CHAPTER 6

2.8K 150 22
                                    

2000 kata silahkan vote dan spam komen. Bantu author dengan berikan semangat kalian, 100 vote + 100 komen.
Selamat membaca.

*****

Mata Elisa terbuka saat pantulan sinar matahari melewati cela- cela gorden yang melambai- lambai ditiup angin. Sedikit melirik saat tubuhnya terasa hangat, Elisa sempat terkejut menemukan tubuh Felix berada di sampingnya. Tidak mungkin Elisa lupa, ia ingat bagaimana begitu panasnya mereka berdua. Berkeringat, dan saling berpelukan tiada henti Felix melakukannya sampai Elisa hampir pingsan.

Camelia tak pernah mendapatkan fantasi percintaan panas seperti dirinya yang saat ini bersama Felix. Samuel hanya menyentuhnya saat pria itu menginginkan saja, dan Camelia tidak pernah ditanya apakah dirinya suka atau tidak saat Samuel melakukannya secara kasar. Tapi berbeda dengan Felix, setiap detik maupun menit selalu Felix tanya kepada Elisa. Apakah dirinya menyakiti Elisa atau tidak, apakah Elisa mau Felix menghentikan percintaan mereka atau tetap melanjutkan.

Pujian- pujian kecil selalu Felix katakan kepadanya Elisa. Mengecup keningnya, dan selalu berterima kasih dengan suara yang lembut-sungguh hal ini, membuat Camelia merasa cemburu dengan takdir Elisa yang jauh lebih beruntung, mendapatkan Felix sebagai suami yang mencintai Elisa. Rasa bersalah tak pernah hilang, bersembunyi dalam hati kecil Camelia- ia takut semakin jatuh cinta semakin dalam. Camelia takut suatu hari Felix akan kebingungan menanyakan seputar indentitasnya dirinya yang bukanlah Elisa melainkan Camelia.

"Good morning Mrs. Taylor," ucap Felix dengan suara serak khas baru bangun tidur.

Felix menarik pinggang Elisa, memeluk Elisa erat. Merapatkan tubuh mereka yang berada di dalam satu selimut untuk pertama kalinya, senyum tulus terbit di wajah Felix. Membelai pipi Elisa dengan jemari yang gemetar, berkali- kali Felix mencoba untuk menyakinkan dirinya bahwa apa yang ia sentuh saat ini sangatlah nyata.

"Morning, Mr. Taylor," balas Elisa dengan gugup, pipinya memanas saat di sentuh Felix. Senyum yang pria itu berikan kepadanya, tatapan tulus yang menghanyutkan hati Elisa-tangan Elisa ikut terangkat menyisir surai Felix mengangkat sedikit kepalanya, mengecup singkat bibir Felix.

Felix membawa tangan Elisa dan mengecupnya dalam. Kembali ia mendekatkan wajahnya meraih bibir Elisa, melumatnya dengan lembut. Jemarinya yang sebelumnya berada di pinggang Elisa berpindah menekan kepala Elisa, tubuh mereka semakin rapat sampai Felix mengumpat di dalam hatinya.

"Argh! Felix, stop." Elisa bergumam di sela- sela ciuman panasnya. Tubuh Felix kini telah berada tepat di atasnya, kedua tangan pria itu berada di sisi Elisa menjaga agar Felix tidak terlalu menindih tubuh istrinya.

"Apa masih sakit? Aku bermain kasar kemarin malam, dan sialnya aku bertindak egois pagi ini," kata Felix yang menyadari tindakannya yang terlalu mengikuti nafsunya, sampai tidak memperdulikan perasaan Elisa.

"Felix-"

"Tidak sayang, kau harus ingatkan aku. Bercinta tidak hanya di rasakan satu pihak saja, tapi bercinta harus di lakukan karena cinta yang dapat di rasakan kedua belah pihak," jelas Felix menatap wajah Elisa yang terlihat merasa bersalah.

"Hubungan kita juga baru membaik. Pencapaian yang tak pernah aku duga akan terjadi dalam hubungan pernikahan kita, terima kasih telah menyerahkan semuanya kepadaku. Menjadikan aku yang pertama bagimu, I'm respect to you."

Elisa mengangguk, ia hanya melihat tubuh Felix yang berjalan tubuh telanjang. Mereka memang telah melakukanya, tapi anehnya Elisa masih merasa malu mencoba memalingkan wajahnya. Sampai tubuh semampai yang kekar itu menghilang di balik pintu kamar mandi mereka.

****

Tidak pernah Elisa dan Felix terlibat akan makan bersama di meja makan seperti pagi ini. Selama empat tahun mereka menikah, pelayan juga tidak pernah melihat interaksi antara tuan Felix dan nyonya Elisa.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang