CHAPTER 15

1K 64 216
                                    

Kalian sudah baca CHAPTER 13 NEW? Isi babnya baru yah, author sempat salah update. Kalau kalian baca bisa enggak author minta vote kalian, tolong dong support Author dengan vote dan komen. Mata author sempat sakit karena terus bergadang

****

Camelia membuka matanya, ia menguap kecil dan terkejut saat melihat Felix berada di sampingnya. Benar- benar berada di ranjang yang sama! Camelia mencoba mengingat bahwa semalam ia tertidur di sofa. Lalu, bagaimana bisa sekarang ia bersama dengan Felix.

Tangan Felix ia gunakan sebagai bantal. Mungkin saat bangun Felix akan merasa berat sebelah, Camelia terlalu takut untuk bergerak matanya hanya bergerak liar memperhatikan wajah Felix, bermenit- menit ia habiskan hanya untuk menikmati ketampanan Felix. Tangan berat Felix juga tidak berani ia singkirkan dari perutnya, pantas saja dirinya tertidur dengan sangat nyenyak. Ternyata pelukan hangat Felix yang menjadi alasannya.

Wajah yang di tatapan akhirnya menyadari apa yang Camelia lakukan. Menilik mata Camelia dalam- dalam, Camelia terlalu malu sampai ia mendorong dada Felix dan melepaskan dirinya. Masih dengan kedua mata yang membesar, Camelia berdiri di sisi ranjang mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Camelia dengan kedua tangan berada di pinggang.

"Aku juga tidak tau," balas Felix dengan suara serak, ia ikut merubah posisinya menjadi duduk lalu menyisir surainya naik. Memalingkan wajahnya lalu tersenyum kecil, sebelum ia menatap wajah Elisa dengan ekspresi datar.

"M-mustahil... Kau semalam mabuk dan tidur di sofa, aku juga tertidur di sana," sambung Camelia dengan nada yang terputus- putus.

Mata Felix membesar dengan satu alis yang terangkat. "Benarkah? Aku juga tak ingat jelas, mungkin dalam keadaan mabuk aku membawamu naik lalu tidur bersama." Mati- matian Felix menahan senyumnya, tidak mungkin ia lupa mengendong tubuh Elisa yang tertidur.

"Umh... Begitu, baiklah lupakan saja," katanya pelan, memutar bola matanya seakan sengaja menghindar tatapan mata Felix. "Silahkan lanjutkan tidurmu, aku akan keluar," lanjutnya yang siap melangkah pergi.

Cepat- cepat Felix menahan pergelangan tangan Elisa. "Aku akan membantumu menghancurkan Samuel," kata Felix dengan serius.

Camelia membeku, bibirnya kembali terkatup rapat. Pagi ini sungguh tidak Camelia percaya Felix membuka pembicaraan dengan menyebut Samuel. "Tidak, Felix ini bukan urusanmu. Kau tidak harus ikut campur."

"Aku tau pria itu urusanmu! Tidak bisakah urusanmu menjadi urusanmu juga? Camelia kita berteman, dan Elisa istriku. Kalian berada di dalam satu raga yang sama, jadi anggap saja urusanmu juga akan menjadi urusanku." Felix turun dari ranjang tanpa melepaskan tangannya yang masih menggenggam erat tangan Elisa.

"Aku bisa Felix," putus Camelia meletakan tangannya di atas tangan Felix, lalu mendorong lepas tangan Felix dari pergelangan tangannya.

Camelia kembali membalikan badannya. Memejam singkat, dan mengambil tiga langkah yang telah membawanya sampai diambang pintu.

"Kau merasa hebat? Kau merasa kau bisa melakukan semuanya? Akan aku lihat sejauh apa kau bisa menyelesaikan semuanya," sindir Felix dengan dada yang membusung, mengebu- gebu perasaan Felix setelah di tolak lagi dan lagi oleh Camelia. Begitu keras kepala sekali wanita ini.

"Tidak jangan meremehkan aku Felix. Aku bukan wanita tolol yang akan mati untuk kedua kalinya, meminum darahnya aku sangat ingin melakukan itu." Camelia melangkah keluar dan menutup pintu dengan keras sampai berbunyi. Tangannya terkepal kuat, sungguh Camelia benci diremehkan oleh Felix.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 𝐋𝐈𝐅𝐄 : 𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang