Part 2

8.4K 344 14
                                    

Pagi tiba, Jack menemui warga sekitar dan mengatakan niatnya untuk membawa Alina. Mereka menyetujuinya begitu saja. Mereka juga tidak ingin terbebani, apa lagi orang tua Alina juga tidak dekat dengan mereka. Jack memberikan alamatnya, mungkin saja Ibu Alina berubah pikiran dan menjemput anaknya itu.

Mereka mengambil barang-barang Alina, termasuk selimut, sprei, dan bantap. Alina akan dibuatkan kamar sendiri, jadi mereka akan membutuhkan itu.

Juan dan Levi mengangkut koper dan berjalan duluan. Jack menggandeng Alina. Langkah gadis kecil itu terhenti. Ia melihat ke rumahnya yang penuh kenangan.

Hati Jack kembali tercabik. Ia berlutut di hadapan Alina."Kita berdoa agar Ibumu segera kembali dan menjemput Alina, ya?"

Alina mengangguk."Iya, Paman."

Akhirnya mereka tiba di kediaman mereka. Rocky tercengang melihat Jack membawa seorang anak perempuan."Ini anak yang kau maksud semalam?"

Jack mengangguk."Iya. Aku akan mengurusnya sampai Ibunya kembali."

"Jack, membesarkan anak itu butuh biaya besar. Penghasilanmu pas-pasan,"kata Rocky pelan.

Jack menepuk pundak Rocky."Itu urusanku, kalian cukup membantuku menjaganya."

Rocky menghela napas panjang dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya ia menuruti keinginan sahabatnya itu.

Mereka bergotong-royong membuat kamar yang cantik untuk Alina dengan bahan seadanya. Setidaknya gadis itu nyaman tinggal di sana. Lalu setelah itu mereka makan bersama.

"Alina, ini Paman Rocky dan Brandon. Mereka juga tinggal di sini bersama kita dan juga akan menjaga Alina."

"Halo, Paman Rocky dan Paman Brandon."

Semuanya tertawa. Brandon mengernyit lalu menyipitkan matanya."Siapa namamu?"

"Alina."

"Aku tidak ingin dipanggil Paman, karena aku lebih cocok menjadi Kakakmu,"katanya geli.

"Aku ingin memanggilmu Paman Brandon. Sama seperti Paman yang lain."

"Baiklah, kalau kau bersikeras memanggilku Paman. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi, izinkan aku memanggilmu Joanna."

"Baik, panggil aku Joanna mulai sekarang. Aku akan memanggilmu Paman Brandon." Alina menjulurkan kelingkingnya. Brandon membalasnya dan kemudian tertawa.

Karena Brandon sering memanggilnya Joanna, maka semua orang di rumah itu memanggilnya Joanna. Ia tinggal di rumah itu berminggu-minggu sambil berharap Ibunya datang menjemput.

Alina gadis yang penurut dan mandiri. Ia sadar sepenuhnya bahwa ia hidup bersama orang lain. Ia bisa membersihkan rumah dengan tubuh kecilnya itu. Ia juga menanam bunga di halaman agar tidak terlihat gersang, tentu saja dibantu oleh sang Paman. Seperti sore ini, Alina menanam sebuah pohon bersama Juan.

"Joanna, kenapa kamu ingin menanam pohon ini?"

"Supaya Paman tidak kepanasan lagi. Rumah ini sangat panas,"katanya sambil tertawa,"kita bisa berteduh di bawahnya di siang atau sore hari.

"Kau sangat memikirkan hal itu,ya. Diperlukan waktu yang lama untuk pohon ini tumbuh,"jelas Juan.

"Aku tahu, Paman, nanti ketika aku dewasa~kita bisa duduk di sini bersama."

Juan tercekat."Memangnya kau~tidak~" Pria itu menggeleng kuat, ia tidak mau membuat gadis itu bersedih.

"Joanna!!" Rocky turun dari truk pengangkut yang ia bawa hari ini. Ia memarkirkannya jauh dari rumah. Pria itu turun dengan wajah semringah."Jo, lihatlah Paman Rocky bawa apa~"

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang