Part 22

3.5K 255 40
                                    

Part 21+ sudah hadir di karyakarsa.
Bacanya habis buka puasa aja 🤣🤣👊

Maaf sudah 2 hari libur. Semoga kalian masih menantiku...

Malam nanti update lagi di karyakarsa ya, mudah-mudahan hot'hot lagi.
Aseekk

💜

Joanna menghabiskan tangisannya di jalan. Tidak peduli di sekitarnya sangat ramai, ia terus menangis di dalam helm-nya. Joanna mampir membeli makanan lebih dahulu. Setelah ini ia akan mengunjungi Ayah dan Pamannya. Ia merasa sangat rindu pada mereka. Selama beberaps hari ini ia menghabiskan isi pikirannya untuk Morgan. Padahal Ayah dan Pamannya menghabiskan tenaga dan pikiran mereka untuk membesarkannya.

Sebelum turun dari sepeda motor, Joanna merapikan riasannya. Ia tidak ingin terlihat baru selesai menangis. Mereka pasti akan cemas.

"Ayah, Paman!"panggil Joanna sambil menenteng bungkusan makanan.

Juan menoleh ke arah sumber suara. Ia menghampiri Joanna dengan cepat.

"Joanna." Juan memeluk Joanna dengan penuh kasih sayang.

Joanna tertegun. Entah kenapa ia merasakan pelukan itu penuh cinta dan kasih sayang yang lebih besar dari biasanya. Mungkin karena pertengkarannya dengan Morgan. "Paman kelihatan senang sekali?"

"Senang sekali karena kamu datang. Paman sangat rindu,"kata Juan.

"Hmmm~aku juga rindu, Ayo kita tinggal bersama agar tidak ada rindu yang menyiksa." Joanna memeluk lengan Juan.

"Joanna~" Levi merentangkan tangannya. Pria itu hanya bisa terduduk karena kakinya sakit.

Joanna memeluk Levi dengan penuh haru."Aku bawa makanan kesukaan Paman. Pokoknya~ada makanan kesukaan masing-masing."

"Jangan menghabiskan uangmu untuk Paman terus,"kata Juan.

Joanna tersenyum."Aku akan menghabiskan seluruh uangku untuk Ayah dan Paman."

"Dasar anak ini~" Levi terkekeh sambil mengusap kepala Joanna."Aku~tak sabar ingin melihatmu menikah."

"Hmm Paman doakan saja." Joanna tidak ingin menyebut nama Morgan dan membahas perihal hubungan mereka lagi. Ia hanya ingin bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama Ayah dan Pamannya.

"Aku membayangkan kamu punya anak perempuan yang cantik dan mirip denganmu. Lalu aku akan menggendongnya,"kata Juan menimpali.

"Jika ternyata Brandon dan Joanna yang menikah, kebahagiaan kita menjadi dua kali lipat,"sahut Levi."Wajah mempesona Brandon akan diwarisi oleh anak-anaknya. Lalu, mereka akan menjadi pria-pria yang menggoda banyak wanita."

Juan dan Levi tertawa. Joanna menatap Levi dan Juan yang terlihat sangat cerah dan berseri-seri. Mereka tampak sangat bahagia karena kedatangannya. Bagaimana mungkin ia meninggalkan pria-pria yang memberikan seumur hidupnya untuk merawat anak yang terlantar seperti ia dan Brandon.

"Oh ya dimana Paman Rocky dan Ayah?" Joanna baru menyadari bahwa keduanya tidak muncul.

"Mereka pergi membeli makan malam,"jawab Levi. Ia dudah tidak kuat memasak, jadi, mereka akan membeli makanan jadi mulai sekarang.

"Yah, sayang sekali~padahal aku membawa banyak makanan."

"Akan kita habiskan semuanya. Malam ini kita akan pesta makanan. Mana makanannnya ayo dibuka." Juan mengambil piring-piring dan peralatan makanan yang dibutuhkan. Joanna menata peralatan makan.

"Joanna~" Jack tampak semringah melihat putrinya datang."Kok kamu ada di sini?"

"Iya. Ini, kan rumahku." Joanna mengerucutkan bibirnya."Aku tidak boleh datang?"

Rocky tertawa mengusap kepala Joanna.

"Boleh, sayang, sangat boleh. Ayah hanya kaget." Jack tertawa,"oh, banyak sekali makanan~"

"Ayo kita makan." Joanna menarik tangan Jack agar duduk.

Mereka berlima duduk bersama menikmati hidangan yang ada. Tidak ada yang bertanya mengenai hubungannya dengan Morgan.

"Ayah, Paman~ayo kita jalan-jalan. Kita tidak pernah melakukan itu, kan?"ajak Joanna.

"Ke mana, Nak? Kamu tidak malu membawa kami yang seperti ini?"tanya Jack sembari terkekeh. Di lihat dari sudut mana pun, orang akan langsung tahu bahwa mereka preman dalam satu kali lihat.

"Aku tidak peduli dengan pandangan orang. Aku hanya ingin pergi rekreasi dengan Ayah dan Paman. Selama kita tidak mengganggu orang lain, semua akan baik-baik saja."

Keempat pria itu bertukar pandang, lalu mengangguk-angguk.

"Kami setuju, Joanna~"ucap Rocky.

Wajah Joanna pun bersinar seketika. Ia sangat senang mendengar ajakannya disambut dengan sukacita.

"Itu ide yang bagus. Tapi, kita tunggu Brandon pulang ya. Dia juga harus ikut supaya formasi kita lengkap. Ini akan menjadi seru, karena kita berkumpul seperti dulu,"kata Rocky.

"Tapi, paman Brandon kan baru pulang ketika weekend, Paman. Aku berencana mengajak kalian di sabtu pagi. Paman Brandon kan belum tiba di jam segitu,"kata Joanna beralasan. Ia belum siap bertemu dengan Brandon lagi. Ia masih ingin menenangkan diri pasca putus dari Morgan.

"Brandon sudah di jalan. Katanya dia tiba dini hari. Jadi, kita bisa pergi bersama." Jack memberikan informasi yang hanya dirinya lah yang tahu.

Joanna tercekat."Bukankah Paman Brandon bilang akan pergi satu minggu?"

"Mungkin urusannya sudah selesai,"jawab Jack yang sudah mulai melunak perihal perasaan Brandon pada Joanna. Jika memang hubungan Morgan dan Joanna tidak berjalan dengan baik, maka ia mempersilakan Brandon mengambil hati Joanna. Terlebih lagi setelah ia tahu siapa Morgan. Ia takut Joanna akan menjadi sasaran balas dendam lelaki tersebut.

Joanna mengangguk pasrah. Lagi pula mereka akan pergi beramai-ramai. Brandon tidak akan mungkin melakukan hal seperti di apartemen kemarin.

"Wah,sudah tidak sabar untuk pergi bersama." Juan menggosok-gosokkan telapak tangannya.

"Aku juga, Paman." Entah kenapa hari ini terasa sangat berbeda. Semuanya terasa hangat dan menyenangkan. Mungkin saja karena selama ini Joanna tidak menyadarinya. Perhatian dan kasih sayangnya terbagi untuk keluarga, karir, dan juga kekasihnya.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu, Joanna?"tanya Jack.

"Hmm baik, Ayah, semuanya lancar,"balas Joanna dengan harapan tidak ada pertanyaan lanjutan mengenai Morgan.

"Bekerjalah yang keras. Semoga kamu bisa menempati posisi tertinggi. Tapi, yang terpenting adalah kamu harus menjaga kesehatanmu. Terkadang kita terlalu mengejar jabatan sampai lupa memikirkan kesehatan. Posisi tertinggi tidak akan ada artinya jika kamu sakit."

"Iya, Ayah, aku mengerti. Aku ingin sehat terus agar bisa bersama Ayah dan Paman." Joanna memegang tangan Jack dan Juan yang ada di dekatnya.

"Kami juga akan terus sehat, agar bisa memastikan bahwa kamu bersama pria yang tepat." Juan tersenyum dan memegang tangan Joanna.

"Doakan saja yang terbaik untukku." Joanna menyeka air di sudut matanya,"kenapa malam ini sangat mengharukan."

"Mungkin karena kita akan liburan."

"Iya, aku sudah tak sabar." Joanna sudah membayangkan betapa menyenangkannya mereka pergi bersama.

"Joanna, ini sudah malam. Kamu harus pulang,"kata Jack mengingatkan karena tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Paman antar saja?"tawar Rocky.

Joanna menggeleng."Ayah dan Paman istirahat saja. Siapkan tenaga untuk weekend nanti."
Wanita itu meraih tasnya.

"Aku pulang dulu, Ayah, Paman~" Joanna memeluk mereka satu persatu. Setelah itu Joanna pulang.

Setiba di rumah, wanita itu membersihkan diri, lalu berganti pakaian. Setelah itu ia pun tertidur pulas.

💜💜💜

MY HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang