CHAPTER 8

2.4K 130 10
                                    

Sorry for typo
Kalau kalian menemukan typo silahkan tandai. Terima masih

****

Simona kembali ke mansion Philips. Setelah memastikan kesehatan serta meminum obat secara rutin, ia sudah bisa kembali beraktifitas normal seperti biasanya.

Jamari lentiknya mengambil dress dari walk in closed milik Camelia. Karena wanita itu telah mati, sangat di sayangkan semua pakaian serta perhiasan dari brand mahal harus di buang. Simona telah lama mengincar pakaian Camelia, wanita itu gila berbelanja barang mahal. Mata Simona tak berhenti menatap pada patung- patung yang mengenakan pakaian satu set dari brand Dior, ia mengambil salah satunya dan di bantu oleh pelayan untuk mengenakannya.

"Bagaimana menurut kalian? Tubuhku sangat sempurna bukan untuk mengenakan pakaian ini," puji Simona saat memandang pantulan wajahnya pada kaca seluruh badan. Sedikit berputar- putar lalu tersenyum bahagia, ia juga mengambil kalung berlian bentuk ular dan beberapa perhiasan yang menghiasi jemari serta lengannya.

"Anda sangat cantik Nona. Simona," balas salah satu pelayan dengan tersenyum.

"Kau boleh memilih salah satu pakaian dari brand manapun. Aku akan membayarnya mengunakan kartu kredit Samuel," imbuh Simona mengangkat jemarinya memerintah pelayan. Semua pelayan di mansion Philips berpihak kepadanya, sungguh kasihan sekali Camelia yang hidup sebatang kara dan tidak ada yang membantu maupun membela-nya.

"Terima kasih Nona. Simona atas kemurahan hati anda."

"Tidak jangan panggil aku dengan Miss lagi, mulai hari ini dan kedepannya aku akan menyandang status Mrs. Philips."

"Baik Mrs. Philips."

Suara mesin mobil terdengar nyaring. Ia segera berlari kecil, menuruni anak tangga dengan terburu- buru. Sangat tidak sabar untuk menyambut kedatangan Samuel kembali, Samuel pasti akan terkejut melihat ia kembali.

"Biarkan aku yang membuka pintu!" perintah Simona kepada pelayan, dua pelayan muda itu menunduk saat tubuhnya melewati.

Simona menarik pintu dan menyambut Samuel dengan pelukan. Mengeratkan kedua tangan memeluk pinggang Samuel, membenamkan wajahnya di dada bidang Samuel. "Aku sangat merindukanmu, sayang."

Samuel memiringkan kepalanya masih dengan kedua tangan yang menggantung di udara. Sedikit terkejut saat Simona memeluknya, tidak tau harus bersikap apa saat mendengar Simona mengatakan rindu kepadanya. "Kau sudah kembali?" tanya Samuel meletakan kedua tangannya di bahu Simona, menarik tubuh kecil wanita itu. Lalu menatap matanya dalam, Simona mengunakan pakaian Camelia bahkan ia juga mengunakan parfum mendiang istrinya.

"Ada apa dengan nada bicaramu, kau tidak senang aku kembali? Dokter mengatakan aku sudah boleh pulang. aku baik- baik saja, sayang. Aku tidak sakit! Untuk apa aku berada di sana bersama orang- orang yang memang gila," balas Simona melepaskan pelukannya. Ia meraih tangan Samuel lalu menggenggamnya erat, sedikit berjinjit dan mengecup singkat bibir Samuel. "Kita akan segera menikah, kan?" tanya Simona lagi.

"Masuklah Simona. Tidak baik berbicara di depan," balas Samuel, menarik tangan Simona untuk berjalan masuk.

Samuel terus menggenggam tangan Simona. Mereka terus berjalan menuju lantai atas, sampai keduanya berhenti di depan pintu kamar utama milik Samuel dan Camelia sebelumnya, tapi telah di ubah oleh Samuel sendiri. Ia lepaskan tangan Simona saat keduanya berhasil masuk ke dalam, Samuel melemparkan jasnya di atas sofa lalu menggulung lengan kemejanya sebatas siku.

"Kita akan berbicara setelah aku mandi," ucap Samuel memotong perkataan yang hampir terkeluar dari bibir Simona.

Simona mengangguk patuh seperti bintang peliharaan. Ia menunggu dengan manis di atas ranjang dengan satu kaki yang saling bertumpu pada kaki yang lainnya, matanya tak pernah lepas menatap pada pintu kamar mandi. Gemericik suara air dapat terdengar, tubuh Simona panas dingin. Memikirkan seberapa tampannya Samuel ketika pria itu habis mandi, jujur seluruh tubuh Simona sudah dilanda badai dahsyat yang membuat aliran darah berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang