chapter 42

4.1K 86 3
                                    

Di sepanjang perjalanan, suasana terasa sunyi, dengan suara-suara kendaraan yang berlalu lalang. Apalagi dengan gus ivan yang sangat serius menyetir mobil dan tidak membuka suara sama sekali.

Nayla pun berusaha untuk mencairkan suasana" kita pulang kemana? "

Gus ivan pun menoleh singkat ke arah nayla dan kembali fokus pandangan kedepan " ke ndalem aja nay, apalagi kamu belum pernah kesana lagi kan? "

Nayla pun mengangguk, walaupun ada sedikit keraguan dalam hati untuk menginjakkan kaki lagi ke ndalem.

Tak berapa lama, mereka pun memasuki kawasan pondok pesantren dengan terlihat Tiang besar yang bertuliskan nama pondok pesantren tersebut.

Gus ivan pun memarkirkan mobil nya tersebut di parkiran dan, turun dari mobil kemudian menggendong argan ke dalam kamar.

Nayla hanya mengikut dari belakang sambil sekali-kali melihat sekitar pesantren yang tidak terlalu berbeda dari 5 tahun yang lalu.

"Nay, kamu ngapain disitu? Ayo masuk" ucap suami nya tersebut.

"Assalamu'alaikum" ucap nayla sambil melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam".

" argan saya simpan di kamar kita, kamu masuk saja. Kalo kamu mau ganti baju, kamu buka aja lemari baju kamu masih ada di sana kok" ucap gus ivan sambil mengambil kembali kopiah yang ia simpan di meja tadi.

"Emang nya gus mau kemana? "

"Saya mau ke ustadz agam dulu"

Nayla pun menganggukkan kepala nya dan memasuki kamar gus ivan ralat kamar mereka berdua maksud nya.

Nayla pun melihat bahwa tata letak kamar ini tidak berubah masih saja seperti dulu.

Mata nayla terus berkeliling melihat isi kamar tersebut, sampai mata nya berhenti pada satu benda yang membuatnya tersenyum sekaligus heran.

"Ini, gantungan kunci pororo dari tas ku kan? "

"Kenapa bisa ada disini? " sambung nayla.

Nayla pun kembali menatap sekeliling dan berjalan ke arah lemari pakaian. Ia pun perlahan membuka dan melihat baju nya lipatan nya sangat rapi, malah seperti tidak disentuh sama sekali. Namun, wangi lemari tersebut menyeruak keluar, nayla seakan dejavu dengan wangi tersebut.

"Ini, parfum ku waktu masih mondok bukan ya? " tanya nayla sambil mencari keberadaan parfum tersebut di lemari.

"Mana ya? " gumam nya sendiri.

Setelah beberapa saat mencari, nayla pun mendapatkan benda yang ia cari, dengan wajah senang ia pun menyemprot kan sedikit parfum itu ke telapak tangannya.

"Wangi nya bikin aku inget jaman mondok deh" ucap nya terkekeh.

Krikkk.....


Suara pintu di buka membuat nayla menoleh kearah belakang, terlihat gus ivan yang baru datang.

"Kamu ngapain nay? " tanya gus ivan heran.

"Aku banyak pertanyaan buat kamu gus" ucap nayla sambil berjalan menuju gus ivan.

"Ini udah malem nay, kita harus istirahat buat dateng lagi besok ke RS"

"Yaudah deh, tapi janji bakalan jawab"

"Janji.. "

Begitulah jawab gus ivan yang langsung diangguki oleh nayla, karena jujur nayla sekarang juga cukup ngantuk. Mereka harus beristirahat dan menyiapkan tenaga untuk esok hari pikir nayla.




Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang