CHAPTER 32

1.2K 100 27
                                    

Silahkan vote dulu sebelum membaca
Terima kasih🐱

*****

Pukul tujuh malam Felix kembali mendatangi kediaman Warren. Lengkap dengan setelan jas formal yang membalut tubuhnya, tampilannya malam ini sangat rapi turun dari mobil. Felix menyesali pagi tadi, ia harus pergi terburu- buru setelah mendapatkan telepon dari sekretarisnya Ricci—mendadak collega dari Brussel datang dan ingin bertemu dengannya.

Sebenarnya malam ini Felix juga harus berangkat ke Belgia. Tapi ia tunda demi untuk menemui pujaan hatinya sebelum ia pergi melakukan perjalanan bisnis. Tidak, Felix tidak akan mudah melepaskan Camelia dari hidupnya. Ini bukan perkara masalah hati, tapi Felix sudah bertekad bahwa dirinya akan menjaga Camelia. Terlepas dari perempuan itu menginginkan dirinya atau tidak, mungkin Felix terkesan terburu- buru  untuk mengikat Camelia dalam pernikahan. Terlebih kabar dirinya yang bercerai beberapa bulan yang lalu, tapi jika tidak cepat menikah dengan Camelia— Felix takut Camelia akan menikah dengan pria lain yang lebih tampan darinya.

Sebelum menekan bel di kediaman Warren. Felix lebih dulu menekan nomor Camelia ia namai mi amor, Felix terus memperhatikan layar ponselnya menunggu nada sambung itu bergantian suara lembut yang mencoba terlihat tegas.

Saat panggilan tersambung cepat- cepat Felix melekatkan pada telinganya. Menunggu suara wanita itu terlebih dulu, tapi beberapa detik hanya tarikan napas yang terdengar tampaknya Camelia sedang gugup dan menunggu dirinya untuk lebih dulu berbicara.

"Selamat malam, Miss Shannon. Aku menelpon untuk memberitahu bahwa aku sudah menunggu di depan rumah, apa aku harus masuk untuk izin kepada Warren dan Florence?"

Bahkan saat Felix telah menyelesaikan ucapannya kesunyian kembali terjadi. Sampai ia tatap sekilas pada layar ponselnya untuk memastikan telepon masih tersambung atau tidak, dan saat Felix kembali ingin berkata. Suara lembut itu menyapa pendengarannya, sangat lembut sampai Felix bisa merasakan getaran di hatinya.

"Selamat malam juga Mr. Taylor... Maaf A-aku tidak bisa pergi makan malam bersamamu."

Felix mengernyit mencoba berpikir keras dan mencoba mencerna apa lagi yang terjadi pada perempuan ini. Pagi tadi saat di tanya, ia jawab Felix dengan anggukan yang tentu saja Felix anggap sebagai tanda setuju. Lalu malam harinya Camelia berubah pikiran, memutuskan secara sepihak.

"Ada apa? Maksudku, kau tidak bisa menolak diriku seperti ini Miss. Shannon. Aku bukan remaja, aku pria dewasa yang butuh kejelasan kenapa kau tidak bisa pergi makan malam bersamaku. Tolong buka tirai balkonmu, setidaknya lihat aku saat kita berbicara meskipun melalui telepon."

Felix mendongak menatap ke arah jendela Camelia yang tertutup rapat. Bahkan lampu kamarnya terlihat mati, tapi Felix yakin wanita itu melihatnya karena cahaya dari lampu tidur sedikit terlihat.

"A-aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku tidak siap Mr. Taylor tolong mengerti—"

"Turunlah cepat Miss. Shannon. Aku akan menunggu di dalam mobil selama 20 menit jika kau tak kunjung turun, terpaksa aku akan masuk menemui Warren dan Florence meminta mereka untuk mengizinkan aku masuk menemuimu di dalam kamar. Kau masih mendengarkan aku, mi amor?"

Tidak ada lagi balasan dari Camelia. Perempuan itu langsung menutup panggilan telepon, tampaknya ancaman yang ia berikan berefek kepada Camelia. Felix hanya terkekeh kecil, melirik pada arloji rolex yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Melihat satu menit telah berlalu, ia masuk ke dalam mobil menunggu 19 menit lagi sebelum ia benar-benar memencet bel dan berbicara kepada Warren dan Florence.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang