CHAPTER 12

1.9K 121 123
                                    

Sorry for Typo
Silahkan tandai author jika salah
Selamat membaca.

****

Cemelia termenung sembari jemari kecilnya memainkan busa- busa sabun di dalam bathtup. Ia tatap pantulan wajahnya pada cermin kecil yang ia bawa masuk ke dalam kamar mandi, ia tatap dalam- dalam pantulan wajahnya yang baru.

"Umh? Dimana kau sekarang, kau tidak merindukan tubuhmu yang aku gunakan saat ini?" gumam Camelia. Berbicara pada cermin memang terlihat konyol, tapi bagi Camelia. Dirinya dan Elisa memang orang yang berbeda. Makanya setiap ia bercermin, Camelia selalu membayangkan tubuhnya yang terpantul dan bukan tubuh milik Elisa tapi melainkan tubuhnya. Cara berpakaian pun Camelia selalu menyesuaikan dengan fashion dirinya semasa hidup, selalu rapi dan terlihat anggun.

"Aku baru saja jujur kepada suamimu. Tapi pria itu tak percaya bahwa aku bukan Elisa, dan ia justru menganggap aku sedang berbohong karena membaca novel fantasi," kata Camelia lagi. Sebelum meletakan cermin pada sisi kirinya, ia berdiri dari bathtup berjalan masuk ke dalam bilik shower membilas tubuhnya dengan cepat.

Tidak ada pelayan satupun di vila ini. Felix mengatakan bahwa ia memang sengaja ingin berbulan madu hanya bersama dirinya. Setiap kali Felix mengatakan persoalan bulan madu, Elisa selalu mengingat percintaan panas yang mengairahkan beberapa hari yang lalu, pipinya akan semerah tomat jika terus ia bayangkan.

"Apa arti di balik senyummu itu, baby."

Elisa terkejut matanya menangkap pantulan wajah Felix dari kaca kerja rias. Felix datang dengan langkah pasti, mendekati Elisa dengan kemeja yang hanya digunakan sebagai hiasan. Seluruh kancing depannya telah terbuka, memperlihatkan otot-otot keras yang terlihat mengkilap.

"Kau habis dari mana?" tanya Elisa penuh selidik.

"Aku baru saja habis dari halaman belakang mencoba untuk memanaskan mesin boat," balas Felix mengecup cepat pipi istrinya yang terlihat cantik dan begitu segar tanpa riasan. Harum lembut sampo begitu semerbak, freckles pada area pipi dengan kedua bola mata bulat dengan bulu mata yang lentik. Felix akan bersumpah membayar sangat mahal, jika Elisa menjadi model yang harus ia sewa untuk sebuah iklan singkat.

"Apa kau tetap akan marah padaku. Jika kau minta untuk berhenti menjadi model?" tanya Felix dengan serius. Tiba- tiba ia berpikir untuk mengatakan hal yang sebenarnya sudah ia bahas bersama Elisa, sebelum istrinya mengalami kecelakaan di malam itu juga-setelah pertengkaran kecil mereka di meja makan.

"Tidak. Aku berpikir tidak ingin kembali ke dunia model untuk saat ini. Hanya untuk saat ini, bisa saja keinginan itu berubah kapan pun," ucap Elisa dengan suara yang tegas namun lembut.

Felix mengangguk setuju. Mengingat kondisi Elisa yang masih belum sehat, Felix juga pernah berpikir bahwa ia hanya ingin istrinya menikmati seluruh kekayaan hasil dari kerja kerasnya. Dengan itu Felix merasa uangnya berguna, dan ia akan lebih keras lagi berkerja untuk membuat Elisa bahagia.

"Tugasmu hanya membantuku menghabiskan uang. Tidak perlu memikirkan cara mendapatkannya, karena ada aku yang akan berkerja keras," kata Felix dengan mengangkat alisnya tersenyum lebar.

"Dengarkan semuanya! Aku mendapatkan suami kaya raya!" teriak Elisa lalu tertawa kencang saat jamari Felix merayap menggelitik perutnya.

Felix menanamkan wajahnya di celuk leher Elisa ikut tertawa kecil. Felix kembali mengangkat kepalanya menatap mata Elisa intens, jemari kanannya merayap kemudian merabai mengusap wajah Elisa-merapikan anak rambut ke belakang telinga.

"Kau hanya milikku bukan?"

Pupil mata Elisa membesar. Ada jeda yang membuat Felix merasa ragu, selama satu menit mereka berdua hanya saling menatap dalam. Mati- matian Felix mencoba untuk memahami Elisa, tapi Elisa yang saat ini seperti orang yang berbeda. Felix berusaha mengubur rasa sakit hatinya, mengingat beberapa kali Elisa berhubungan dengan pria di belakangnya.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang