Camelia.
"Ku pikir aku tidak datang Miss. Shannon," bisiknya Felix. Ia mengangkat satu alisnya dan terlihat membuat senyum di matanya.
Camelia yang mendapatkan bisikan Felix membuatnya tersentak terkejut. Saking terburu- buru Camelia sampai tidak menyadari keberadaan Felix tepat di sampingnya. Sorotan mata tegas pria berusia 31 tahun berubah teduh, berhasil menyihir Camelia menatap lebih dalam. Mereka kembali duduk sejajar, Camelia sampai yang tak lagi bisa fokus hingga nyaris membuatnya duduknya tak seimbang. Tudung kepalanya terjatuh tertiup angin, sedikit ia basahkan bibir bawahnya dan cepat-cepat matanya kembali berfokus ke depan.
Camelia tampil begitu sempurna. Lipstik merah gelap membingkai sempurna bibir ranumnya, gaun satin yang licin terlihat mengkilap disinari cahaya lampu gantung yang berada tepat di atas kepala mereka. Sungguh Felix akui Camelia memang teramat sangat cantik jika di lihat dari dekat.
"Berhentilah untuk terus menatapku Mr. Taylor, ingat tujuanmu datang kemari!" tegas Camelia memperingati Felix yang mulai membuatnya merasa tidak nyaman. Bukan tidak nyaman terus di tatap, tapi Camelia merasa ia mulai salah tingkah jika terus di tatap dengan intens seperti itu.
Setelah di tegur oleh Camelia, Felix kembali menatap lurus kedepan. Mengulum bibirnya lalu tersenyum kecil, rasanya sangat lucu ketika Camelia menegurnya dengan pipi yang merona. Camelia terlihat seperti anak kucing yang berusaha terlihat menyeramkan seperti seekor singa.
"Aku terpukau akan dirimu yang begitu cantik. Maafkan aku Miss. Shannon, pesonamu terlalu kuat menarik ku untuk terus menatap berlama- lama," ucap Felix pelan dengan suara yang memberat. Napasnya juga terdengar berhembus kasar, hanya mereka berdua yang bisa mendengarkan pembicaraan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomanceCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...