CHAPTER 9

2.4K 124 6
                                    

Sorry for typo
please vote dan komen
Visual felix aku letakan diatas!

*****

Kedua mata Simona tidak lepas memperhatikan wajah Samuel yang berbaring di atas ranjang setelah di periksa oleh Markus. Dokter yang di percaya bertugas untuk mengecek kesehatan keluarga Philips selama bertahun- tahun.

"Bagaimana dengan keadaan Samuel?" Simona menghampiri Markus saat pria itu telah selesai mengemaskan stetoskop ke dalam koper.

"Mr. Philips hanya kelelahan. Beberapa hari ini sepertinya Mr. Philips terlalu banyak berkerja, tekanan darah terlalu rendah," jelas Markus sembari memberikan resep kepada Simona.

"Aku juga ingin menyampaikan turut berduka cita atas kematian Mrs. Philips. Sampaikan salamku kepada Mr. Philips saat dia sudah sadar, kalau boleh aku tau. Siapa anda Nona?" sambung Markus. Ia tidak pernah melihat wanita muda ini, mungkin saja dari pihak keluarga Samuel. Sebab Markus sangat mengetahui semua keluarga Philips. Yang memang hanya tersisa satu perwaris yaitu mendiang Camelia Shannon Philips.

"Aku Simona, calon istrinya Samuel. Kami akan menikah sebentar lagi, apakah ia akan segera pulih? Minggu depan kami akan menikah," balas Simona memperkenalkan dirinya kepada Markus.

"Maafkan aku Miss. Simona tidak mengenali anda sebelumnya, Mr. Philips akan segera pulih saat tubuhnya telah beristirahat dengan cukup dan meminum obat yang telah aku resepkan untuknya. Kalau begitu aku pamit," kata Markus berpamitan pergi.

Pintu kamar Samuel kembali di tutup rapat pelayan yang pergi bersama Markus. Simona kembali memusatkan pandanganya kearah Samuel, mendekati ranjang. Menyentuh permukaan wajah Samuel yang memang sedikit pucat. Untung saja Simona curiga saat Samuel tak kunjung keluar dari kamar mandi, saat ia mengecek-Simona menemukan tubuh Samuel tergeletak di samping bathtup tak sadarkan diri.

Bulir- bulir keringat membasahi wajah Samuel. Alis pria itu ikut mengkerut, Simona mencakup kedua pipi Samuel. "Sayang, hei ada aku disini," bisik Simona.

"Camelia!!" Samuel berteriak membuka matanya. Tubuhnya juga ikut terbangun, dengan satu tangan yang terangkat di udara.

Simona hanya bungkam. Ia yang memanggil Samuel, tapi pria itu justru memanggil wanita bodoh yang telah mati. Apa karena Samuel masih mencintai Camelia?

Samuel memalingkan wajahnya dan menemukan wajah Simona yang menatapnya dengan bingung. Ia raup seluruh permukaan wajahnya dengan cepat, Samuel mengalami mimpi buruk. Camelia datang ke dalam mimpinya membawa sebuah pistol dan menembaknya tepat ke arah kepalanya. Samuel mencoba memohon, tapi wajah Camelia berubah semakin dingin dan di penuhi darah- Camelia mendekati dirinya dan memecahkan kepalanya sampai hancur tak tersisa.

"Apa? Apa yang terjadi?" tanya Simona meraih gelas kaca memberinya kepada Samuel.

Samuel meneguk seluruh air di dalam gelas kaca, mengembalikannya kepada Simona. Ia terdiam dalam beberapa detik, mencoba mencerna mimpinya. Tidak mungkin dirinya menceritakan kepada Simona, membuat wanita itu akan merasa takut. "Tidak ada."

"Kau berusaha untuk membohongiku lagi? Samuel, aku bukan Camelia. Aku bukan wanita bodoh itu, jangan mencoba untuk sembunyikan rahasia apa pun!" papar Simona dengan suara yang mulai meninggi.

Rahang Samuel mengencang. Ia tilik intens mata Simona dengan tatapan tegas dengan cepat juga tangan Samuel mencekik leher Simona. "Ingat batasan Simona. Jangan hanya karena kau telah menjadi wanita yang aku inginkan, kau bersikap seperti ini. Menikah ataupun tidak denganmu, tidak akan mengurangi sedikitpun kekayaan yang aku milikki," tandas Samuel melepaskan cekikannnya. Lalu menjauh dari ranjang, pergi begitu saja dengan tubuh yang masih lemah.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang