Chapter 37

4.3K 107 2
                                    

Terlihat nayla yang mengusap sedikit demi sedikit bagian tubuh mertua nya itu dengan tisu basah.

"Nay, kamu pulang aja. Biar aku yang jaga ummi" ucap gus ivan kepada nayla.

"Gak papa, gus biar saya saja" ucap nayla tanpa mengalihkan pandangan nya dari ummi fatwah.

"Nayla, sini deh ada yang mau aku bicarain ama kamu" panggil yuyun kepada nayla.

Nayla pun berjalan menuju yuyun yang berada di luar ruangan ummi fatwah.

"Ada apa yun?  " tanya nayla.

"Jadi gini, aku kan ngasih kabar ke zarah dan lala kalo nyai fatwah masuk RS dan zarah ngomong kalo kamu belum jemput argan" ucap yuyun.

"Astagfirullah, aku pulang dulu yah" ucap nayla yang di tahan oleh yuyun.

"Allhamdulilah Nya udah di jemput ama zarah sekalian nge jemput pia. Tapi zarah hanya nganterin sepotong soalnya ada zidan yang bawa argan" jelas yuyun.

"Owh begitu" ucap nayla.

"Em.. Ning salwa kemana? Dari tadi aku gak liat dia" ucap nayla.

"Allhamdulilah, akhirnya kamu nanya ini" ucap yuyun senang.

"Maksudnya? "

"Ini waktu nya nay, tapi aku gak bisa ceritain ini ke kamu. Aku gak berhak, jadi kamu tanya ke gus ivan aja".

" kenapa sih? "

Yuyun hanya diam, karena penasaran. Nayla pun akhirnya memberanikan masuk ke dalam ruangan kembali dan melihat gus ivan yang sedang memegang erat tangan ummi fatwah.

"Gus.. " panggil nayla membuat gus ivan menoleh.

"Ada yang saya tanyain" ucap nayla dengan formal.

Gus ivan hanya tersenyum tipis dan berkata" jangan terlalu formal nay. "

"Yasudah, mari. Abi, ivan keluar dulu" ucap gus ivan pamit kepada abi haedar.

"Yasudah " ucap abi haedar mengizinkan.

Keluarlah gus ivan, bersama nayla menuju taman rumah sakit.

Sambil berjalan gus ivan pun bertanya " apa yang ingin kamu tanyakan?

"Ini masalah, ning salwa" ucap nayla sambil berhenti berjalan.

"Kamu mau bertanya apa tentang salwa?" ucap gus ivan sambil duduk di sebuah kursi di taman.

"Ning salwa kemana gus? "

"Kamu mau saya ceritakan semua nya nay? Semua nya yang membuat hubungan kita ini renggang? " ucap gus ivan.

Nayla awalnya terdiam dan ragu. Namun ia tak mungkin selalu begini. Akhirnya nayla pun mengiyakan.

"Iya gus semua nya"

"Jadi, disaat kamu mendengar bahwa salwa mengatakan kamu akan di pulangkan ke keluarga kamu di kampung. Dan mengambil anak kamu, disitu saya tidak setuju nay. Tetapi kamu tidak mendengar semua nya kamu malah menyimpulkan sendiri.  Disitu saat saya mencari kamu, kamu gak ada nay. " jelas gus ivan sambil menatap nayla.

"Jadi? Nayla salah paham? " ucap nayla sambil menatap gus ivan juga.

"Dan masalah salwa yang gak ada. Karena salwa udah meninggal 2 tahun yang lalu nay. saat kepergian kamu, salwa merasa bersalah telah berkata seperti itu dan membuat spikis nya terganggu. Karena, ia selalu memikirkan kamu dan terus merasa bersalah dan bersalah. Hingga pada suatu hari, saya lalai menjaga dia. Dan dia kabur dari ndalem dan berlari ke jalanan tanpa melihat kanan kiri. Sehingga salwa... " ucap gus ivan yang tak sanggup ia terus kan.

Nayla sedari tadi sudah menangis pun langsung berkata" semua ini karena aku kan gus? Aku yang udah buat ning salwa kek gini. Aku pantes di penjara, aku emang pengganggu. Aku pembawa sial gus"

"Udah, kamu bukan seperti itu. Itu semua gak bener. Kamu itu bagaikan cahaya nay, yang selalu menerangi dan menghangatkan kami semua dengan senyuman mu. Ataupun dengan perlakuanmu"

"Terus? Ning salwa bagaimana? "

"Dia tabrak truk yang juga sedang mengebut" ucap gus ivan melanjutkan pembicaraan nya.

Tangisan nayla pun semakin kencang, sehingga gus  ivan pun memeluk nayla dan memenangkan dengan berkata bahwa ini bukan salah nayla.

Disisi lain, mereka tak sadar jika ada dua orang yang berbeda jenis sedang mengintip mereka dengan tersenyum senang.

"Mereka cocok ya? " ucap sang gadis itu.

"Iya cocok. Kapan ya? Kita kek gitu" ucap sang lelaki tersebut dengan melihat ke arah gadis itu.

"Ihh... Engga! No big! " ucap gadis itu dengan suara cempreng.

"Ane ini ustadz loh" ucap lelaki itu yang ternyata ustadz khalid.

"Dih, mau ustadz kek, mau gus kalo sifat nya kek antum! Ana gak mau" ucap yuyun sambil meninggalkan ustadz khalid

Ustadz khalid pun mengusap dada nya pelan, dan tersenyum tipis.

"Menarik" satu kata yang ia ucapkan dan menyusul yuyun dari belakang.

"Gus, nayla minta maaf. Selama ini nayla udah berdosa banget ke gus ivan" ucap nayla meminta maaf.

"Gak papa. Saya maklumin kok, kamu kan masih belia"

"Yaudah kita ke ruangan ummi lagi, siapa tau ummi udah siuman" ajak Gus ivan yang diangguki dengan cepat oleh nayla.

Tanpa sadar mereka berdua saling menautkan, jari mereka dan berjalan.

Sesampainya di sana, terlihat yuyun, abi haedar, dan ustadz khalid yang menatap mereka berdua dengan intens.

"Aciiieeeeee... Yang udah baikan" teriak ustadz khalid membuat nayla dan Gus ivan pun langsung melepas tautan jari mereka.

"Lah? Kenapa dilepas sih Nay? " tanya  yuyun dengan menaikkan turunkan sebelah alisnya .

"Udah-udah ini Rumah sakit, banyak orang yang butuh istirahat" ucap Gus ivan menasehati ustadz khalid.

"Iya bener disini itu ruang sakit" ucap nayla membenarkan.

"Ciee.. Yang udah baikan. Satu ngomong yang satu nge benerin" ucap ustadz khalid semakin menggoda mereka berdua.

Terlihat wajah nayla yang mulai memerah  merona karena malu.

"Eh itu kok muka nya nayla ada merah-merah nya? " tanya yuyun pura-pura tidak tahu.

"Sudah-sudah, allhamdulilah  kalian sudah baikan. Kan gini enak" ucap abi haedar menasehatin.

"Abi, nayla minta maaf ini semua salah nayla bi" ucap nayla dengan menundukkan kepala nya.

"Sudah-sudah, kamu jangan menyalahkan diri kamu. Namanya juga manusia kan tempat nya khilaf dan salah" ucap abi haedar memberi tahu.










Sampe situ aja dulu ya temen-temen. Gimana nih? Kalian seneng gak? Kalo Gus ivan balikan ama nayla? Atau ada yg milih kalo nayla ama zidan aja?

Okeee temen-temen jangan lupa vomen (vote and comen) okee?

Papayyy🙌👋😘

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang