Part 10

5.4K 263 71
                                    

Wanita itu meminta diantar sampai depan pintu komplek saja. Ia tidak mau merepotkan sopir Morgan. Lalu, Joanna tiba di rumah dan masuk begitu saja. Semua orang terkejut.

"Astaga, Joanna~" Juan mengusap dadanya.

"Kenapa, Paman?" Joanna terkekeh."Maaf membuat kalian kaget."

"Kenapa tidak ada suara mobil datang? Morgan mana?" Jack celingukan mencari keberadaan lelaki tersebut.

"Tiba-tiba saja Morgan sakit, jadi, dia telepon sopirnya untuk menjemput. Sebelum itu~dia minta sopirnya antar aku dulu,"jelas Joanna.

"Ah, mungkin makanan yang kubuat terlalu pedas,"celetuk Levi.

"Makanan Paman enak kok~"balas Joanna. Perhatiannya lantas tertuju pada bucket mawar yang sangat besar. Ia bahkan sulit mengangkatnya sendiri."Paman~ini bunga dari siapa? Sepertinya yang Morgan berikan bukan ini." Joanna mendekati bucket tersebut.

"Dari Paman ini~" Rocky menunjuk pria yang sedari tadi duduk dan diam saja memperhatikan dan mendengarkan percakapan mereka. Sesungguhnya ia merasa kasihan karena Joanna tidak menyadari keberadaannya.

"Siap~pa?" Joanna terkesima melihat pemandangan yang sangat indah di depannya. Seorang pria dengan mata tajam duduk tegak dengan tangan terlipat di dada. Ia memandang Joanna dengan tatapan yang sulit diartikan, tetapi, tidak berkedip sedikit pun.  Keduanya berpandangan cukup lama. Masing-masing mengagumi ketampanan dan kecantikannya.

Rocky berdehem.

"Oh~maaf ini teman Ayah yang Ayah ceritakan tadi, ya?" Joanna melihat ke arah Jack yang terlihat bingung. Jack justru melihat ke arah pria itu.

"Hei, Joanna~" Pria itu bersuara dan berdiri. Suaranya sangat dingin dan tenang. Ia menghampiri Joanna dan berdiri di hadapan wanita tersebut. Sementara Jack, Levi, Rocky, dan Juan duduk di sofa panjang di samping mereka. Jadi, saat ini mereka seperti sedang menonton adegan film telenovela.

Joanna tersihir oleh wajah yang sangat tampan itu. Ia bahkan lupa bahwa ia sudah memiliki kekasih.

"Kau sering menanyakan keberadaanku, tetapi, kau tidak mengenaliku,"sambungnya.

Joanna terdiam, aroma tubuh bercampur parfum dari pria itu masuk ke indra penciumannya. Aroma ini sama persis dengan aroma yang ada di rumahnya waktu itu. Joanna menoleh ke arah Jack."Ayah~dia~"

"Kau tidak mengenalinya, Nak?"

Joanna menggeleng."Aku tidak pernah mengenal pria yang tampan seperti dewa ini."

Telinga Brandon terasa panas mendapatkan pujian.

"Dia itu Brandon, Jo, pamanmu,"sahut Juan.

Joanna terbelalak menatap Brandon. Ia menutup mulutnya karena hampir memekik."Apa kau benar-benar Paman Brandon?"

Brandon mengangguk.

"Ke-kenapa jauh berbeda dengan dulu?" Joanna masih kaget melihat bentuk fisik Brandon yang berubah seratus delapan puluh derajat. Pria itu terlihat seperti model, bukan pria yang pernah tinggal di pemukiman padat dan berteman dengan para preman jalanan.

"Memangnya apa yang kau pikirkan? Apa kau berpikir aku ini sudah setua mereka?" Brandon mendengkus.

Joanna tertawa."Ya, itu bukan salahku tidak mengenali Paman. Kenapa Paman baru datang sekarang~"

Brandon menatap Joanna dengan dalam. Ia menarik tangan Joanna dan merengkuhnya. Joanna terdiam, Jack, Rocky, Levi, dan Juan pun terdiam. Mereka hanya berkomunikasi melalui ekor mata.

Joanna menelan ludahnya. Ia merasa canggung mendapat pelukan dari Brandon yang kini terasa asing. Brandon memanglah Pamannya, tetapi, rasanya sangat berbeda. Terlebih wajahnya yang tampan membuatnya salah tingkah. Tetapi, Joanna yakin lama kelamaan ia akan terbiasa.

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang