Chapter 23

4.8K 104 0
                                    


Happy reading 💖




"Menurut ku, mengikhlaskan itu mudah, namun melupakannya bagi ku yang teramat susah"









"Assalamu'alaikum warahmatullah, Assalamu'alaikum warahmatullah" Gus ivan yang sedang sholat.

"Harus nya ente gak kek gitu van" kata ustadz khalid yang baru masuk kekamar Gus ivan.

Gus ivan pun membereskan sajadah nya dan duduk di sofa mini didalam kamar nya itu.

"Gak gitu gimana? Coba kamu yang berada di posisi saya? Gimana perasaan kamu? Kalau pun benar saya mau menikah lagi, gak mungkin dari lima tahun yang lalu sampai sekarang saya masih nyari Nayla" ucap Gus ivan frustasi.

"Ane tau, tapi cara ente nolak itu loh. Bener-bener kek anak dara" ejek ustadz khalid yang dilayangkan tatapan tajam dari Gus ivan.

"Yaudah deh gimane, kalo kita nyari istri ente besok tapi kite nyari nye di situ komplek A katanya di situ banyak banget wanita-wanita nih yang__

Belum selesai ustadz khalid berbicara Gus ivan langsung memotong.

" astagfirullah, saya mau nyari istri saya bukan nyari wanita-wanita lain" ucap Gus ivan kepada ustadz khalid.

"Bukan gitu! Makanya ente dengerin dulu apa kata ane" ucap ustadz khalid.

"Di komplek sana, banyak wanita-wanita yang siapa tau ada istri ente kata nya disana itu sebuah kontarakan-kontrakan" ucap ustadz khalid.

Komplek ada kontrakannya gak sih?

Pagi  pun tiba dengan suara ayam yang mulai bertanding memperlihatkan suara suara nya yang merdu nan indah.

"Ente ngapain? " tanya ustadz khalid saat melihat Gus ivan yang sedang bersiap-siap mengajar.

"Mau ngajar" ucap datar Gus ivan.

Ustadz khalid pun menganggukkan kepala mengerti.

"Eh tapi bukannya jadwal ngajar ente kek ane? Sore" ucap ustadz khalid mengingatkan.

"Owh astagfirullah lupa" ucap Gus ivan sambil menemukan dahi pelan.

"Yasudah kalo gitu bantuin ane ketemuan ama hawa" ucap ustadz khalid.

"Astagfirullah, bukan mahram ketemuan sama wanita  apalagi belum menikah " ucap Gus ivan yang tak di indahkan oleh ustadz khalid.

Melihat ustadz khalid berjalan duluan Gus ivan pun mengikuti dan melihat temannya itu berjalan ke arah belakang rumah.

Ustadz khalid pun menggunakan kedua tangannya layak nya seperti teropong.

"Hawa, kiw-kiw" ucap ustadz khalid memanggil.

Gus ivan pun celingak-celinguk mencari yang bernama hawa.

Dan terlihat sebuah kambing jantan berlari ke arah ustadz khalid.

"Hawa, ente kemane aje sih? Ane cariin juga" ucap ustadz khalid hingga membuat Gus ivan menjatuhkan rahangnya.

"I-ini H-hawa? " tanya Gus ivan terbata-bata.

"Iye, ini Hawa. " ucap ustadz khalid dengan memberikan rumput untuk dimakan kambing jantan itu.

"Ini jantan, bukan betina. Gak cocok namanya Hawa" ucap Gus ivan yang awalnya berpikir bahwa Hawa adalah manusia namun ternyata di luar nurul.

"Kambing, kambing ane kenapa ente yang sewot" ucap ustadz khalid sensi.

"Serah, dah serah" ucap Gus ivan lelah.


Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang