🔞》25. mis demonios saben como tomar el control

632 53 32
                                    

Siapa yang kemarin nebak abis ini emoticon chapter? Hmmm aku kasih gratis nih ☺️

Happy reading ♡

Estelle bingung sekarang ia harus melakukan apa melihat pria yang ia pikir tak akan ia lihat lagi, tiba-tiba muncul begitu saja di hadapannya, bersamanya, semalaman, wow, dan ia baru saja memuntahi toiletnya, dan saat ini pria itu sedang mengurusi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estelle bingung sekarang ia harus melakukan apa melihat pria yang ia pikir tak akan ia lihat lagi, tiba-tiba muncul begitu saja di hadapannya, bersamanya, semalaman, wow, dan ia baru saja memuntahi toiletnya, dan saat ini pria itu sedang mengurusinya pasca mabuk.

"Entahlah, aku mungkin masih mabuk di Moordaine dan memimpikanmu ada di depanku saat ini," katanya sembari mengusap wajahnya dengan dua telapak tangannya, mencoba mengembalikan kesadarannya yang mungkin berlapis ribuan saat ini dan entah dirinya masih berada di lapis ke berapa.

"Aku tidak tahu bagimu itu mimpi indah atau mimpi buruk," balas Yoongi sambil menggeser mangkuk ramyeon yang mengepul panas, bisa untuk mengembalikan pengar dan latte kesukaannya. "Berhenti mengusap wajahmu dan makan ini, manatahu kesadaranmu pulih dan kau percaya aku disini."

Estelle terkekeh lalu mengambil sendok dan garpunya yang turut disediakan. Ia juga mengenakan kaus pria itu setelah mendadak mandi barusan. "It's absolutely a good one," desisnya, lalu mulai menyendok kuah panas itu sambil mendengar gelakan tawa kecil dari pria di depannya.

"Diriku atau ramyeonnya?"

"Dirimu."

"Ah, jadi itu kabar baik aku kembali?" Begitu saja Yoongi sudah senang mendengarnya.

Sambil menyuap mi dan mengunyahnya, gadis itu mengedikkan bahunya. "Tergantung," katanya, lalu menelan makanannya, dan mengambil suapan lainnya dengan garpu. "Tapi tidak dengan ide menculikku dari Moordaine. Itu sangat menyeramkan, di tasku ada alat setrum."

"Lainnya?"

Estelle berhenti sebentar setelah menelan suapan mi nya yang lain. Mengambil gelas latte-nya lalu menyeruputnya sedikit. Baru menjawab pertanyaan pria itu lagi, "Masih tidak karena kau lanjutkan nasib burukmu untuk bergabung dengan KGarage dan Montes lagi."

"Lainnya?"

Estelle mengaduk ramyeonnya sebentar. "Bisa tunggu sampai aku selesai makan?"

Yoongi terkekeh lalu menyandarkan punggungnya di sofa sembari mengamati gadis itu menikmati makan paginya pukul 6 itu. "Kau baru mengizinkanku menghubungimu pukul delapan malam waktu Barcelona saja kutunggu, Elle, apalagi cuma menunggu makan dan sambil melihatmu? Tentu saja."

Pria itu benar-benar diam selama Estelle menyantap ramyeonnya, seperti mengambil kesempatan untuk merekam figurnya tanpa batas, ikut membayangkan jika apa yang sedang terjadi betulan tak nyata dan hanya bunga tidur karena ia teramat merindukannya saja. Tapi tidak, kok, pikirnya; kepalanya jatuh ke sisi kiri, Estelle sampai mengernyit, menahan tawanya, dan malu karena pria itu diam sedaritadi seperti sedang menonton lukisan di museum; mau dilihat darimanapun aku tidak sedang bermimpi, karena Estelle dalam mimpinya tak pernah se-nyata ini hidup, tersenyum, berkedip, bernafas, terlihat cantik meski habis muntah.

Diablo [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang