1. bienvenido dolor, te invito a formar parte

359 65 60
                                    

Min Yoongi sudah menghabiskan 15 tahunnya di Inggris. Sejak ibunya menikah lagi dengan pemilik marga Kim yang terkenal di kalangan pebisnis dan politikus Korea Selatan, ia pergi ke Britania Raya selain untuk menjauh dari citra ibunya yang seorang janda anak satu, pula untuk memulai hidup barunya setelah ditinggal seorang ayah.

Baru setengah tahun kembali ke Seoul karena beberapa hal mendesak, salah satunya karena sang ibu menginginkan keturunan, ketakutan karena selama 15 tahun itu tidak pernah mendengar Yoongi menjalin hubungan dengan wanita manapun; pergunjingan dengan teman-teman sosialitanya tentang maraknya pria menyukai pria di negara barat membuat nyonya Min meminta anaknya yang berumur 30 tahun itu menyudahi kehidupannya yang bebas di Inggris. Tentu saja, kalau bisa menggendong cucu di sisa umurnya yang tak seberapa itu akan lebih membahagiakan.

Yoongi harus melepaskan jabatan fantastis di pekerjaannya sebagai manager developer di perusahaan real estate developer untuk menuruti wanita yang sudah melahirkannya ke dunia, dan kini hanya untuk dibuang lagi ke negeri orang entah untuk berapa lama. Dijadikan sandera karena jelas siapa yang mau mengurusi dan menanggung transaksi barang ilegal yang sewaktu-waktu bisa membuatmu mendekam di balik jeruji besi untuk waktu seumur hidup?

"Ingat, kau ada disana hanya untuk membantu perusahaan, bukannya berurusan dengan isi dari barang-barang yang dijual, Min Yoongi. Kau tidak tahu apapun, aku akan terus meminta ampun kepada Tuhan dan supaya Ia terus menjagamu dimanapun kau berada."

Yoongi mengangguk. Ibunya ketakutan bukan karena anaknya yang amatir akan dikirim ke medan perang lalu mati melainkan takut jika anaknya berdosa karena membantu peredaran barang ilegal setelah menikmati hidup baiknya di Inggris dengan pekerjaan yang baik-baik pula. "Aku akan baik-baik saja. Lagian memangnya Ibu tahu apa yang kulakukan disana? Barang-barang yang dijual apa? Itu cuma pekerjaan biasa, kok."

Ibunya meratap khawatir. "Ibu dengar banyak hal dari Jeong gisa tentang kemungkinan pekerjaan apa itu; rasanya ibu sudah gagal menjagamu dengan melepaskanmu kesana, Min Yoongi."

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Bohong. Tidak ada pekerjaan seperti itu. Aku kembali ke Korea untuk ibu, lalu untuk apa kalau aku pergi lagi jika pekerjaan itu tidak bagus?"

"Benarkah?"

Yoongi bergerak menarik resleting koper pertama setelah memenuhinya dengan pakaian hangat mengingat bulan Januari masih terlalu dingin dan menutupnya rapat. "Iya, Bu. Jangan khawatir, jangan memikirkannya. Dokter tidak memperbolehkan ibu berpikir terlalu banyak. Fokus saja pada pengobatan ibu."

"Pengobatan apa? Penyakit tua seperti ibu cuma ingin melihat anaknya menikah." Setelah menyimpan injil di dalam koper yang lain, nyonya Min memeluk tubuh anaknya dengan hangat. "Jangan khawatirkan ibu, tapi jangan sendirian lagi juga, temukan seseorang untuk menemani perjalanan hidupmu, ya, Nak?"

"Ibu saja yang mencarikan, aku tak pandai melakukannya," Pria itu terkekeh, mengusap punggung wanita yang sangat disayanginya itu dengan sama lembut dan hangatnya.

"Ah, ibu punya kalung untukmu, dari shaman yang suka ibu datangi. Katanya bisa menangkal hal buruk."

"Jimat?" Yoongi menaikkan alisnya menerima kalung berwarna perak itu dengan liontin salib dan bulan dari ibunya. "Hn, kuanggap ini ibu yang menemaniku dimana-mana." Kemudian langsung memakainya.

"Jangan dilepas kalau begitu," ucap ibunya terkekeh senang. "Lihat, cocok sekali, kau makin tampan. Bagaimana tidak ada yang tertarik denganmu, Yoongi? Kau punya wajah, pekerjaan bagus, dan sikap yang manis seperti ini."

Yoongi bergerak kembali untuk menutup rapat kopernya yang lain lalu mengambil hoodie hitam yang tersampir di kursi. "Entahlah, mungkin takdirku bukan di London atau di Korea." Pria itu tertawa setelah melempar jenaka. "Kali ini aku akan menurut dengan ibu, tapi pastikan dia mau denganku."

Diablo [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang