Ansel memangut dalam- dalam bibir Elisa, ia sampai membuat tubuh kecil itu terdorong ke arah meja rias. Dan dengan cekatan juga kedua tangan kokoh mengangkat Elisa, mendudukinya di atas meja. Ansel telah lebih dulu menyudahi ciumannya, ia menatap lekat mata Elisa menyapu kecil sudut bibir Elisa yang terlihat merah karena lipstick yang luntur.
"Kau ingat aku?" tanya Ansel. Masih dalam jarak yang dekat tangannya menekan sudut meja, memenjarakan tubuh Elisa di sana.
Elisa pandangi lekat- lekat mata Ansel. Seketika ia kembali teringat akan malam itu, tepatnya satu bulan yang lalu ia mencoba untuk melepaskan penatnya. Pergi ke klub malam dan meminum banyak alkohol, tapi jujur Elisa tidak ingat setelahnya bahkan ia berulang kali mencoba untuk mengingat wajah pria yang tidur bersamanya tidak ia sangka pria itu Ansel! Jika mereka benar- benar telah melakukan hal itu, kenapa tidak sedikitpun ia mengingatnya.
Kendati meskipun mereka bercinta dalam keadaan mabuk, Elisa tetap akan menuduh Ansel sebagai pria bajingan. Karena pria ini juga pria pertama yang bercinta dengannya, Elisa tidak pernah berikan keperawanannya kepada Felix kendati sekalipun Felix berstatus suaminya selama tiga tahun. Lalu pria di depannya ini, tidak ada status apa pun dengannya. Tidak pula kekasih, tidak pula suaminya— mereka hanya sebatas partner kerja. Kontan rasa pusing pada kepalanya semakin menjadi- jadi, ia sampai menekan kepala dengan kedua tangannya dengan mata terpejam.
"Aku tidak ingat! Jangan memintaku untuk mengingat, kepalaku sakit!" teriak Elisa dengan penuh penekanan, ia masih tidak terima dengan yang Ansel katakan kepadanya.
"Kau baik- baik saja? Haruskah aku membawamu ke rumah sakit, aku hanya takut kau hamil. Karena aku membuang benihku di dalam saat itu," papar Ansel dengan wajah khawatir menyentuh satu pergelangan tangan Elisa.
Belum lagi masalah bercinta, Ansel kembali membahas masalah kehamilan. Elisa serasa ingin melenyapkan pria di depannya ini, ia turunkan tangannya dan menatap tajam ke arah Ansel tanpa sedikitpun berkedip.
"Apa kau pikir aku sudi mengandung darah dagingmu? Tidak! Aku sangat yakin tidak akan secepat itu untuk hamil."
"Jadi kau percaya bahwa kita—"
"Motherfucker! Stop it!" Elisa menendang kuat area sensitif Ansel yang berlindung dibalik celana jins. Pria itu berteriak dan sedikit memundurkan tubuhnya, dalam kesempatan itu Elisa dengan cepat turun dan berlari keluar dari ruangan. Ia tutup dengan kencang pintu sampai berbunyi nyaring, beberapa kru di luar menatapnya dengan bingung.
"A-aku harus pergi. Besok kita selesaikan semua projek yang tertunda hari ini," kata Elisa dengan sedikit gelagapan, ia tidak tau di luar ruangan seramai ini. Persetan dengan semuanya, ia tidak lagi memperdulikan jika ada gosip- gosip tak sedap antara dirinya dan Ansel.
Saat ini yang terlintas di dalam benak Elisa hanya ingin membeli alat tes kehamilan. Otaknya mulai terkontaminasi dengan ucapan Ansel, semoga yang dikatakan bajingan itu tidak benar adanya. Elisa pergi dengan terburu- buru, menarik pedal gas mobil Buggati merah kesayangan miliknya. Tak jauh dari lokasi syutingnya, ia berhenti di depan sebuah apotik. Sebelum turun Elisa mengambil syal dan juga kacamata hitam. Dengan separuh wajah yang di tutupi, Elisa bertanya kepada salah satu penjaga apotik.
"Hallo Miss ada yang bisa di bantu?"
"Oh.. yah, aku ingin membeli semua alat tes kehamilan yang bisa menunjukkan hasil 100% akurat."
Penjaga apotik mengangguk dan mengeluarkan empat jenis alat yang memiliki fungsi yang sama. Hanya saja di kemas dalam bentuk yang berbeda- beda dari digital sampai berbentuk seperti kertas yang di potong kecil.
Elisa ingin yang terbaik, ia mengambil keempat alat itu dan membayarnya dengan terburu- buru. Tak sempat mengambil kembalikan uang, Elisa melangkah menuju mobilnya dan kembali menarik pedal gas. Tujuannya saat ini hanya kembali ke unit apartemen miliknya, di sana Elisa bisa lebih leluasa untuk menenangkan hati dan pikirannya untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomanceCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...