Chapter 10

6.9K 156 0
                                    

Happy Reading
🧩🎗





Ya, pria tersebut adalah zidan. Zidan adalah orang orang yang suka rela membantu nya membawa Nayla ke RS.

"Allhamdulillah kamu sudah sadar" ucap zidan bersyukur.

"Sebentar saya hubungi ivan dulu" ucap zidan sambil mengutak-atik ponsel nya.

"J-jangan k-kasih t-tau mas ivan" ucap Nayla sambil menunduk.

"Kenapa? Ekhem maaf saya kalau boleh tau kenapa" ucap zidan bertanya.

Nayla tak menjawab dan berusaha berdiri dan membukan selang infus di tangannya.

"Kenapa dibuka?" Tanya zidan

"Saya tidak punya uang yang cukup untuk tetap disini " ucap Nayla mencoba untuk berdiri.

"Tenang, biar saya yang tanggung semua biaya nya,lagi pula  ini juga untuk anak kamu" ucap zidan.

Nayla menggeleng kan kepala, "maaf dan Terima kasih kamu mau menanggung semua tapi saya benar-benar tidak bisa menerima".

" baiklah biar saya bantu" ucap zidan akan membantu Nayla namun Nayla menghindari nya.

"Maaf bukan muhrim " ucap Nayla sembari berjalan dengan tertatih-tatih berjalan keluar ruangan.

Nayla pun berjalan keluar rumah sakit dengan zidan yang terus mengikuti dari belakang.

"Mengapa istri nya ivan tidak ingin saya memberi tahu suami nya? " __batin zidan heran melihat Nayla.

Zidan berlari menyeimbangkan jalannya dengan jalan Nayla.
"Mau saya antar? " tawar zidan.

"Gak usah" ucap Nayla to the point.

"Ini sepertinya sudah pukul 04:54 kalo kamu nunggu buat nyari angkutan umum kek nya bakalan susah, soalnya ini waktu pulang kerja nih" celetuk zidan membuat Nayla jengah.

"Kok bisa sih gus ivan punya temen kek zidan ini, mana cerewet banget plus maksa banget pula"__batin Nayla.

" saya tau kok, kamu lagi ngejelek-jelekin saya dalam hati kamu" ucap zidan enteng.

"Ya, sudah baiklah" ucap Nayla.

"Apakah disekitaran sini ada kontrakan? Tapi yang murah" ucap Nayla dengan sebagian kalimat nya yang ia kecilkan suara nya.

Dari sini zidan makin yakin kalo Nayla dengan gus ivan sedang ada masalah. Terbukti dengan Nayla yang mencari kontrakan segala.

"Baiklah " ucap zidan.

Akhirnya zidan dan Nayla menaiki mobil zidan dan melakukan mobilnya menuju tempat yang dituju yaitu sebuah kontrakan.

"Ini kontrakannya" ucap zidan sambil berjalan menuruni mobilnya.

Nayla pun turun dan melihat sekitarnya, sekeliling kontrakan terlihat bersih nan nyaman kayaknya.

Terlihat yang punya kontrakan menghampiri Nayla dan zidan.

"Wee, bro apa kabar lo? " tanya seseorang tersebut .

"I'm good" jawab zidan.

"Wihh saha ni? Istri lo? " tanya nya.

"Bukan, dia...__ " ucap zidan sambil melihat kearah Nayla yang bertanya harus jawab apa.

"Saya Nayla" ucap Nayla memperkenalkan diri.

"Owh, jadi elu yang tadi dichat gw ama zidan. Elu yg mau make ni kontrakan" tanya seseorang tersebut.

"Dra, ini kontrakan lo kalo di sewa berapa? " tanya zidan.

"Murah, ini mah" jawab lelaki tersebut yg bernama indra.

"Ya iya murah tapi berapa? "

"Paling 500 rebu"

"Ha? 500 ribu sebulan? " beo Nayla kaget.

"Mahal banget ya allah, duit aku emang lebih sih tapi kan itu juga harus ada biaya makan" ucap Nayla dalam hati.

Zidan pun melihat kearah Nayla dan mengalihkan pandangannya " gak bisa turun tuh? Nego lah nego"

"Duh zid, gak biasanya lo kek gini. Tapi yasudah lah karna lo udah bawain gw penghuni baru di kontrakan gw. Gw kasih deh 200 rebu dah. Jujur gw rugi tapi kgk apa-apa lah. Gw liat juga nih cewek hamil noh kasian anaknya" prihatin indra pada Nayla.

Akhir nya deal Nayla pun tinggal di kontrakan indra berkat zidan, dan Nayla pun bisa hidup tenang karena jarak dari kontrakan nya dari pondok pun bisa dibilang terbilang jauh.

Hari-hari Nayla berkerja untuk menghidupi dirinya, berbagai pekerjaan ia kerjakan dari menjadi tukang cuci piring di sebuah warung, menjual nasi kuning, menjual gorengan, dan paling parah nya Nayla pernah ikut menjadi badut jalanan walau sebentar.

Dan akhirnya zidan mengajak Nayla untuk berbisnis yaitu agar Nayla mau menjadi RTK nya yang menyediakan bahan setengah jadi atau menjadi pembantu/ menjadi chef di usaha nya yaitu catering.

Dengan itu hubungan Nayla dengan zidan pun semakin baik dan semakin dekat, namun mereka juga tau batasan kok. Berteman sebagai mana berteman. Tanpa melibatkan perasaan.






5 tahun kemudian.....

"Maaaaa" teriak seorang anak laki-laki kepada mama nya yang sedang memasak di dapur.

"Kenapa? " tanya nya kepada anak nya itu.

"Algan mau ituuu" tunjuk bocah lima tahun itu pada sebuah garam di dalam botol kaca.

"Argan itu garem  nak" ucap nya sambil mengusap kepala anak nya.

"Lah, memang kalo galem nda bica dimakan? " beo argan.

"Argan__" belum selesai ucapan nya, terdengar seseorang memberi salam dari luar rumah.

"Assalamualaikum", ucap seseorang.

"Waalaikumsalam", ucap Nayla dan argan.

"Om idaaaaan, " teriak argan sambil membuka pintu dan langsung melompat ke pelukan pria tersebut hingga membuat pria tersebut oleng dan hampir jatuh.

"Astagfirullah, argan kasian tuh om idan nya" ucap wanita tersebut.

"Udah nay, gak papa dah biasa juga" ucap pria tersebut yang ternyata zidan.

Ya, anak yang ia gendong adalah anak nya Nayla.

"Om idan bawa mainan nda? Algan pengen loh main-main mobil-mobil ditaman" ucap argan dengan lidah cadel nya.

"Yasudah ayo kita berangkat soalnya om bawa mobil-mobil an nih" ucap zidan dengan semangat.

"Nayla, saya pergi dulu ya bareng argan" ucap zidan dengan senyum.



TBC
(To be continue)

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang