Chapter 45

2.8K 79 2
                                    

Terlihat abi haedar yang keluar dari ruangan dokter dengan kaki yang terkulai lemas, hingga rasa nya ia tak bisa untuk melangkah kan kaki nya untuk berjalan.

Perkataan dokter tersebut mengenai kondisi istrinya membuatnya pusing. Terngiang-ngiang terus dikepala nya hingga ia hampir menabrak seseorang yang juga berjalan di depannya.

BRUKKK....

"Eh maaf-maaf pak saya engga sengaja"  ucap pemuda tersebut sambil menundukkan kepala nya.

"Ah, tidak apa lagi pula saya juga salah karena jalan tidak konsen" ucap abi haedar juga meminta maaf.

"Sekali lagi saya minta maaf Pak, dan saya pamit dulu permisi" ucap pemuda itu berlalu meninggalkan abi haedar.

Abi haedar pun tak ambil pusing dan kembali berjalan ke arah ruang inap istri nya.  Terlihat di depan sana, ada Gus ivan dan nayla yang menunggu kedatangannya.

Abi haedar pun segera memperbaiki ekspresi wajah nya agar tak terlihat kesedihan nya.

"Abi, bagaimana kata dokter? Apakah ummi sudah baik-baik saja? Dan diperbolehkan untuk pulang??.. " tanya Gus ivan berturut-turut.

Abi haedar hanya tersenyum lalu berkata " kata dokter ummi mu sudah bisa pulang hari ini"

"Allhamdulilah, ummi udah bisa pulang " syukur nayla.

Terlihat zidan yang berjalan ke arah mereka bersamaan dengan zarah yang dari belakang.

" Eh? Zidan dan... Zarah? Kalian mau kemana? "

"Nay, saya sudah harus pulang. Dan karena saya kesini bareng dengan zarah, jadi pulang Nya dengan zarah juga" tutur zidan sambil menatap ke arah nayla yang mangut-mangut.

"Owh, baiklah jika seperti itu, saya mau berterima kasih karna kalian sudah mau datang kesini untuk menjenguk ummi saya" ucap Gus ivan  kepada zidan dan zarah.

"Iya... " ucap serempak zidan dan zarah. Mereka terkejut karena ucapan mereka sama, sehingga refleks mereka saling menatap, walau hanya 3 detik.

Zarah langsung  memutuskan kontak mata tersebut dan menundukkan kepala malu, apalagi saat ini mereka bukan hanya berdua namun, ada nayla, Gus ivan dan yang paling parah nya ada pak kyai haidar. Dan lala dan yuyun di depan pintu.

"Acieeee... Cieeee... Yang lagi PDKT an kok meni kompak pisan euy.. " teriak lala heboh hingga membuat telinga penging.

"Astagfirullah, suara lo gede banget woy!! " ucap yuyun kesal sembari mengusap pelan telinga nya yang penging sebab suara lala yang luar binasa  keras nya, eh biasa maksudnya.

"La... Suara kamu itu loh, gede banget. Kamu jangan gitu la, kasian orang yang lagi sakit mereka butuh istirahat" ucap nayla menasehati.

Lala pun terdiam lalu menyengir kuda  dan berkata " maap soalnya aku gemes liat zarah ama emm zizan, eh zijan eh zindan hah? Siapa sih? "

"Zidan" ucap zarah memperbaiki membuat lala mangut-mangut dengan  mata yang sengaja menggoda zarah.

Zarah hanya menggelengkan kepala nya saat melihat lala yang sangat-sangat sengaja mengejek nya dengan zidan di depan semua orang.

"Baiklah kalo begitu, kami pamit dulu, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" ucap mereka serempak dan melihat zidan dan zarah yang berjalan menuju parkiran RS.

Di saat berjalan, posisi mereka yaitu zidan yang berjalan di depan sedangkan zarah berjalan pelan di belakang. Agak jauh dari zidan, membuat zidan menoleh ke arah zarah. Zarah yang dilihat langsung terkejut dan terdiam tak melangkah.

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang