Berita kematian Camelia telah mereda selama satu Minggu. Kabar bahagia justru muncul kembali dari keluarga Philips, tepatnya Samuel philips menyampaikan kabar bahagianya yang akan segera menikah dengan Simona Layla dan tak hanya kabar pernikahan tapi juga kabar kehamilan Simona.
Elisa yang berada di kediaman Felix semakin terbakar emosi. Samuel sudah keterlaluan, mereka pasti sedang bahagia menikmati kekayaan milik Camelia. Elisa tidak akan melupakan dendamnya kepada Samuel, sampai mati ratusan kali ia tetap akan membalaskan semua rasa sakit hatinya kepada mantan suaminya.
"Ck...ck Samuel. Kau pikir aku sudah mati? Aku terlahir kembali untuk membalaskan dendam kepadamu," gumamnya menatap sebuah kertas merah gelap menjadi undangan pernikahan Samuel dan Simona. Dan beruntungnya suaminya Felix di undang ke acara pernikahan mereka.
Bulir Cristal bening yang ia tahan setengah mati akhirnya jatuh membasahi kedua pelupuk matanya. Mengalir di antara kedua pipinya, Camelia yang berada di dalam tubuh milik Elisa harus menjalani kehidupan dengan rasa sakit yang tak bisa ia jelaskan kepada siapapun.
Suara ketukan pintu kembali terdengar. Elisa dengan cepat menyimpan undangan di balik tumpukan majalah, ia usap dengan kasar air matanya lalu menunjukan garis lengkungan tipis saat melihat wajah pelayan yang masuk.
"Ada apa?" ujar Elisa bertanya kepada dua pelayan yang mendekatinya.
"Tuan felix menyampaikan kepada kami untuk memberikan kepada anda nyonya," balas pelayan meletakan beberapa paper bag brand ternama di hadapan Elisa.
"Untuk apa?" tanya Elisa kembali. Karena dirinya masih bingung, untuk apa Felix membelikan semua barang ini.
"Tuan Felix tidak menyampaikan pesan apa pun kepada kami Nyonya."
"Baiklah kalau begitu kalian boleh pergi."
Setelah kepergian pelayan, Elisa membuka salah satu paper bag yang cukup besar. Lalu membuka penutup kotak yang di ikat dengan pita hitam dari brand ternama, sebuah gaun hitam glitter tanpa lengan begitu cantik. Tapi yang mencuri perhatian Elisa ada sepucuk surat yang tertinggal di bahwa gaun.
'Elisa. Aku berharap kau suka dengan gaun pilihanku, semoga kau mau menemaniku ke pesta dikediaman Mr. Philips.'
Mengucap kata Philips membuat Elisa merasa marah. Tentu ia tetap akan pergi ke pesta bersama Felix, tetapi tidak mengunakan gaun ini.
***
Elisa sedang bersiap dengan gaun pilihannya malam ini. Gaun berwarna merah gelap yang baru saja tiba sore hari, beruntung saja butik tempat dimana Camelia memesan dress. Masih menjual gaun yang sama dengan mendiang Camelia, gaun yang di kenakan Elisa malam ini akan membuat Samuel teringat. Karena pria itu sempat menjadikan gaun ini sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka."Perfect!" Bibir Elisa memuji penampilannya yang begitu anggun dan cantik dalam balutan gaun tanpa lengan. Dengan riasan wajah yang sedikit mempertegas di bagian area mata, rambutnya ia biarkan terurai lurus mengkilap.
Suara ketukan pintu kembali terdengar, kepala Elisa sedikit menoleh matanya kembali bertemu dengan irisan mata biru seperti laut begitu menyihir Elisa. Ia terus menatap mata Felix tanpa berkedip, bahkan saat tubuh kekar Felix berhasil masuk ke dalam kamarnya matanya tetap tertuju pada satu titik.
"Kau begitu cantik. Ku pikir gaun yang aku berikan terlalu sederhana, aku menyukai gaunmu," kata Felix memecahkan keheningan antara dirinya dan istrinya Elisa.
Elisa menggeleng kecil. Ia seperti hampir mematahkan harapan Felix dari nada bicara pria itu, pasti dia sangat kecewa kenapa dirinya sendiri memilih mengunakan gaun lain. "Bukan seperti itu Felix, gaunmu indah sayangnya warnanya terlihat seperti mengenang kematian. Aku tidak ingin Mr. Philips merasa sedih mengingat mendiang istrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomansaCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...