Part 37

2.2K 219 18
                                    

Brandon berbaring di sebelah Joanna ikut memandang langit. Ia memiringkan tubuhnya ke arah Joanna dan menyingkap bra yang dikenakan wanita itu. Satu gundukan kenyal Joanna keluar dari posisinya. Brandon menghisap putingnya sembari berbaring seperti anak bayi yang sedang menyusu.

Joanna memiringkan tubuhnya agar Brandon lebih mudah melakukannya. Ia mengusap-usap punggung lelaki itu seiring dengan miliknya yang perlahan basah.

Joanna melenguh nikmat. Tangannya meraih milik Brandon dan mengusap-usapnya dari permukaan celana. Joanna merapatkan paha, menggesek-gesekkan miliknya yang mulai berkedut-kedut karena sentuhan Brandon.

Brandon mengangkat wajahnya, kemudian ia naik sedikit untuk mencium bibir Joanna. Tangannya membuka paha wanita itu, lalu memasuki dengan jarinya. Joanna membalas ciuman Brandon. Ia menghisap bibir pria itu, memainkan lidahnya dan menuntut lelaki itu melakukan lebih.

Ciuman terhenti, keduanya bertatapan mesra, lalu berciuman kembali. Brandon melepaskan lengait bra wanita itu dan membiarkan dundukan kenyal itu terpampang di hadapannya. Matahari mulai muncul. Kulit Joanna tampak bersinar dalam cuaca yang mulai cerah ini. Brandon kembali menghisap payudara dan memainkan putingnya hingga mengeras.

"Oh, Paman~kenapa itu enak~ah!!" Joanna mulai mengeluarkan kalimat vulgar, tetapi itu membuat Brandon semakin tergila-gila pada wanita itu. Ia berpikir Joanna adalah wanita yang polos-polos saja. Siapa sangka, pikirannya dipenuhi hal seperti itu. Jack sudah menjaganya dengan sangat baik, hingga Brandon lah satu-satunya pria yang merasakan keliaran Joanna di atas ranjang.

"Aku akan membuatmu lebih enak lagi." Brandon memasukkan dua jarinya ke dalam milik Joanna.

Wanita itu menggelinjang hebat."Paman!"ia meremas tangan Brandon."Jangan lakukan itu."

"Kenapa,sayang?"

"Aku akan membuat Paman lemas lagi!"ancam wanita itu sembari menyeringai.

Brandon menarik tangannya kembali. Lalu, ia menindih tubuh Joanna. Ia melepas celana dalam wanita itu.  Brandon memegang kaki Joanna, menciumi betis hingga ke pahanya. Lalu ciumannya pindah ke milik Joanna. Lidahnya menelusuri rongga daging lembut wanita itu.

Joanna menyentuh miliknya sendiri karena tidak kuat menahan keinginannya untuk orgasme. Namun, sapuan lidah Brandon membuat perasaannya terbang melayang ke angkasa. Cairannya keluar begitu banyak.

Brandon melepaskan celananya. Kedua kaki Joanna ia letakkan di pundak, lalu menyatukan milik mereka.

"Arggh!" Joanna kembali mendesah."Paman!!" Wanita itu menengadah.

Brandon menghunjamnya dengan keras dan cepat. Desahan dan pekikan dari wanita itu adalah petanda bahwa ia sangat menikmatinya.

Brandon menurunkan kedua paha Joanna. Ia menarik wanita itu menjadi posisi duduk, tetapi milik mereka masih menyatu. Pria itu menaikkan Joanna ke pangkuannya. Buah dada yang ranum itu kembali menjadi sasaran Brandon. Joanna memeluk leher pria itu, menekan kepalanya agar menghisap dadanya lebih dalam lagi. Perasaannya semakin menggila.

Ia menggerakkan tubuhnya agar milik mereka kembali bergesekan. Tidak ada kata lelah untuk ini. Ia sangat menyukainya.

"Semakin hari, kamu semakin cantik,"puji Brandon sambil menatap wajah Joanna yang sedang diliputi gairah. Wajah kekasihnya itu terlihat semakin bersinar.

"Paman~sejak dulu terlihat sangat hot. Aku terpaksa mengabaikan statusmu dan menjadikan
Suamiku,"balas Joanna sambil bergerak menghunjam.

Brandon memeluk pinggang Joanna erat. Lalu ia berdiri dan menyandarkan tubuh Joanna ke batu yang memiliki permukaan rata. Namun, ternyata tidak sepenuhnya rata, Joanna merasakan tusukan kecil dan tumpul di pahanya. Namun, ia menikmati rasa sakit itu bersamaan dengan hunjaman Brandon.

Brandon menggerakkan pinggulnya cepat dan kembali menyemburkan cairannya.

"Arrghh!" Brandon menjauhkan diri dan berbaring di atas kain tadi. Miliknya yang tadi menegang, kini perlahan melemah.
Joanna menghampiri Brandon dan mengecup bibir lelaki itu."I love you, Uncle."

Brandon menatap Joanna dengan senyuman semringah."I love you, too, Joa."

Joanna mengenakan bikininya kembali. Ia merasakan pahanya menjadi sangat lengket karena cairan Brandon. Ia tidak bisa membersihkannya di sini.

"Sayang,"panggil Brandon.

"Ya?"

"Setelah ini kita kembali ke villa ya." Brandon bangkit dan mengenakan celananya. Sepertinya ini sudah saatnya untuk kembali. Ia harus istirahat sebelum acara sore ini.

Joanna mengangguk. Ia dan Brandon kembali ke villa untuk membersihkan diri. Joanna diminta untuk membersihkan tubuhnya sampai benar-benar bersih. Setelah itu mereka makan siang bersama. Makan siang yang terlambat.

Pukul dua, sebuah kapal besar datang. Joanna menyipitkan matanya. Banyak sekali orang yang turun dari kapal.

"Paman bilang tidak akan ada tamu?"tatap Joanna bingung.

"Kamu ke kamar dulu, ya." Brandon membuka pintu kamar utama untuk Joanna."Tunggu aku di dalam."

Wanita itu masuk ke dalam kamar yang sangat besar. Kamar yang cantik dengan pintu dan kaca jendela besar menghadap ke laut dan pasir putih yang berkilau. Ternyata pemandangan di sini jauh lebih indah.

Joanna duduk di sofa menunggu Brandon cukup lama. Namun, pria itu tidak muncul juga. Joanna berdiri di dekat pintu dengan khawatir. Sesekali ia mendekatkan telinganya untuk mendengar suara di luar sana. Tetapi, sepertinya sangat sepi.
Pintu kamar diketuk, Joanna melonjak kaget. Ia membuka pintu dengan pelan. Ia terperanjat ketika sadar yang datang bukanlah Brandon.

Wanita itu tersenyum."Hallo, Joanna."

Joanna menatap wanita yang menghampirinya. Ternyata wanita itu adalah Helen."Bibi Helen, ternyata Anda ada di sini juga."

Helen memeluk dan mencium pipi Joanna."Bagaimana liburanmu? Apa kau suka tempat ini?"

"Aku sangat suka, Bibi. Tapi, apa Bibi juga sedang berlibur?"

"Aku datang untuk bertemu dengan kalian. Acara sepenting ini aku harus menyaksikannya secara langsung."

"Acara?"

"Malam ini kau dan Brandon akan mengucapkan janji suci. Semua anggota keluarga sudah hadir. Aku datang membawa gaun yang cantik serta make up artis." Helen menunjuk dua orang yang datang bersamanya. Mereka membawa koper yang mungkin berisi peralatan make up dan juga gaun.

"Menikah?"tanya Joanna bingung,"Mengucapkan janji suci itu menikah, kan, Bi?"

"Kalian akan menikah di hadapan Tuhan lebih dulu. Setelah itu Brandon akan mengurus surat pernikahan secara negara. Memangnya Brandon tidak mengatakannya?" Helen menggelengkan kepalanya geli.

"Paman tidak mengatakan apa pun."

"Tapi, kau setuju menikah dengannya, bukan?" Helen memastikan.

Joanna mengangguk malu."Iya, Bibi."

"Kalau begitu, duduklah. Mereka akan merias wajahmu secantik bidadari. Aku akan menjemputmu dua jam lagi. Pernikahan kalian akan dilaksanakan sore ini,"kata Helen sambil menepuk kedua pundak Joanna.

Joanna memandang wajahnya di cermin. Orang yang datang bersama Helen mempersiapkan alat-alat tempur mereka. Joanna duduk dengan pasrah. Takdirnya akan berubah sore ini, ia akan menjadi Istri dari Brandon.

💜💜💜

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang