Sebelum baca mohon vote dan jangan lupa spam komen!
****
"Astaga apa yang terjadi padaku!" gumam Felix menekan dadanya saat ia berada di dalam kamar ruang tamu.
Seumur hidup baru kali ini Felix merasakan debaran yang kencang. Ia sampai kesulitan untuk mengambil napas, tatapan mata Elisa begitu mengundang Felix untuk bertindak melindungi. Ia sangat ingin melindungi Elisa, baru saja ia hampir mengacaukan semuanya. Felix pria dewasa, terkadang ia merasa kesulitan untuk mengontrol dirinya, Hanya kepada Elisa ia seperti ini.
"Apa dia sudah tertidur?"
"Apa tidurnya nyenyak tanpaku?"
"Kenapa sekarang aku terlihat seperti bergantungan kepadanya?"
Felix memijat pangkal hidungnya, mencoba berbaring dan memejamkan mata. Tapi pikirannya kembali melayang kepada Elisa, tidak sekarang ia mulai merasakan perasaan gelisah. Felix gelisah berjauhan dengan Elisa.
Ia menyentuh ponselnya lalu mencari kontak telepon Elisa. Dengan cepat juga jari- jari besar Felix menari di atas keyword mengetik pesan kepada Elisa.
"Kau belum tidur?"
Felix menahan dirinya dan berpikir sejenak. Apakah ia pantas mengirimkan pesan seperti ini kepada Camelia? Ia takut wanita itu akan merasa terganggu dengan dirinya. Jemarinya dengan cepat juga ingin menghapus pesan tapi sialnya pesan malah terkirim dan dibaca dengan cepat.
"Um, aku belum tertidur. Ada apa?"
"Aku juga tidak bisa tidur, aku ingin pergi ke taman belakang dan menghirup udara segar."
"Mau aku temani?"
"Apa tidak masalah?"
"Tunggulah, akan aku temani."
Lantas dengan cepat Felix bangkit dari posisi tidurnya. Berderap langkah kakinya, mengambil sepasang sepatu rumahan. Sekilas ia menatap pada cermin, merapikan surainya yang sedikit berantakan. Menyisirnya naik mengunakan tangan, Felix memastikan bahwa tidak ada yang buruk dari penampilannya.
Felix membuka pintu kamar lalu berjalan beberapa langkah sampai ia berada di depan pintu kamar utama. Tangannya yang awalnya ingin mengetuk pintu, tetapi lebih dulu Elisa membuka dan memperlihatkan wajahnya yang cantik tanpa riasan. Rambutnya terurai kini di ikat asal, memperlihat leher putih yang jenjang.
"Kau juga tidak bisa tertidur?" tanya Felix menilik mata Elisa.
Elisa mengangguk, mengulas senyum tipis. "Ayo," ujarnya dengan kedua tangan yang saling bertautan.
Felix berjalan lebih dulu, tapi ia tetap melangkah pelan agar Elisa bisa mengikuti dan menyamakan langkah kakinya. Mereka hanya akan pergi ke taman belakang, tapi rasanya begitu canggung antara keduanya. Elisa dengan pikirannya dan begitu juga dengan Felix yang berusaha mengatur debaran jantungnya.
"Mulai besok aku akan memanggilmu dengan nama Elisa. Akan aku lupakan nama Camelia sesuai dengan keinginanmu," kata Felix membuka pembicaraan saat mereka telah sampai di kursi taman. Felix dan Elisa duduk bersebelahan, dengan padangan yang menatap lurus ke depan. "Aku berjanji untuk itu," tambah Felix kemudian menilik side profil wajah Elisa.
"Jika aku tidak bertemu denganmu. Akan jadi apa aku, aku begitu lemah dan terobsesi untuk membalas dendam. Bertemu denganmu sesuatu hal yang jujur sangat aku syukuri," ucap Elisa masih dengan pandangan lurus ke depan, Ia tau Felix sedang mencuri pandang ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomanceCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...