Part 32

3K 235 19
                                    

Cuaca pagi ini indah. Matahari bersinar terang. Setelah makan pagi, Joanna segera mengganti pakaiannya. Sementara itu, Brandon sudah menanti di atas pasir dengan dua kursi pantai. Ia memilih lokasi yang jauh dari jangkauan pandangan orang-orang di sana.

Joanna tiba dengan bikini merah two piece yang kontras dengan kulit putihnya. Ia mengenakan kain pantai sebagai penutup bawahnya. Ia sedikit malu mengenakannya, tetapi, Brandon yang memilih dan meminta untuk mengenakannya.

Joanna duduk dengan malu-malu. Ia tidak terbiasa dengan pakaian tersebut walaupun ini adalah pantai.

Brandon tersenyum menatap wanita yang terlihat sangat berbeda itu."Kita harus pakai sunblock di seluruh badan."

"Oh iya." Joanna akan mengambil sunblock yang ada di meja,tapi, Brandon segera merebutnya.

"Aku akan mengoleskannya di badanmu. Lepaskan kain ini dan tengkurap."

"A-apa?" Joanna menelan ludahnya. Ia bangkit perlahan dan melepaskan kainnya. Ia berbaring. Ia mulai merasakan sesuatu menetes di punggungnya. Telapak tangan Brandon yang besar dan sedikit kasar mengusap punggung, pinggang, lalu turun ke pahanya hingga ke kaki. Ia merasa geli.

"Ayo berbalik,"kata Brandon.

Joanna berbalik sembari mengembuskan napas pelan. Brandon menuangkan sunblock di bagian dada dan mengusap-usapnya. Tangan nakal pria itu menelusup ke bagian dalam bra.

"Ah!"pekik Joanna.

"Tersenyuh sedikit sudah menegang." Brandon tertawa geli.

Joanna memanyunkan bibirnya."Kenapa menyentuhnya. Memangnya itu kena matahari?"

Pria itu kembali tertawa. Ia berpindah ke perut, paha dan kaki bagian depan."Sudah selesai, sekarang giliranku."

Joanna mengangguk. Ia mengoleskan sunblock dengan cepat dan merata."Sudah, Paman."

"Terima kasih, sayang."

Joanna kembali ke kursinya dan bersandar sembari menatap laut. Tak lupa mengenakan penutup pahanya kembali. Laut di pagi hari juga indah. Menatapnya membuat tenang.

"Ingin bermain jetski?"tanya Brandon menawarkan.

Joanna menggeleng kuat."Aku tidak mau, nanti aku pusing lagi dan tidak bisa menikmati liburan ini."

"Baiklah. Padahal itu seru sekali."

Joanna melihat ke sekeliling. Ia baru sadar bahwa villa dan bungalow mereka tidak terlihat dari sini."Kita~di tempat yang jauh, ya?"

"Kita di tempat yang tersembunyi dan rahasia,"bisik Brandon,"jika lelah, di sana ada tempat tidur dan juga toilet. Ada juga ruang untuk membasuh badan."

"Keluarga Paman sangat kaya, ya, sampai memiliki Pulau pribadi."

"Ini Pulau milik bersama. Jadi, hasilnya akan dibagi rata dengan pemilik saham yang merupakan anggota keluarga."

"Paman memiliki saham juga di sini?"

"Sedikit."

"Joanna, kemarilah." Brandon meminta Joana mendekat. Wanita itu mendekat dan Brandon langsung menariknya. Joanna tersungkur di atas tubuh Brandon. Brandon mengenyahkan kain yang selalu digunakan untuk menutup bagian bawah tubuh Joanna.

Brandon memeluk Joanna."Jangan mengenakan ini. Karena itu akan mengurangi keindahan tubuhmu."

"Paman~" Joanna bangkit, Brandon menahannya. Ia membuat posisi Joanna duduk di atas tubuh, mengangkanginya.

"Jangan jauh-jauh dariku."

"Kursi ini hanya bisa muat satu orang. Jadi, mana bisa kita berdekatan,"kata Joanna beralasan.

Brandon bangkit dan menggendong Joanna."Kita pindah ke tempat tidur saja. Kita masih bisa menikmati pemandangan dari situ."

Joanna pasrah saat mereka pindah tempat. Kini mereka setengah berbaring dengan posisi berhimpitan dan rapat. Brandon memeluk pundak Joanna, mengusa-usap lengan, dan sesekali memberikan kecupan di puncak kepalanya.

"Aw!!" Joanna berteriak dan bangkit. Ada sesuatu mengigit di pahanya.

Brandon segera memeriksa, ternyata seekor semut. Ia langsung mengusirnya dan memastikan tidak ada lagi hewan-hewan tersebut. Ia melihat paha Joanna memerah.

Brandon mengusap-usap paha Joanna. Wanita itu merasa sedikit terangsang, tetapi, ia hanya diam. Karena sepertinya Brandon tidak bermaksud merangsangnya.

Brandon mengernyit melihat celana dalam Joanna pada bagian titik intimnya memiliki warna yang lebih pekat dari sisi lainnya. Cairan Joanna menetes. Sepertinya karena sentuhannya.

"Sayang~ ini~" Brandon menempelkan jarinya di sana.

Joanna terbelalak."Pa-Paman, ini di luar." Wanita itu panik sambil merapatkan pahanya dan melihat ke sekeiling.

"Tidak ada pengunjung lain, sayang, mereka sudah keluar. Aku minta ditutup sementara. Jadi, hanya ada kita berdua dan para pekerja di villa."

"Tapi, tetap saja itu~"kata Joanna dengan wajah merah.

Brandon menyingkirkan tangan Joanna. Ia menyingkap pakaian dalamnya, dan memainkan jemarinya. Joanna menengadah, merasa itu terlalu membuatnya ingin bercinta.

Brandon menurunkan pakaian Joanna. Ia membuka kedua pahanya, lalu mendekatkan wajah di sana. Lidahnya menjulur ke dalam daging lembut, menelusup dengan indah membawa wanita itu terbang ke angkasa.

Joanna merapatkan pahanya dan memegang pundak Brandon. Ia seperti ingin buang air kecil, tapi, ia menahannya. Brandon mengangkat wajahnya, kemudian memasukkan jarinya. Jarinya bergerak dengan cepat.

"Ah, Paman~" Joanna tak bisa menahan diri. Cairnnya sedikit menyembur mengenai tangan Brandon."Ma-maaf, Paman."

"Aku suka itu, sayang."

Brandon melepaskan celananya, lalu berbaring.  Miliknya berdiri tegak. Ia mengangkat Joanna agar naik ke atas tubuhnya."Ayo masukkan."

"Ya?"tanya Joanna bingung.

"Satukan milikmu ke sini."

"Mana mungkin, Paman. Tidak bisa masuk."

"Bisa, sayang." Brandon membimbing Joanna agar menyatukan milik mereka. Joanna menekan perlahan. Ia terbelalak.

"Ah, Paman!!" Wanita itu memekik. Miliknya terasa sangat penuh, lalu ia merasakan hal yang tidak biasa. Miliknya terasa sangat gatal."Paman~ini kenapa seperti ini?"

"Kenapa, sayang?" Brandon mengusap paha dan pinggang wanita itu. Ia juga meremas dadanya.

Joanna duduk dengan tegak, lalu mendesah. Rasanya semakin menggila. Ia mengikuti instingnya agar ia merasa lega. Ia menggerakkan pinggang memutar.

"Oh, sayang~"desah Brandon,"bergerak naik turun, naikkan tubuhmu."

Joanna mengikuti araham Brandon, rasanya jauh lebih baik. Ia bergerak cepat karena miliknya sangat menginginkan gerakan yang cepat.

"Yes, Baby~seperti itu. Lakukan semaumu." Brandon menatap Joanna puas. Ia mengeluarkan dada Joanna dan meremasnya. Sesekali memilin putingnya agar hasrat Joanna semakin membara.

Brandon duduk dan memeluk wanita itu. Ia menghisap puncak dada Joanna. Sementara wanita itu meremas rambut Brandon. Bagian atas dan bawah tubuhnya mendapatkan sentuhan yang membuatnya sangat bergairah.

Brandon menatap Joanna dengan penuh cinta. Ia melumat bibirnya sembari menggerakkan pinggang Joanna. Wanita itu mendesah dan mengerang dalam ciumannya.

Brandon melepaskan ciumannya, lalu menaik turunkan tubuh Joanna dengan cepat. Semakin cepat dan semakin menggila. Keduanya meracau di kesunyian. Kehangatan kembali memenuhi milik Joanna.

Keduanya berpelukan sembari mengatur napas mereka. Secara hati-hati, Brandon membalikkan posisi mereka. Joanna terbaring dan ia menarik miliknya. Cairannya keluar dari milik Joanna secara perlahan.

Brandon mengambil tisu dan membersihkan cairannya. Keduanya pergi ke toilet untuk membersihkan diri.

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang