Chapter 44

3.2K 77 1
                                    

Nayla dan zarah pun menyusul gus ivan dan zidan yang sedari tadi jalan meninggalkan mereka.

"Assalamu'alaikum" ucap mereka sambil melihat ummi fatwah yang sedang tersenyum melihat kedatangan mereka semua.

"Waalaikumsalam" jawab ummi fatwah, abi haedar dan juga ustadz khalid.

"Ummi... Nayla masakin makanan kesukaan ummi. Sup bayam juga lauk yang lain. ummi pasti gak terlalu suka makanan RS karena bau obat" ucap Nayla sambil membuka rantang yang ia bawa satu persatu.

"Wahh... Untuk kami juga ada? " tanya ustadz khalid tergiur.

"Ini semua untuk ummi bukan untuk kamu" ucap gus ivan menengahi.

"Ente ini van, kan ane juga laper" jawab kesel ustadz khalid.

"Udah-udah, untuk ustadz khalid dan abi juga ada kok. Nay udah siapin jadi tenang aja"

"Allhamdulilah" ucap syukur ustadz khalid sembari mengelus dada.

"Eh? Saha maneh? " tanya ustadz khalid saat melihat ke arah zidan.

"Kasar nya....  " ucap zarah.

"Ha? Eh maap nya ane kagak tau bahasa Sunda itu aja ane liat di Toktok hehe" ucap ustadz khalid.

"Tiktok bukan toktok, kamu ini selalu saja memformat bahasa-bahasa" sahut gus ivan melihat tingkah ustadz khalid.

"Perkenalkan nama saya zidan. " ucap zidan memperkenalkan diri ke ustadz khalid.

"Owh... Ente temen nya  ivan?  Tanya ustadz khalid yang diangguki dengan cepat oleh zidan.

" eh? Kalian sudah datang? " ujar Abi haedar melihat banyak orang berkumpul.

"Iya abi. " ucap gus ivan menyalimi tangan abi nya.

"Ummi mau makan? " tanya nayla .

"Nanti saja, ummi lagi gak selera makan" tolak ummi fatwah.

"Tapi kan itu berguna untuk menambah stamina nyai, kalo nyai gak makan itu sama aja nyai sengaja gak menambah kekuatan tubuh nyai " jelas zarah.

"Assalamu'alaikum nenek! " sapa argan dengan ceria.

"Waalaikumsalam, cucu nenek. Maa syaa allah tampan nya" ucap ummi fatwah sambil mengelus kepala argan.

"Kakek kenapa tidak disapa? " ucap abi haedar dengan  wajah pura-pura merajuk.

"Kakek juga assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab abi haedar sambil tertawa pelan.

Zidan, ustadz khalid dan Gus ivan pun duduk di sebuah sofa mengikuti argan.

"Eh? Neng yu kemana? " tanya ustadz khalid sambil celingak-celinguk mencari keberadaan yuyun.

"Neng yu? Neng yu itu siapa tad?" Tanya zarah reflek.

"Yuyun maksud ane" jawab ustadz khalid sambil  terkekeh.

"Astagfirullah kamu tidak boleh mencari cari seseorang yang bukan makhrom kamu. Istighfar lid, istighfar" ucap Gus ivan sambil menasehati.

Ustadz khalid pun langsung beristighfar mengikuti ucapan Gus ivan sambil memejamkan matanya.

✨✨✨

" teh  yuyun, iqbal keluar dulu ya? Pengen nongkrong bareng temen soalnya" ucap seorang anak remaja yg berusia sekitar 19 tahun. Ia yang baru lulus SMA dan sekarang telah memasuki Masa MABA (Mahasiswa Baru).

Yuyun pun yang mendengar suara iqbal pun keluar dan membuka pintu kamar nya dan melihat anak remaja itu berdiri dengan pakaian rapi namun masih terkesan anak muda.   Dengan baju kaos oblong dan jaket kulit, celana jeans serta topi hitam menambah kesan tampan nya.

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang