Mata Elisa menatap sekilas pada pantulan wajahnya di meja rias khusus untuk para model. Make up artis sedang membantunya mempersiapkan diri untuk melakukan pemotretan hari ini. Masih mengenakan kemeja yang kebesaran sebatas paha milik Felix, Elisa memainkan ponselnya mengusir rasa bosannya.
Samuel belum datang, pria itu sudah berjanji akan membawa Simona untuk tampil bersamanya dalam sebuah iklan yang akan di tayangkan pada musim panas nanti.
Di dalam hatinya Camelia sempat merasa takut dan sedikit gugup. Jujur ia tidak memiliki pengalaman dalam dunia model, Camelia hanya hebat menguliti dunia bisnis. Dan tidak pernah terjun dalam dunia modeling seperti Elisabelt, sejak kemarin malam ia terus mempelajari semua tentang Elisa melalui internet. Camelia baru sadar, bahwa ia sempat mengunakan Elisa dulu sebagai model ambasador produk milik keluarganya.
Mungkin saat itu juga Samuel mulai jatuh hati Elisa. Mengingat pria itu pernah mengatakan kepadanya saat di restoran, bahwa ia sudah menyukai Elisa sejak lama sebelum Samuel menikah dengan Camelia.
"Mrs. Taylor. Apa anda ingin mengganti pakaian sekarang?"
"Tunggu satu model lagi tiba, aku tidak akan mau melakukannya jika hanya sendirian," ucap Elisa dengan nada dingin.
Tatapan mata Elisa begitu tegas dan dominan. Sehingga membuat orang- orang di sekitarnya merasa terintimidasi, satu persatu pergi meninggalkan ruangan. Mereka tidak ingin merusak mood seorang bintang utama dalam iklan kali ini, yang tersisa saat ini hanyalah Elisa dan satu wanita bernama Gia. Gia manager Elisa yang sudah berkerja bersamanya sejak lama.
"Kau mau aku pesankan ice americano?" tanya Gia yang tau suasana buruk hati Elisa.
Elisa mengangguk, memijat pelipisnya dengan kepala yang sedikit menunduk. Sedari pagi ia terus menunggu pesan dari Felix, anehnya hari ini tidak ada pesan yang masuk. Bahkan saat ia bangun, pelayan berkata Felix sudah pergi berkerja. Tidak biasanya Felix berangkat berkerja jam tujuh pagi, apa ia melakukan kesalahan kemarin malam? Apa pria itu marah karena ia tinggalkan dirinya tidur sendiri? Banyak pertanyaan yang berkecambuk di dalam pikirannya.
Pintu di dobrak begitu kencang, Elisa menatap pantulan dari cermin. Wajah Simona muncul dengan begitu angkuh, heelsnya sengaja di hentak menimbulkan suara nyaring. Camelia semakin kesal, saat melihat pakaian branded yang dikenakan Simona merupakan salah satu koleksi pribadi miliknya.
Menjijikan melihat hama seperti Simona dengan tidak malu terlihat bangga, mengenakan pakaian yang jelas bukan hak miliknya.
"Berhenti menatapku seperti itu!" teriaknya tepat di depan wajah Elisa.
"Menatapmu? Apa kau yakin?" ulang Elisa dengan tertawa kecil.
"Pasti kau yang memaksa Samuel untuk menjadikan kau model produk terbaru yang akan diluncurkan," sindir Simona menatap ke arah Elisa dengan tatapan remeh. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia masih lebih baik ketimbang Elisa.
"Menjijikan," desis Elisa tepat di depan wajah Simona. Ia berdecih memalingkan wajahnya, sungguh Camelia tidak akan pernah melupakan suara menjijikan Simona yang ia dengar di balik pintu kamarnya.
"Jalang sialan! Apa yang kau katakan! Kau pikir aku takut kepadamu," gumamnya ingin menampar wajah Elisa tapi dengan cepat juga Elisa kembali menangkap tangan Simona. Bahkan menarik kencang lengan dress yang dikenakan Simona hingga robek.
Tak hanya sampai di sana, Elisa menampar wajah Simona berulang kali sampai wanita itu jatuh di atas lantai. "Apa kau pikir bisa menyentuhku? Ck, ternyata kau masih tidak belajar dari kesalahan sebelumya." Papar Elisa dengan senyum smirknya.
Simona ingin membalas. Tapi tiba- tiba perutnya terasa keram, ia kesakitan meremas perutnya. Bersama itu juga pintu kembali terbuka, wajah Samuel muncul dengan setelan jas mahal yang licin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄
RomanceCamellia Shannon Philips sangat terpukul setelah mengetahui pria yang dinikahinya selama ini hanya memanfaatkannya. Berselingkuh dan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya setelah merampas seluruh harta milik Camellia, suaminya Samuel pun me...