21. fui la gasolina y tú fuiste el encendedor

211 40 28
                                    

"Kau belum juga menemukan Estelle?"

Yoongi bertanya dengan wajahnya yang khawatir ketika Hoseok datang ke kamar inapnya lagi sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya dia kembali ke rumahnya. Pihak rumah sakit mengizinkanku melihat rekaman CCTV malam itu, dua orang membawa Estelle, tapi kita tidak bisa melakukan apapun karena dalam rekaman itu tidak ada pemaksaaan, Estelle pergi bersama orang-orang Ramón dengan sukarela," jelasnya sambil beranjak duduk di kursi sebelah ranjang rumah sakit, tempat biasanya Seungwan menemaninya. Gadis itu sedang kembali ke hotel seperti biasa. "Mungkin sebaiknya kita tidak terlibat lagi dengan orang-orang Montesinos, Hyung. Kudengar barang kiriman terakhir utuh. Kau sudah berhasil."

Yoongi menghela nafas, beranjak bangun dengan perlahan karena bosan terus berbaring. Sudah satu minggu ia di rumah sakit, nyeri di perutnya sudah jarang ia rasakan, jahitannya sudah hampir kering, ia sudah bisa berjalan meski harus pelan dan gunakan kruk empat kaki. "Aku takut Ramón menyakitinya."

Hoseok mengedikkan bahu dan bergerak menyandarkan tubuhnya. "Kenapa masih mencari Estelle? Kan, sudah punya Seungwan."

"Apa maksudmu?"

Hoseok mengedikkan bahunya sambil membantu Yoongi mengambilkan kopi yang pria itu pesan sebelumnya. "Semalam aku mau mampir, tapi kalian sedang bercinta."

Yoongi memutar bola mata, ia berjalan pelan-pelan ke arah jendela sambil memegang gelas kopinya. "Kau mungkin salah kamar. Dengan kondisi seperti ini bagaimana aku bisa... melakukannya," katanya sambil bergidik.

Hoseok yang iseng menggodanya terkekeh sambil mengedikkan bahu. "Yang penting Estelle bukan urusan kita lagi."

Pria itu berdecak, melirik sekilas ke belakang tempat dimana temannya itu berada dengan picingan kesal. "Stop being so ignorant, Hoseok." Tentu saja dia tidak tahu isi pembicaraannya dengan Ramón, tentang ancaman itu, rahasia yang mungkin benar-benar cuma diketahui Ramón dan Estelle saja. Mungkin Estelle mendapat hukuman karena sudah memberitahu rahasianya kepada orang lain. "Bukan Estelle yang menyakitiku. Dia menolongku, membantuku, dalam banyak hal. Mungkin sekarang aku yang menaruhnya dalam bahaya." Yoongi menatap keluar jendela sambil menyesap kopinya.

"Dengan memberitahukan jadwalmu ke pembunuh bayaran itu? Kau tidak berpikir mereka bekerja sama?"

"Pablo menyamar jadi wartawan yang ingin menulis tentangku di majalah bisnis. Dia juga sempat datangi Yiseul. Sekarang Yiseul juga trauma. Mereka korban, Hoseok."

Hoseok menghela nafasnya malas sekali. Yoongi selalu membela Estelle. Informasi barusan juga didapat dari penyelidikan kecil Hoseok kepada kelompok sindikat pembunuh bayaran itu sebelum mereka ditangkap polisi. "Ya sudah, tidak ada yang bertemu gadis itu. Temannya, Marta, sudah tak melihatnya sejak lama, Estelle terakhir membalas pesannya 3 hari yang lalu, kemudian menghilang lagi begitu saja."

"Dia tidak ke mansionnya?"

"Tidak diperbolehkan masuk. Estelle juga pindah rumah dari flat lamanya. Marta tidak tahu alamat flatnya yang baru. Marta tidak dekat dengan adiknya, pusat perawatannya juga menjaga ketat privasi pasien."

"Mereka tidak khawatir? Curiga?" Yoongi terus mengintograsi Hoseok meski kesal dengan sifatnya akhir-akhir ini, tapi dia juga puas Hoseok punya semua jawaban dari rasa penasarannya.

"Katanya Estelle biasa menghilang, ya, walaupun tak pernah sampai seminggu. Tapi mereka tak sedekat itu, tak sampai seperti dirimu yang terlalu pusing memikirkannya seperti ini."

Yoongi mendengkus. "Kau mungkin baru bisa merasakannya ketika ada seseorang yang membiarkan dirinya terluka cuma untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang terus merugikannya, Seok." Mengapa tak ada seorangpun yang paham kekhawatirannya? Hoseok juga harusnya berterima kasih pada Estelle atas ketidakbecusannya menjaga bosnya setelah mengetahui target anak buah Pablo menusukkan pisau itu ke punggung dan jantung Yoongi, sayangnya Estelle menutupi dada kiri Yoongi ketika gadis itu juga sedang menahan pisau yang mau ditusuk ke punggungnya, jadi sasaran kedua juga gagal karena jatuh di perut. "Aku mau pulang malam ini. Sebaiknya kau bantu aku untuk memikirkan cara mengatakan pada Seungwan untuk memintanya kembali ke Seoul saja, aku tak membutuhkan dirinya lagi."

Diablo [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang