Part 19

3.5K 267 21
                                    

Part 24 & 25 update di karyakarsa.
Part 27 dah Happy lagi kok. Nggak sedih sedihan terus.
Hehehe

💜


Hari ini Joanna bekerja dengan perasaan yang tidak tenang. Ia akan bertemu dengan Morgan dan tidak tahu harus bersikap bagaimana. Semalaman mereka tidak berkomunikasi sama sekali. Bahkan Morgan tidak mencoba menghubunginya. Joanna pikir perkataan Morgan memang sangat serius. Ia jadi berpikir untuk menanyakan hal tersebut pada Ayah dan Pamannya. Namun, entah bagaimana ia harus memulainya. Tidakkah itu menyakiti hati mereka.

Ternyata hari ini Morgan tidak masuk kerja. Tapi, Joanna bertanya-tanya kenapa pria itu tidak masuk. Mungkinkah karena pertengkaran mereka semalam. Sejujurnya Joanna merasa serba salah dengan situasi ini. Ia ingin menghargai Morgan sebagai kekasih, tetapi, Morgan dengan gamblangnya mengatakan tentang Ayah dan Pamannya seorang pembunuh.

Mungkin ia dan Morgan butuh waktu untuk sendiri. Atau bisa saja perasaan Morgan memudar karena statusnya sebagai anak Jack.

Saat pulang kerja, Joanna singgah membeli makanan kesukaan Paman dan Ayahnya. Ia akan langsung ke rumah mereka karena merasa rindu. Hari kemarin terasa panjang saat bersama Brandon. Lalu, hari ini semakin panjang karena memikirkan perihal Morgan.

Joanna memarkirkan sepeda motornya di teras rumah. Biasanya di jam seperti ini Ayah dan Pamannya sedang istirahat. Mereka semua sedang menonton televisi. Sebenarnya kondisi fisik mereka sudah sangat tua, sudah seharusnya mereka menikmati masa tua mereka. Namun, mereka bersikukuh hidup sendiri dan masih tetap bekerja.

"Ayah~Paman~" Joanna masuk dengan membawa makanan kesukaan mereka.

"Loh, kenapa kamu nggak memberi kabar kalau mau datang?" Levi bangkit dengan susah payah.

"Paman Levi kenapa?" Joanna berjongkok melihat Levi yang mengenakan tongkat. Wanita itu memeriksa kaki pria tersebut."Kaki Paman sakit lagi? Duduk saja."

"Kakinya semakin sakit dan sulit berjalan. Jadi, dia memakai tongkat,"jawab Rocky.

Joanna mengusap-usap kaki Levi. "Ayah~Paman~ini sudah sangat serius. Ayo kita tinggal bersama agar aku bisa merawat kalian." Raut wajah Joanna sangat sedih.

"Kami bisa merawat diri sendiri, Joanna." Levi duduk dengan senyuman yang menenangkan. Ia menarik Joanna agar duduk di kursi.

Joanna menggenggam tangan Levi."Paman, tolong dengarkan aku kali ini saja." Lalu ia melihat ke arah Jack,"Ayah~ayolah."

"Kamu akan menikah, jadi~kami membiasakan diri tanpamu. Kamu juga akan terbiasa tanpa kami,"kata Levi.

"Itu betul, Joanna." Juan menimpali."Kami harus membiasakan diri tanpamu. Saat ini pun kami kehilangan, tapi, kami harus melepaskanmu. Karena begitulah siklus hidup ini. Kamu sudah punya kekasih dan pasti akan menikah dalam waktu dekat."

Joanna menarik napas panjang, lalu menggeleng. "Aku tidak akan menikah dengan Morgan."

Jack, Rocky, Levi, dan Juan bertukar pandang."Loh kenapa?"

Wanita itu terdiam sejenak, mungkin ia harus mengatakan semua ini sekarang. Agar sesuatu yang keliru bisa diluruskan."Dia mengatakan bahwa Ayah dan Paman adalah pembunuh Ayahnya. Oleh karena itu dia kaget ketika datang ke rumah dan bertemu kalian. Lalu~dia merasa tidak nyaman."

"A-Ayahnya??" Rocky menelan ludahnya kelu. Ia menatap Jack.

"Dia mengatakan kalau Ayah dan Paman ini membunuh Ayahnya?"ulang Juan.

Joanna mengangguk."Iya, waktu Morgan main ke rumah, lalu kami pergi berdua~dia menanyakan tentang Ayah dan Paman. Lalu saat itu tiba-tiba dia sakit dan langsung pulang."

Raut wajah keempat pria itu terlihat bingung dan pucat pasi.

"Lalu, kamu memutuskannya karena hal itu?"tanya Levi.

Joanna mengangguk."Aku tidak suka ada orang yang menghina atau memfitnah Ayah dan Paman. Apa lagi sampai mengatakan kalian pembunuh. Aku tidak akan memaafkannya."

"Joanna~kamu tidak boleh memutuskan hubungan kalian seperti ini. Kamu juga harus memiliki hubungan yang serius. Kamu tidak bisa hidup selamanya bersama kami. Kamu juga harus punya masa depan dan membentuk keluarga bahagia." Kali ini Levi banyak bicara karena Jack terlihat banyak diam kali ini. Namun, Levi mengerti kenapa Jack banyak diam.

"Tapi, Paman~aku tidak terima. Dia mengatakan bahwa Ayahnya dibunuh, tetapi, tidak ada bukti sehingga mereka tidak melaporkannya ke polisi."

"Anakku, kau salah paham pada Morgan." Jack angkat bicara.

"Salah paham? Jadi maksud Ayah, Morgan benar dan Ayah~" Joanna menghentikan kalimatnya. Ia menatap Jack dengan serius."Morgan pasti salah!"

Jack menarik napas panjang. Sudah waktunya Joanna tahu siapa mereka sebenarnya. Selama ini mereka berusaha menutupi agar masa pertumbuhan Joanna bahagia tanpa menambahkan memori jelek. Namun, siapa sangka takdir mempertemukan anak laki-laki itu dengan Joanna dan menjalin hubungan. Inilah takdir mereka. "Anakku, kami akan menceritakan hal yang sebenarnya. Setelah ini, kamu bisa membuat keputusan. Apa pun itu kami akan siap menerimanya."

Joanna menggeleng sembari tertawa lirih."Tapi, itu nggak bener kan, Ayah? Ayah bukan pembunuh."

"Ayah bukan pembunuh, Nak, tapi~itu memang terjadi. Siapa sangka orang itu adalah Ayah Morgan. Dunia ini memang begitu sempit. Kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita." Jack terduduk dengan sedih.

"Ayah~" Joanna berharap Morgan mengarang cerita. Tetapi, dari ucapan Jack barusan memperkuat bahwa Morgan adalah benar.

Rocky memeluk pundak Jack, tampaknya pria itu tidak sanggup memulai cerita. Ia tahu, Jack menaruh rasa bersalah atas kejadian tersebut. Rocky mengambil alih cerita "Joanna, sebelum kami bertemu denganmu~pekerjaan kami memanglah tidak baik. Kami bekerja pada seseorang yang dimana orang itu merupakan Penguasa di Kota ini. Dia memberikan hutang pada masyarakat kecil dengan bunga tinggi. Jika tidak bisa membayar, maka kami ditugaskan untuk menagih dan meneror mereka. Terkadang kami mengacak-acak rumah mereka agar mereka tertekan dan takut. Tapi, semua itu bertujuan agar mereka membayar hutang. Itulah asal mula kami menemukanmu. Mungkin kamu ingat sedikit. Tapi, begitulah asal mulanya."

Joanna tertegun, ia tidak percaya akan hal ini. Benar-benar sulit dipercaya.

"Suatu hari kami mendapat pekerjaan baru yang disebut sebagai 'pesanan'. Tujuan utamanya hanya untuk memberikan tekanan dan ancaman pada orang tersebut. Maka terjadilah hal yang tidak kami sangka-sangka,"lanjut Rocky.

"Ceritakan dengan detail mengenai Ayah Morgan. Kenapa Ayahnya bisa meninggal?"kata Joanna tak sabar dengan jantung yang berdebar kencang. Semua ini terasa mimpi.

💜💜💜

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang