Chapter 40

4.5K 78 0
                                    

Terlihat, seorang gadis yang sedang menangis didalam kamar. Ia mengunci dirinya di dalam kamar agar tak satupun orang memasuki kamar nya.

"Nak.... " panggil seorang wanita paruh baya yang seperti nya ibu dari gadis tersebut.

"Aku gak mau!!" teriak sang gadis tersebut.

"Kenapa bun? " tanya seorang lelaki yang merupakan suami dari wanita paruh baya tersebut.

"Lala yah, lala ngunciin diri nya dalam kamar, dan Dia juga gak mau makan. Bunda khawatir" ucap wanita paruh baya itu yang ternyata bunda dari lala.

Iya, gadis yang mengunci dirinya dalam kamar adalah lala.

"La, ini ayah. Kamu gak mau makan? Ayah suapin sini"  ucap ayah lala membujuk.

Lala yang mendengar itu pun membuka pintu dan memperlihatkan hijab yang acak dan mata yang sembab sebab menangis terlalu lama.

Lala memang sangat dekat dengan ayah Nya. Dibandingkan dengan bunda nya ia lebih dekat dengan ayah. Maka dari itu ia sangat nurut dengan perkataan ayah nya.

"Ayah~, lala gak mau. Bener-bener gak mau, bagaimana kalo azzam malah nyelingkuhin lala? Bagaimana kalo azzam malah KDRT in lala? Kan banyak berita-berita begitu" ucap lala membujuk ayah nya dan berharap semua omongan nya mempengaruhi ayahnya.

"Hust..  Jangan berpikir begitu. Ins yaa allah, azzam tidak begitu orang nya" ucap lembut ayah lala yang bernama Ayah Andi.

"Iyah, lala jangan berpikir begitu nak. Gak boleh" ucap bunda dita.

"Bunda, ayah lala mohon banget. Batalin yah" pinta lala.

"Lala, ini udah hampir waktu pernikahan kamu. Dan kamu minta di batalin? Disaat semua undangan udah di sebarkan? " ucap ayah andi dengan suara agak tinggi.

"A-ayah, m-maaf tapi lala gak mau ama azzam" ucap lala sambil menangis.

"Sudah! Ayah gak mah denger apapun lagi.  Kamu sekarang harus makan dan mandi karena Sebentar lagi keluarga azzam mau berkunjung" ucap ayah andi sambil menarik bunda dita.

Dengan terpaksa lala pun menuruti permintaan ayah dan ibu nya. Ia pun memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama, keluarlah ia dari kamar mandi dengan segera turun ke bawah untuk mengisi perut nya yang sedari tadi memang sudah keroncongan.

"Eh? Non lala mau makan ya? Mbok siapin ya" ucap mbok sari.

"Gak usah mbok, biar lala aja" ucap lala sembari membalik piring di meja.

Ia pun mengambil berbagai lauk pauk yang ada di meja dan memasukkan kedalam piring nya.

"Wah-wah, ini bocah kecil-kecil tapi makannya versi kuli ya" ucap seorang lelaki di belakang lala.

"Apaan sih? Bang al gak usah banyak ngomong deh adek laper ini" ucap lala dengan mata yang menatap kesal ke arah lelaki tersebut yang ternyata kakak laki-laki lala

"Kata ayah kamu gak makan dari semalem? " ucap Al.

"Makan kok" ucap lala sambil tersenyum geli.

"Ha? Tapi kata ayah kamu gak makan" sambung Al.

"Abang Al gak tau kalo adek punya jurus ninja menghilang dan ngambil makan diem-diem? " ucap lala sembari menaik turunkan alis nya.

Al pun menggeleng kan kepala nya sambil tertawa pelan.

"Kamu udah gede la" ucap Al kini dengan wajah serius.

"Tapi aku gak mau nikah di usia dini" ucap lala.

Al refleks menjitak dahi lala sehingga mengeluarkan suara pletak! Sehingga sang empu mengaduh kesakitan akibat jitakan yang luar biasa sakit.

"Usia kamu yang segini mana ada masih dini, la, kasihan ayah. Ini juga bukan kemauan ayah, tapi kemauan kakek ini wasiat kakek la" ucap al menasehati adik perempuan nya itu.

"Tapi lala gak mau, gimana kalo abang aja yang nikah ama azzam? Aku ikhlas kok punya kakak ipar seperti azzam" ucap lala gamblang.

"Astagfirullah, kebiasaan kalo ngomong ngelantur. Emang kamu mau kalo punya kaka ipar cowok? Sementara abang aja cowok" ucap al kesal.

Lala hanya memperlihatkan cengiran nya .

"Bismillah aja la" sambung Al.

"Yaudah abang pergi dulu ke atas, byee"

Lala pun melihat  punggungAbang nya itu menaiki Tangga hingga ia tak terlihat.

Kini tinggallah lala sendiri yang merenungi perkataan abang nya itu.

"Tapi ini wasiat kakek"

Ucapan Al sungguh membuat lala pusing.

"Apa aku harus coba menerima azzam? " pikir nya.

"Lala? " panggil bunda dita membuat lala tersentak.

"Ha? Kenapa bun? " beo lala.

"Kenapa belum siap-siap? Abang Al mana? "

"Lala baru mau siap-siap emm kalo abang Al ada di atas " 

"Yaudah kamu siap-siap gih. Eh ini baju nya kamu pake yang ini aja" ucap bunda dita sambil memberikan sebuah box kecil.

"O-oh iya bun" ucap lala sambil berjalan meninggalkan bunda nya.

"DANDAN YANG CANTIK YA LA.. " teriak bunda dita membuat lala mempercepat langkah nya.

Sesampainya di kamar lala langsung membuang sembarangan box pemberian bunda nya itu ke sembarang arah dan melemparkan tubuh nya ke atas kasur nya yang empuk.

"Lala... Kamu pasti bisa. Bismilah coba aja" ucap lala menyakinkan diri untuk mencoba menerima semua yang terjadi.

Lama melamun, ia pun teringat dengan box pemberian bunda nya. Lala yang penasaran pun membuka box tersebut.

"Apa yah isinya" ucap lala kembali padahal ia sudah diberi tahu oleh bunda nya bahwa itu adalah baju.

"Wah.. Maa syaa allah cantik banget" teriak lala senang.

"Ini baju yang bakalan aku pake? Apa gak berlebihan kah? " ia pun mengambil baju itu dan mencocokan di badannya di depan cermin.

"Okeee... Fix kamu baju kesukaan kuu" teriak lala sambil berbaring kembali di kasur nya.

"Hoamm... Ngantuk nyaa" ucap nya sambil menarik banyak guling nya.

1 Jam Kemudian..

Tok... Tok...

"La... Lala... " panggil bunda dita.

"Lala nak... Kamu udah siap belom? " panggil bunda dita lagi.

Lelah memanggil terus, bunda dita pun membuka pintu kamar lala yang kebetulan tidak di kunci.

Bunda dita pun terkejut melihat anak nya itu sedang enak-enakan tidur sementara tamu sudah tiba.

"Lala!... " teriak bunda dita sambil menarik selimut anak nya itu.









Haiii temen-temen. Maaf ya chapter ini dominan lala, bukan dominan lagi sih tapi emang lala semua. Gak papa yah mwhehe...

Jangan lupa vote and komen🥳🥰.

Papayyyy

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang