Chapter 20

5.7K 104 1
                                    

Sekarang sudah terlihat pukul 22:54 dan Nayla pun sudah melihat bahwa argan telah tertidur.

"Gus, dihati ini ntah mengapa tak bisa melupakan mu? Aku pikir 5 tahun itu cukup buat melupakan mu. Namun, ternyata tidak. Gus bagaimana ini? Zidan sendiri juga berkata bahwa ia ingin memperjuangkan ku" ___batin Nayla yang tak sadar ia bahwa sebuah cairan bening yang telah tak bisa ditangkuk oleh mata nya dan terjatuh di pipi chubby.

Derttt... Derttt...

Suara ponsel yang mengagetkan Nayla, seketika melihat bahwa ternyata yang menghubungi nya itu zidan.

"Iya, assalamu'alaikum" jawab Nayla.

"Wa'alaikumsalam Hallo nay, argan dah tidur blom? " ucap zidan basa-basi.

"Udah " ucap Nayla sambil melirik kearah argan yang telah tertidur.

"Nay, maaf ya aku nelpon kamu malem-malem gini. Juga akhir-akhir ini saya jarang ketemu ama kamu dan argan".

" gak papa lagi pula aku tau kamu kan kerja juga kan. "

"Iya, aku kerja" ucap zidan dengan tersenyum.

"Gimana kalau besok kamu ama argan aku ajak jalan-jalan? " ajak zidan

"Aku gak mau tapi gimana cara nolaknya"__batin Nayla tak enak.

"Nay... "

"Nay... "

"Nayla.... Hallo... Mati apa ya ini ponsel nya, nay ... " ucap zidan saat tak mendengar suara Nayla.

"O-owh i-iya.... Kenapa? " tanya Nayla terbata-bata.

"Gimana ajakan saya? "

"I-iya ins yaa allah " ucap Nayla.

"Allhamdulilah, saya jemput atau__

Belum selesai zidan berbicara Nayla pun langsung memotong ucapan zidan.

" gak usah, kamu sherlock aja alamat nya ntar aku ama argan yang kesana" ucap Nayla final.

"Oke, yaudah kamu tidur deh gak boleh begadang see you assalamu'alaikum" ucap zidan dengan senang.

"Waalaikumsalam" ucap Nayla dengan cepat-cepat memutuskan hubungan telpon nya.

Nayla pun tak ingin terlalu memikirkan perkataan zidan waktu itu, ia pun kekamar mandi untuk wudhu lalu tidur.

Sementara itu ditempat lain terlihat zidan yang sedang berada di balkon kamar nya sembari tersenyum tipis.

"Salah gak sih? Saya suka sama istri dari sahabat saya sendiri? Dan apakah salah kalo saya tak ingin memberi tahu dimana keadaan Nayla kepada ivan untuk kepentingan saya sendiri? "___batib zidan.

" eitsss... Ngapain lo? " ucap teman zidan yang berjalan sembari membawa sebuah kopi ditangan nya.

" eh, nih buat lo" ujar nya sembari menyodorkan sebuah kopi buat zidan.

"Thanks... Tapi gw rasa lo lebih cocok buat minum tuh kopi semua biar lo bisa lebih leluasa inget cewek yang di jodohin ama lo" ucap zidan sambil memberikan kembali kopi tersebut kepada azzam, ya teman zidan yang dikantor itu adalah azzam.

"Sialanudin lo" ucap azzam kesal.

Zidan pun hanya tertawa sambil berbaring diatas kasur king size nya itu.

Kalau kalian mikir kalo zidan itu Sultan, yes . Zidan emang Sultan karena gini-gini juga bapak nya punya perusahaan baru bara cuyyy.

Sementara itu azzam yang masih di balkon pun termenung dan mengingat bagaimana imutnya wajah gadis yang dijodohkan pada nya itu saat ia menjahili nya.

Arsyil lalana.

Nama gadis tersebut selalu membuat azzam berdebar, nama itu yang selalu membuat azzam tersenyum.

"Woii lo jangan senyam-senyum kek gitu dong. Gw ngeri bjiirr" ucap zidan di kamar nya.

Azzam pun masuk kedalam dan mengunci pintu balkon. Btw azzam nih emang paling suka nebeng hidup di apartemen nya si zidan.

Emang sih si azzam ni istilah nya beban bagi si zidan, untung zidan Sultan.

🔹🔹🔹🔹

Tok.... Tok.....

Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar membuat gus ivan terkejut.

"Masuk gak kekunci"

Terlihat ustadz khalid yang membawa sebuah nampan makanan.

"Ngapain bawa kek gitu? " tanya gus ivan.

"Ini buat ente van, van ane tau kok ente lagi bingung mau nyari istri ente kemana tapi ente harus tau van. Disekitar ente banyak orang yang sayang ama ente jangan buat mereka kecewa dengan sikap ente yang hanya mementingkan untuk mencari istri ente" ucap ustadz khalid panjang lebar dengan kata-kata penuh makna

"Duh bijak bener ucapan ane" ucap ustadz khalid lagi yang membuat gus ivan menjatuhkan rahangnya. Pasalnya gus ivan benar-benar cukup terhura eh alias terharu dengan ucapan ustadz khalid yang baru ia ucapkan.

"Kasian ummi ente, nih ane disuruh bawain ente makanan takut ente kelaperan entar" ucap ustadz khalid menyimpan nampan tersebut ke meja.

"Iya disitu aja dulu, ntar saya makan" ucap gus ivan dengan mata yang ia fokus kan ke laptop nya.

"Ente terlalu memaksakan diri van, " ucap ustadz khalid yang tidak direspon oleh gus ivan.

Ustadz khalid tau bahwa gus ivan bukan tidak dengar namun, ia hanya lebih ingin berpikir sendiri sekarang.

"Ane tidur disini aja ya " izin ustadz khalid .

"Bukannya ustadz itu udah disiapin tempat tidur sendiri? " tanya gus ivan dengan tatapan sinis.

"Keknya di sini lebih enak, adem lagi" ucap ustad khalid.

"Gak keluar! " ucap gus ivan.

"Gak ah, dah enak-enak juga"

Gus ivan pun mau tak mau harus menarik paksa ustadz khalid agar mau bangun, namun sayang seberapa pun gus ivan mencoba ustadz khalid tetep tak ingin pergi.

Setelah sekian lama mencoba gus ivan pun pasrah sangat membiarkan ustadz khalid tidur di kamar nya itu.
Walau sedikit tak ingin pasalnya ustadz khalid yang sedikit banyak goyang jika tidur membuat gus ivan risih.

🔹🔹🔹

"Argan juga udah tidur, aku juga harus tidur deh" ucap nayla dan berjalan menuju kamar nya.

Namun sebelum ia menuju kamar nya ia pun lebih dahulu memperbaiki selimut argan.

Nayla juga tadi sempat wudhu di kamar mandi argan karena kebetulan juga ia ada disitu.

Ketika nayla sudah keluar dari kamar argan dan menutup nya ia pun berjalan memasuki kamar nya.

Saat ia memutar knop pintu terdengar suara pintu yang diketuk.

Nayla pun berjalan dan berkata siapa? Namun tak ada jawaban.

Nayla pun membuka pintu dan terkejut bahwa yang mengetuk adalah

TBC

Thanks ya guys udah dibaca semoga cerita nya seru yah, eh jangan lupa vote and comen.

NurulAzikin771

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang