Part 35

2.8K 232 14
                                    

"Kamu tahu tidak, di atas villa ada kolam renang."

"Kolam renang?" Kening Joanna berkerut,"tap~tapi, kan sudah ada pantai kenapa ada kolam lagi?"

"Ya terkadang keinginan orang berbeda. Ada yang ingin berenang sambil menikmati pemandangan pantai dari atas sana.  Ada juga yang tidak suka dengan air laut." Brandon sudah menyuruh pekerja di villa menghias kolam untuknya dan Joanna besok. Semua diatur seakan-akan mereka sedang bulan madu.

"Orang kaya sedikit~unik ya."  Joanna tertawa kecil."Tapi, mungkin seru, ya berenang di atas sambil lihat ke bawah. Pemandangannya pasti indah."

"Kita akan berenang di sana besok,"kata Brandon. Ia sudah membuat beberapa agenda. Tapi, karena Joanna tidak ingin berlama-lama, maka ia membatalkan beberapa. Lagi pula Joanna tidak mau berolahraga di air.

"Aku tidak bisa berenang, tapi, aku suka bermain air."

"Aku akan membasahimu dan membuatmu selalu basah."

Kalimat Brandon penuh akan makna, membuat tubuh wanita itu berdesir, miliknya juga berkedut pelan.

Pria itu melihat embusan angin mulai sedikit kencang. "Ayo kita kembali nanti kamu kedinginan."

Joanna bangkit dari duduknya, tetapi,ia tidak ingin meninggalkan tempat tersebut. Ia bergerak memasuki jalan kecil di antara batu karang yang tinggi. Brandon segera mengikutinya.

"Kenapa kamu ke sini, sayang, agak gelap. Besok kita ke sini, ya,"kata Brandon khawatir.

"Bukankah ini menyenangkan?"

Brandon berusaha mencerna ucapan wanita itu. Ia tidak menemukan makna yang sebenarnya.

Joanna berjinjit, mengalungkan kedua tangannya di leher Brandon. Pria itu terdiam sejenak, memikirkan ke mana arah pemikiran Joanna kali ini. Brandon memeluk pinggang Joanna, mereka seperti akan berdansa saja. Joanna membuka kancing bagian atas kemeja Brandon  lalu mengecup dadanya. Lalu, ia menjulurkan lidah dan menjilati dada lelaki itu.
Bibirnya bergerak menghisap puting Brandon.

Brandon menengadah, Joanna sedang berusaha menyalakan api dengan bensin. Dalam sekejap gairah lelaki itu terbakar. Joanna membuka ikat pinggang Brandon dan menurunkan celananya. Ia mengeluarkan kejantanan Brandon yang belum terlalu mengeras. Ia berlutut dan mengulum kelaki-lakian Brandon.

"Heeuhh!" Brandon melenguh panjang. Ia meremas rambut Joanna.

Joanna berdiri, lalu melumat bibir Brandon. Pria itu membalasnya dengan sangat bergairah. Kedua tangannya meremas bokong Joanna dengan keras. Tangannya masuk ke dalam gaun dan menggesek-gesek pusat tubuh wanita itu. Joanna menggelinjang, ia kehilangan keseimbangan dan memeluk Brandon erat.

Tangan Brandon menelusup ke dalam gaun Joanna, meraih gundukan kenyal itu dan mengeluarkannya. Ia menghisap keduanya secara bergantian.

Joanna meminta Brandon berbaring di atas pasir. Kemejanya masih terpakai dengan kancinhyang sudah terbuka. Celananya masih ada di betisnya. Joanna melepaskan celana dalamnya, lalu menaiki tubuh Brandon. Joanna melakukan gaya yang paling ia sukai. Ia mulai menyatukan milik mereka. Wanita itu bergerak di atas tubuh Brandon dengan sangat seksi.

Brandon menatap langit gelap yang ditaburi bintang, cahaya redup,embusan angin, suara ombak dan wanita yang dicintai. Malam yang sempurna. Lalu, wanita itu tengah bergerak liar di atas tubuhnya, melahap semua miliknya dengan sangat bergairah.

Joanna mengaitkan kedua tangannya dengan tangan Brandon sebagai tumpuan. Lalu ia bergerak naik turun memuaskan diri, melepaskan hasratnya yang selalu menggebu. Semoga saja Brandon tidak kapok melayaninya. Siapa sangka, Joanna memiliki hasrat bercinta yang begitu besar.

Brandon membalikkan posisi, kini wanita itu tertidur di pasir dan ia menghunjamkan miliknya. Beberapa pakaian masih menempel di tubuh, tetapi, hal itu menciptakan sensasi tersendiri. Pasir memenuhi pakaian mereka. Namun, mereka tidak peduli. Bercinta di atas pasir memberikan fantasi yang berbeda.

"Ah, Paman~itu terlalu dalam!" Joanna memekik.

Brandon menekan miliknya semakin dalam, menghunjamnya dengan sangat bergairah. Ia sangat suka ketika Joanna memulai lebih dulu. Ia sangat menyukai wanita itu yang berubah menjadi agresif dalam urusan ranjang.

Posisi kembali berubah. Joanna menungging. Tangannya meremas pasir putih nan lembut. Brandon menghunjamnya kembali dan kali ini sedikit brutal. Sekujur tubuh Joanna berkedut-kedut.

Brandon memukul bokong Joanna hingga kemerahan, lalu memegang erat pinggulnya. Menghantamkan kulit mereka hingga menimbulkan suara nyaring seperti tepuk tangan.

"Ahh!!" Joanna mendesah. Brandon meremas dadanya dari belakang sambil menghunjam.

"Joa~Joa~" Brandon memanggil nama wanita itu dengan nada ketika nafsunya sudah berada di puncak. Kecepatan hunjaman Brandon berkurang, tapi, intensitasnya bertambah. Brandon melepaskan cairannya. Setelah itu ia menjadi sangat lemas. Ini ketiga kalinya ia mengeluarkan cairan.

Pria itu terbaring di atas pasir sebelah Joanna. Seluruh energinya benar-benar terkuras."Lama-lama aku yang pingsan."

Joanna menoleh."Apa itu melelahkan? Aku merasa semakin berenergi dan ingin terus melakukannya."

Brandon memakai celananya kembali. Ia akan membersihkan miliknya nanti ketika sudah kembali."Ah, begitu ya~aku jadi sangat antusias untuk menyimpan energiku, lalu menidurimu habis-habisan."

Joanna merapikan pakaiannya kembali."Ayo kita kembali, Paman. Sepertinya Paman sudah sangat lelah."

Brandon mengangguk."Ingin sekali rasanya digendong."

Pria itu bangkit dan berjalan dengan sangat pelan. Sementara Joanna terlihat sangat riang dan aktif. Tidak terlihat sedikit pun rasa lelah dan mengantuk.

Begitu sampai, keduanya langsung mandi dan berganti pakaian. Brandon langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang yang empuk. Joanna memijit kaki Brandon.

"Jadi, Paman, setelah menikah apakah aku boleh bekerja?"

"Boleh, sayang, asalkan kamu bisa menjaga kesehatan dan menyeimbangkan hidup kamu. Karena kamu sudah memilikiku. Lalu~statusmu sudah berubah maka kehidupan akan berubah,"kata Brandon dengan mata terpejam.

Joanna memekik senang di dalam hati. Meskipun tidak tahu situasi ke depannya seperti apa, yang terpenting Brandon sudah mengizinkannya. Joanna terus memijit kaki Brandon. Dalam kesunyian terdengar dengkuran halus Brandon. Pria itu telah tertidur karena lelah.

Joanna mengenakan sweaternya. Ia turun dari ranjang dengan hati-hati. Ia pergi ke teras menatap bulan dan bintang. Joanna menghela napas panjang dan tersenyum.

"Ayah, aku sudah menerima lamaran Paman. Semoga ini merupakan keinginan Ayah. Sebentar lagi kami akan kenikah. Aku akan menjalankan tugasku sebagai istri sebaik mungkin. Semoga Ayah melihat dan mendengarkanku." Joanna bersuara lirih. Waniya itu sedikit mengenang kebersamaannya dengan Ayah dan Pamannya sejak kecil.

Wanita itu kembali menangis. Betapa indahnya masa kecilnya waktu itu. Ia bahkan tidak mau mengingat lagi siapa Ibu kandungnya karena kebaikan Ayah dan Paman. Trauma masa kecilnya disembuhkan oleh orang-orang yang disebut penjahat oleh sang mantan kekasih.
Apa kabar dengan Morgan? Pria itu tidak akan datang lagi ke kehidupannya, kan. Semoga komunikasi mereka juga terputus seperti hubungan mereka.

"Ayah dan Paman adalah yang terbaik. Kalian pergi karena takdir, bukan karena orang jahat. Kelak aku akan menceritakan pada anak-anakku bahwa mereka memiliki Kakek-Kakek yang hebat." Joanna merapatkan sweater dan memeluk tubuhnya sendiri.

Berdialog dengan alam adalah hal yang menyenangkan. Joanna sudah melakukannya dan ia merasa tenang.

💜💜💜

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang