Part 6

6.3K 272 24
                                    

Perasaan Joanna terasa berbunga-bunga. Ini pertama kalinya ia merasakan sesuatu dengan seorang pria. Sampai detik ini ia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Morgan. Status mereka masih berupa pendekatan karena Joanna sendiri yang tidak tahu harus bagaimana.

Wanita itu tiba di rumah. Ia segera mandi dan berkumpul bersama semua anggota keluarganya. Ayah dan Para Paman sudah sangat tua, rambut mereka memutih dan wajahnya sudah mengeriput. Hanya satu dari mereka yang tidak pernah berubah,yaitu kasih sayangnya.

Joanna duduk di antara mereka di sofa single. Rocky tertidur di atas tikar. Sementara yang lainnya menonton televisi.

"Ayah~" Joanna memanggil Jack.

Jack menoleh."Ya, Nak?"

"Dimana Paman Brandon sekarang?"tanya Joanna tiba-tiba.

Jack tercekat, sementara itu Levi melirik dengan deg-degan karena takut namanya disebut. Ia pasti akan dimarahi oleh Jack.

Jack berusaha tenang."Kenapa kau menanyakan itu?"

"Bukanlah seharusnya Paman kembali? Lalu~kenapa kita tidak diundang ke pernikahannya?" Banyak pertanyaan di benak Joanna tentang Brandon. Kemana Pamannya itu pergi. Kenapa tidak pernah kembali untuk melihat kelyarga ini yang sudah tidak kuat bekerja. Setidaknya ia memberikan uang untuk kehidupan Ayah dan Pamannya agar bisa hidup lebih layak. Brandon menghilang dan seolah-olah tidak pernah ada dan tidak perduli dengan mereka yang ada di sini.

"Dia belum menikah, Joanna." Levi menjawab.

"Oh~lalu kenapa dia tidak pernah datang menjenguk Ayah dan Paman? Dia sudah sukses, kan sekarang?" Joanna menatap tiga pria itu dengan penuh tanya.

Jack menarik napas panjang. "Kau ingin bertemu dengan Brandon?"

Joanna mengangguk."Aku ingin dia memaksa Ayah dan Paman pergi dari sini. Lalu tinggal bersamaku di rumah yang baru."

Jack tertawa geli sekaligus merasa lega. "Jadi, karena itu anak Ayah mencari Brandon? Sekali pun dia datang~tidak akan mengubah keputusan Ayah untuk tetap tinggal di sini."

"Ah, Ayah~" Joanna mengerucutkan bibirnya. Ponselnya berbunyi, ia melihat pesan yang masuk.

Jack memperhatikan ekspresi Joanna yang tampak berseri-seri. "Sepertinya kau sedang dekat dengan lelaki, ya?" Jack segera mengalihkan pembicaraan sebelum Joanna bertanya lebih jauh lagi mengenai Brandon.

Joanna mengangguk."Iya, Ayah. Manager di tempatku bekerja menyatakan perasaannya padaku siang tadi. Katanya dia menyukaiku sejak lama."

"Oh, ya? Ada laki-laki yang menyatakan perasaan padamu?" Levi dan Juan mendekat.

"Iya, dan dia adalah manager,"kata Jack.

"Wah, kamu disukai Bos kamu, ya,"kata Levi.

"Hmmm tapi, aku masih bingung, Paman~aku harus bagaimana. Aku bingung karena dia Bos aku sementara aku ini hanyalah orang biasa." Joanna mengigit bibirnya.

"Apa ada fotonya?"tanya Juan,"aku ingin melihat."

Joanna memperlihatkan foto dari kantor yang terdapat Morgan di dalamnya."Ini, Paman~namanya Morgan."

Mereka melihat foto Morgan yang terlihat sangat berwibawa dan tampan."Wah~dia tampan dan gagah sekali. Sangat cocok untukmu yanh cantik dan pintar. Jika kau menjadi istrinya, kau bisa menyeimbangkan diri. Kau hanya perlu mengembangkan karirmu, Nak."

Wajah Joanna merah dan panas karena mendapat dukungan dari keluarganya. "Aku tidak tahu, Paman, Ayah~ aku belum menjawab pertanyaannya."

"Kenapa? Kenapa kau menggantungnya~"kata Juan menyayangkan sikap Joanna."Dia pasti sedang menunggu balasan perasaannya dengan gundah. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak."

Levi tertawa sambil menepuk paha Juan."Joanna juga butuh waktu untuk memastikan banyak hal. Kau tidak perlu terburu-buru, Joanna."

"Tapi, dia adalah Manager, Levi~ada kemungkinan dia akan menjadi Direktur atau apalah itu yang lebih tinggi lagi. Lalu, anakku~akan menjadi istrinya,"kata Juan dengan semangat.

"Yang terpenting adalah kau, Joanna, bagaimana denganmu? Apakah kau memiliki perasaan dengannya?"tanya Jack.

"Aku tidak tahu, Ayah, selama ini aku tidak pernah memikirkan cinta." Joanna berkata dengan kepala tertunduk sambil memainkan ujung taplak meja.

"Mulai sekarang bukalah hatimu. Usiamu sudah dua puluh lima tahun, kau harus punya pacar, lalu menikah, lalu kami akan punya cucu." Juan tertawa senang membayangkan menimang seorang cucu dari Joanna.

Joanna tertunduk malu membayangkan ia menikah dengan Morgan."Apakah menurut Ayah dan Paman~dia pria yang tepat untukku?"

"Oleh karena itu kalian harus berpacaran dulu agar kau tahu apakah dia pria yang tepat untukmu,"balas Jack.

"Jika memang sudah waktunya, perkenalkan dengan kami,"balas Levi.

Joanna mengangguk. Ia membalas pesan dari Morgan. Tiba-tiba saja ia terkesiap.

"Ada apa?"tanya Jack.

"Ayah, dia mengajakku bertemu malam ini,"kata Joanna menatap Jack.

Jack mengangguk cepat. "Pergilah, apa dia akan menjemputmu?"

Joanna menggeleng."Aku takut, jadi, aku minta bertemu di tempat saja."

"Pergilah dengan taksi dan minta agar Morgan mengantarkanmu pulang nanti."

Joanna menutup mukanya."Ah, aku malu~aku harus bagaimana di depannya."

Juan, Jack, dan Levi tertawa melihat Putri mereka sedang jatuh cinta.

"Bersiaplah, pakai gaun yang paling cantik dan sopan." Jack menarik Joanna agar bersiap-siap.

Wanita itu berdandan senatural mungkin agar tidak terlalu mencolok. Ia menggunakan dress yang ia beli bulan lalu. Jack, Juan, dan Levi mengantarkan Joanna sampai masuk ke dalam taksi.

Juan menghela napas panjang."Akhirnya Joanna memiliki kehidupan sosial."

"Semoga saja dia bahagia,"sahut Levi sembari memandang mobil yang semakin terlihat mengecil

"Tapi, kenapa dia harus menanyakan Brandon,"kata Jack heran.

"Wajar saja, kan, Brandon adalah  Pamannya. Dia juga pasti rindu dan bertanya-tanya kenapa dia tidak pernah datang,"jawab Levi yang merasa bersalah karena membahas perihal Brandon di depan Joanna.

"Tapi, kenapa kau terus melarang mereka bertemu, Jack? Kasihan Brandon harus datang di jam-jam yang kau tentukan." Juan menatap Jack serius,"kita bisa berkumpul bersama seperti dulu."

Jack memejamkan matanya dan menghidup udara dalam-dalam.

"Itu karena Ayah tidak menyukaiku." Suara itu muncul dengan tiba-tiba.

Jack, Levi, dan Juan membalikkan badan. Seorang pria dengan tubuh tinggi mengenakan kaos polos dan jeans berdiri di hadapan mereka. Matanya tajam menyoroti ketiga pria tua itu.

"Hah, kau datang lagi, untung saja Joanna sudah pergi." Jack menggerutu sambil berjalan masuk ke rumah.

Levi memeluk pundak Brandon."Sudahlah, jangan ambil hati mengenai ucapan Ayahmu."

Brandon tertawa."Aku sudah terbiasa, Paman."

"Kau ini semakin hari semakin tampan saja. Tapi, kenapa kau masih sendiri?" Juan memegang lengan berotot Brandon sembari mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Aku belum berhasil mendapatkan wanitaku. Ayahnya sangat galak dan tidak memberi restu,"kata Brandon sambil tertawa kecil.

"Ternyata ketampananmu tidak cukup membuat mereka menyukaimu, ya."

Mereka berkumpul di ruang tengah, berbagi cerita suka dan duka seperti dahulu kala.

💜💜💜

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang