CHAPTER 25

1.4K 137 110
                                    

Tolong vote dulu bab sebelumnya!
Ringankanlah tangan kalian guys
Thank you

***

"Tolong! Tolong lepaskan aku, aku tidak bersalah sama sekali!" teriak Simona dengan sekuat tenaga. Ia berada di sel tahanan, bersama tiga wanita lainnya.

"Diam sialan!" tegas wanita tua dengan badan yang lebih besar dengan nomor 1034.

Simona menilik sekelilingnya dan menemukan semua wanita di dalam sel menatapnya dengan tajam, mereka bahkan dengan terang- terangan mengepalkan tangan mereka. Seperti hendak memukul dirinya jika ia kembali berteriak untuk minta di bebaskan.

"Kau masih merasa suci? Cih, menjijikan kau jauh lebih parah dari kami. Membunuh dan juga merebut milik suami orang! Keparat kau pantas mati!" umpat wanita muda dengan nomor 1040 yang masuk penjara karena kasus penggelapan uang.

"Apa aku salah! Aku dan dia saling mencintai! Wanita itu hanya menghalangi hubungan kami," balas Simona mencoba untuk membela diri.

"Berhentilah untuk berbicara omong kosong! Kau seharusnya mati dengan tragis seperti suamiku dan jalang itu!" ucap salah satu wanita dengan nomor 1047 berdiri dan memukul kepala Simona berulang kali. Setiap melihat wanita yang berselingkuh, mengingatkan ia akan kasus yang membuat dirinya harus mendekam di dalam penjara karena membunuh suaminya dan juga selingkuhannya.

"Argh! Berhenti, berhenti... Tolong, siapa pun tolong aku-"

Suara Simona terputus wanita lainnya ikut menjambak rambutnya. Menyeret tubuh Simona, hingga kepala wanita itu hampir terbentur pada meja kayu tua yang mereka gunakan untuk makan.

"Sekali lagi kau berteriak. Kami semua akan membuatmu mati malam ini!" tegas mereka kepada Simona, serta melempar Simona dengan mengunakan tumpukan koran bekas.

Simona meringkuk menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, napasnya terputus- putus. Jantungnya berdebar kencang, ia seperti hampir di ambang kematian. Bibirnya sobek, darah segar mengalir dari pelipisnya-Simona hanya dapat meringkuk, memeluk tubuhnya sendiri.

Sedangkan disisi lain sama seperti Simona nasib Samuel juga tak kalah parah. Pria itu sampai tak bisa membuka kedua matanya, bibirnya juga robek. Ia di pukul berulang kali oleh para tahanan pria yang juga berada dalam satu sel yang sama, Samuel tahanan pertama yang memiliki kasus pembunuhan. Sedangan tahanan lain penjual narkoba, pencucian uang, judi dan juga penipuan. Mereka kesal kepada Samuel setelah mengetahui, bahwa tahan baru dengan kasus membunuh istrinya demi mendapatkan harta dan menikah dengan selingkuhannya.

"Kau harus tau bahwa aku sangat beruntung di cintai istriku, dia selalu datang menjenguk dan membawa makanan enak setiap minggu. Aku tidak mencintainya awalnya, aku juga ingin menceraikannya berulang kali. Tapi setelah aku di tahan, hanya dia yang berteriak membela keadilan dihadapan hakim. Ia bahkan menyewa pengacara mahal, padahal aku tidak pernah memperhatikannya selama kami bersama," ucap salah pria bertato dengan nomor tahanan 1128 hanya pria itu yang terlihat bijak. Bahkan saat Samuel datang, pria itu duduk di atas meja dengan sebuah buku motivasi.

"Putriku... Aku merindukannya, tidak ada orang tua yang mau menyaksikan putrinya mati ditangan seorang pria, sungguh malang nasib istrimu. Ia mati dengan miris, melihat pria brengsek sepertimu sungguh membuatku ingin membunuh untuk pertama kalinya," sambung pria berusia sepuluh tahun dari Samuel, tangannya penuh luka. Ia yang memukul Samuel dengan keras, lalu ia bersandar sembari menatap foto putrinya.

Samuel hanya mendengarkan semua ucapan para pria itu. Dengan padangan yang kabur, ia berbaring di atas lantai dingin tanpa alas. Hanya dengan berbantal tangan, Samuel menatap pada cahaya sinar bulan yang melewati cela- cela kaca yang juga dilindungi pengaman besi.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang